RAFAEL
"Gue harus ngomong ini pokoknya gue harus ngomong tentang semua ini ke Rena," gumamku dalam hati. Aku menghampiri Rena yang sedang mengobrol dengan Farida di gerbang sekolah."Mm... Rena," panggilku.
"Iya," kata Rena sambil menoleh padaku.
"Boleh gak minta waktunya sebentar, aku mau ngomong sesuatu," kataku.
"Oh, ya udah ngomong aja," kata Rena.
"Mm... tapi gak disini," kataku.
"Oh, ya udah," kata Rena.
"Ida, aku kesana sebentar ya," kata Rena pada Farida.
"Tapikan kita mau ke toko buku," kata Farida.
"Cuma sebentar kok, tunggu ya," kata Rena sambil tersenyum.
☔☔☔
FARIDA
"Kak Rafael mau ngomong apa sih sama Rena? Sampai harus empat mata," tanyaku dalam hati."Apa aku ikutin aja ya."
☔☔☔
RENA
"Si Rafa mau ngomong apa sih?" Aku bertanya-tanya dalam hati."Mau ngomong apa sih?" tanyaku.
"Mm...." Rafael bergumam tak jelas. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang sepertinya tak gatal.
"Gini.... Aduh, gimana ngomongnya ya," gumam Rafael.
"Ngomong apa sih? Ngomongnya yang jelas," kataku.
"Mm... Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanya Rafael.
"Hah?"
Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana. Jawabannya pun sangat sederhana, ya atau tidak. Namun aku baru saja mendengar pertanyaan itu, membuatku kaget setengah mati.
"Ma, maksudnya?" tanyaku bingung. Aku belum sepenuhnya mengerti.
"Gini...," kata Rafael sambil meraih tanganku dan menggenggamnya.
"Sebenarnya aku udah suka sama kamu, udah lama... Waktu itu aku udah pernah ngasih bunga, boneka sama coklat, itu sebagai tanda kalo aku suka sama kamu," kata Rafael.
"Rain, aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu mau kan jadi pacar aku?"
☔☔☔
FARIDA
"Rain, aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Rafael sambil menggenggam tangan Rena.DEG
"Kak Rafa? Benerkan dugaanku, kecurigaanku selama ini. Kak Rafa suka sama Rena," kataku dalam hati.
"Kenapa harus Rena sih? Kenapa dia harus suka sama Rena?"
Aku pergi dari tempat persembunyianku. Aku tidak mau mendengar percakapan selanjutnya. Aku takut untuk mendengar jawaban dari Rena. Aku takut jika Rena menjawab ya.
☔☔☔
RAFAEL
"Pacar? Semudah itukah kamu mengatakannya? Dan apakah saat menjalaninya juga mudah?" tanya Rena sambil melepaskan tangannya yang kugenggam. Aku hanya bisa terdiam"Tak semudah membalikkan telapak tangankan?" tanya Rena.
"Apa ini sebuah penolakan?" tanyaku.
"Perjalanan kita masih panjang, umurku baru 14 tahun sedangkan kamu baru 15 tahun. Kita pasti akan banyak menemukan orang-orang baru dan mungkin orang-orang baru itu lebih baik dari aku," jawab Rena.
"Jadi kamu gak mau jadi pacar aku?" tanyaku. Rena menggelengkan kepalanya.
"Ada orang yang lebih baik dari aku, sedang menunggu kamu. Percaya deh, dia udah lama suka sama kamu."
☔☔☔
Demikian sedikit cerita gaje dari saya. Kurang lebihnya mohon dimaafkan. Jika anda mengerti saya bersyukur ada orang aneh yang sama seperti saya. Jika anda tidak mengerti tidak apa.
Yang baik jangan lupa karena saya tidak akan lupa mengingatkan anda yang selalu lupa ngevote cerita gaje ini. Terima kasih
Revisi: 20 Maret 2018
Anita_Rain☔

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tentang Kita
Teen FictionAda apa diantara kita? Ada cerita apa? _____________________________________ "Rain, gue sayang sama lo." "Gue juga sayang sama lo. Sayang banget." "Gue sayang sama lo karena lo itu sahabat gue yang paling baik. Ya... walaupun lo itu kadang-kadang ny...