Dua Puluh Satu

69 1 0
                                    

RENA
Aku terbangun dari tidurku karena cahaya silau masuk ke kamarku. Aku melihat jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 06.30.

"Setengah jam lagi deh," kataku. Lalu aku memejamkan mataku.

Baru saja beberapa detik aku memejamkan mata terdengar handphoneku berdering. Aku mengambil handphoneku yang ada di meja kecil samping kasur. Aku memicingkan mata melihat siapa yang menelponku sepagi ini. Aku segera mengangkatnya.

"Halo," sapaku sambil memejamkan mata. Masih mengantuk.

"Halo sayang... Kamu kok lama banget sih ngangkatnya," terdengar suara Reza di seberang sana.

"Apaan sih sayang-sayang. Emang siapa yang kamu panggil sayang, hah? Kucing tetangga?" tanyaku dengan nada sinis.

"Ya kamu lah... Siapa lagi coba. Emang kamu mau di duain sama kucing tetangga?" tanya Reza.

"Jangan-jangan bener lagi kamu selingkuh," kataku.

"Ya engga dong... Aku gak mungkin selingkuh sayang... Oh iya, kamu pasti baru bangun tidur, cepetan kamu bangun, mandi sana. Pokoknya aku sampe rumah kamu. Kamu harus udah siap," kata Reza.

"Emang mau kemana sih? Lagian aku gak ada jadwal kuliah, aku libur hari ini," kataku.

"Udah pokoknya aku sampe rumah kamu harus udah siap. Udah ya aku mau berangkat nih. Dah, sayang," kata Reza. Reza mematikan sambungan teleponnya.

"Punya pacar nyuruh-nyuruh mulu. Mendingan tidur lagi," gerutuku. Aku pun kembali memejamkan mataku dan tidur.

Ya, Reza. Aku sudah kenal Reza selama tiga bulan. Dan dia sudah menjadi pacarku selama dua bulan. Tapi ya begitu. Dia nyebelin banget sama kayak kakaknya. Tukang nyuruh-nyuruh.

Aku sedang tidur dengan nyenyak. Tiba-tiba ada yang menepuk pipiku.

"Rena, sayang bangun dong...," kata seseorang seperti suara Reza.

"Za, bentar lagi lah... aku masih ngantuk," kataku.

"Oh... kamu masih ngantuk... apa perlu biar kamu bangun aku cium kamu dulu?" kata Reza.

Aku membuka mataku lebar-lebar. Dan terlihat Reza sudah menatapku mesum.

"AAAA!!! MAMA!!!" aku berteriak kencang.

"Ada apa, Sayang? Reza apain kamu?" tanya mama terdengar dari dapur.

"Gak kok, Tante. Reza gak apa-apain Rena," teriak Reza.

Aku bangun dari tidurku dan duduk dipinggir kasur. Aku menatap Reza kesal. Reza menatapku mesum.

"Apa kamu mau aku bunuh, hah?!" tanyaku kesal.

Reza mendekatkan wajahnya ke wajahku. Otomatis aku langsung menjauhkan wajahku.

"Baru bangun tidur aja kamu udah cantik. aku jadi pengen cepet-cepet nikahin kamu," kata Reza

"Baru juga kenal tiga bulan," kataku sambil cemberut.

"Kok cemberut gitu sih. Ayo dong senyum. Kalo cemberut terus nanti kamu aku cium," kata Reza. Aku langsung mengubah ekspresiku menjadi senyum.

"Nah, gitu dong. Kan jadi tambah cantik. Ayo cepetan kamu siap-siap, abis ini kita berangkat," kata Reza menjauhkan wajahnya dari wajahku.

Cerita Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang