Dua notifikasi muncul selama Sungjae asik dengan kegiatannya. Selang beberapa menit setelah menyelesaikan salah satu bagian dari doodlenya, Sungjae melirik ponsel yang ia letakkan tak jauh dari sudut matanya. Lampu LED dari ponselnya berhasil membuat Sungjae mengalihkan sejenak kegiatannya dan membuka notifikasinya.
2 new chat
Itulah notifikasi yang ia dapatkan dari salah satu aplikasi chat yang disponsori oleh kampusnya itu. Tak lama menunggu, ia dengan segera membuka chat tersebut. Ia menerima pesan dari orang yang tak dikenalnya dengan username freshapple_jp. Isi pesan itu tidak terlalu penting dan penuh dengan basa-basi menurut Sungjae. Dengan tak niat pun ia membalas pesan itu. Ia hanya penasaran, siapa orang iseng yang menyapanya pagi ini.
Mungkin Minwoo. Batin Sungjae
Sebelum hendak melanjutkan kegiatan doodlenya, notifikasi kembali muncul. Sungjae pun kembali membukanya. Kali ini ia kembali mendapatkan pesan yang sama tak pentingnya dari orang yang sama. Ia pun hanya membaca chat tersebut dan meninggalkan ponselnya kembali di tempat semula.
Ia kembali melanjutkan doodlenya sembari menopang wajahnya dengan tangan kirinya yang sedang menganggur. Beberapa menit kemudian lampu LED ponselnya kembali berkedip menandakan adanya notifikasi terbaru.
Sungjae dengan malas melepaskan pensil dari tangan kanannya dan meraih ponselnya. Pesan dari orang yang sama. Awalnya Sungjae berniat meninggalkannya begitu saja, namun mungkin karena tangannya terlalu besar ia tak sengaja membuka pesan tersebut.
Dan...
Posisi duduk Sungjae berubah. Ia menegakkan badannya dengan memandangi layar ponselnya. Dengan cekatan ia mengetik balasan pesan dari orang tak dikenalnya itu, hingga gerakannya membuat pensil yang ia letakkan tadi terjatuh. Membuat beberapa pasang mata di sekitarnya mengarah padanya.
"Sori" ucapnya setengah berbisik pada beberapa mahasiswa yang nampaknya terganggu dengan 'kegiatan tambahan' yang ia lakukan. Sungjae kemudian mengambil pensil yang ia jatuhkan dan kembali mengecek ponselnya. Di saat bersamaan satu chat pun masuk.
Tak kalah dengan chat sebelumnya, kali ini Sungjae semakin ketakutan dengan pesan yang ia terima. Bagaimana tidak? Pesan itu sangat rinci menjelaskan apa yang baru saja terjadi padanya.
Sungjae pun mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas. Namun hasilnya nihil. Ia tidak dapat mendeteksi siapa yang telah mengirimkannya pesan tersebut dari gelagat teman kelasnya pada saat itu. Untuk memeriksanya satu persatu pun Sungjae rasa tidak mungkin sama sekali, hal ini dikarenakan mahasiswa yang terdaftar pada kelas ini cukup banyak, yakni 80 orang. Sungjae pun pada akhirnya menyerah dan membalas chat tersebut dengan simpel, namun ia tidak dapat menyembunyikan perasaanya yang terusik dengan chat tersebut.
---
"Sungjae-ssi.. Annyeonghaseyo" sapa seorang gadis yang sejak tadi menunggu kesempatannya menyapa Sungjae.
"Hm, Annyeonghaseyo, Soohyun-ssi. Kau mengambil kelas ini?" respon Sungjae pada wajah yang cukup familiar baginya itu.
"Iya... tahun lalu aku tak sempat mengambil mata kuliah ini. Karena sepertinya tahun ini menyenangkan, maka dari itu aku mengambilnya."
"Oh..." Sungjae seperti tidak tertarik dengan percakapannya dan ingin segera beranjak dari tempat itu, namun sesuatu kembali mengusiknya, sehingga... "ah, Soohyun-ssi, apakah kamu tadi mengirimkanku chat?"
"Chat? Chat apa?" respon gadis yang dipanggil Soohyun itu bingung. Raut wajah gadis itu membuat Sungjae yakin bahwa pesan itu bukan berasal dari gadis yang menyapanya ini, sehingga percakapan itu akhirnya tidak ia lanjutkan.
"Ah, hm, anni. Kalau gitu saya balik duluan." Sungjae mengambil tasnya dan memberi senyum tipis pada Soohyun sebagai pertanda ia berpamitan. Ia tak sadar kegiatannya sedari tadi itu diperhatikan dengan seksama oleh sepasang mata di salah satu sudut ruang kelas itu.
---
"Yakin kau tidak mau ikut? Ayolahhhh..."
"Sekali kubilang tidak, ya tidak."
"Ayolah... jika kau memang tidak mau serius pada akademik, paling tidak berprestasilah pada klub mahasiswa."
"Ricky-ssi, kurasa kau sudah keterlaluan. Sudah berapa kali aku menolak tawaranmu? Apa kau tidak lelah?" protesnya setelah merasa privacy nya saat ini sangat terusik.
"Oke, aku minta maaf jika sudah keterlaluan. Tapi, klub kita sangat membutuhkanmu. Kau adalah ace kami di klub seni, Sungjae-ssi. Tolonglah kami," dengan memelas, bahkan setengah berlutut, lelaki berpostur pendek dengan nama Ricky itu pun memohon bantuan dari Sungjae.
"Aku tidak berminat untuk saat ini. Maaf" tegasnya. Aksi berlutut itu tidak memberikan efek pada Sungjae. Ia pun kembali meneruskan langkahnya hingga ponselnya kembali bergetar di sakunya.
Masih sambil berjalan ia membuka notifikasinya dan mendapati pesan baru yang membuat langkahnya kembali terhenti.
---
A/N :
Hayoooo gimana pendapatnya dengan dua chapter yang saya update bersamaan ini? Hehe😂
Sebenarnya saya berniat mengupdate ya besok, tapi kayaknya jadi bonus aja kali ini sekalian di update di hari yang sama.
Jadi sepanjang fanfic ini berjalan, saya akan memisahkan isi chat room dan pov pada chapter yang berbeda. Semoga kalian menikmatinya~
Saya akan melanjutkan beberapa chapter berikutnya dengan interaksi chat antara 6_zzaldow dan freshapple_jp. So, selamat menantikan dan jangan lupa tinggalkan komentar serta votenya untuk setiap chapter yang saya update!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Fresh like an Apple • C O M P L E T E
Fanfiction(Last Chapter private!) Fresh like an apple, itulah Park Sooyoung. Gadis ceria ini bercita-cita membuat semua orang di sekitarnya menjadi bahagia. Misi terbesarnya kali ini adalah membuat Yook Sungjae, pemuda tampan berwajah masam, dapat tersenyum d...