Di hari Minggu ini seperti hari-hari biasanya, Sungjae akan bermalas-malasan di kamarnya. Berguling-guling, membaca komik dan menunggu chat dari Sooyoung.
Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, ia pun dengan gontai membuka pintu kamarnya dan mendapati kakaknya sudah ada di sana.
"Cepat makan! Kau ini pemalas sekali, tidak berubah!" omel kakaknya pada Sungjae yang tampangnya tak karuan, kakaknya pun melirik ke dalam kamar Sungjae dan semakin mengupgrade omelannya, "yaampun, nih bocah, kamar berantakan gini! Gimana kalo Sooyoung dateng ke kamarmu, hah? Tidak malu, apa?!"
"Noona, ini hari Minggu! Lagian ngapain Sooyoung masuk ke kamar ini..." bela Sungjae sambil menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Yakin Sooyoung tidak bakalan masuk ke sini?" Sungyoung memicingkan matanya dan memamerkan smirk ke arah adiknya itu, membuat Sungjae menjadi salah tingkah, "hm sudahlah, beresin gih! 10 menit lagi kakak tunggu di bawah! Kalau tidak, kakak bakalan telepon Sooyoung."
"Iyaa... iya.." jawab Sungjae malas dan masuk kembali ke kamarnya setelah kakaknya berlalu. Ia hendak menenggelamkan dirinya kembali di lautan kasur, namun tiba-tiba pikirannya mulai membayangkan apa yang kakaknya tadi katakan.
Imajinasinya mulai membayangkan Sooyoung berada di kasurnya, terlelap, dengan t-shirt kebesaran miliknya dan celana pendek, serta rambut yang berantakan. Sungjae menggigit bibirnya membayangkan hal itu benar-benar terjadi di hadapannya.
Wajahnya mulai memanas, begitu pula dengan seluruh tubuhnya. Tak lama ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan imajinasinya yang semakin nakal dan segera membereskan komik-komiknya yang berserakan di kasur. Ia tidak ingin kakaknya kembali mengamuk.
Setelah lumayan rapi, Sungjae merapikan sedikit rambutnya dan turun ke ruang makan. Betapa kagetnya ia melihat kakaknya sedang berbincang dengan ayahnya di meja makan. Wajah mereka sangat ceria, berbeda sekali dengan Sungjae yang kini terlihat tak tenang.
"Ah, Sungjae! Ayo, kita makan sama ayah, sudah lama kan ya?" ucap Sungyoung ketika ia melihat sosok adiknya yang masih diam di tangga rumahnya. Sungjae pun menurut dan berjalan malas menuju meja makan. Ia mendudukan dirinya di kursi yang berada di samping Sungyoung dan kembali memasang wajah cemberut, "ya! Anak tidak sopan! Beri salam pada ayah!"
"Annyeonghaseyo, abeoji," entah kenapa Sungjae memang selalu nurut pada kakaknya, sehingga harga dirinya terkalahkan dengan perintah dari kakaknya itu.
"Kau benar-benar penurut sekali pada kakakmu," ujar ayahnya sambil tersenyum puas, "ayah dengar, kau sudah punya pacar?"
"Darimana kau-" Sungjae hampir keceplosan berteriak, namun karena sadar lawan bicaranya ini adalah ayahnya yang notabene masih ia benci, ia pun mengubah intonasi suaranya menjadi dingin kembali, "hm, iya"
"Hahahaha kau sudah dewasa akhirnya, kau akan tau betapa rasa cinta itu memang sangat indah.." ujar ayahnya menggurui, membuat telinga Sungjae menjadi panas.
"Tidak perlu memberi nasihat, jika kau sendiri tidak mengerti arti cinta itu." jawab Sungjae sarkas. Membuat suasana di meja makan itu semakin panas.
"YA!" Sungyoung kembali mengomel pada Sungjae dan mencubit lengan adiknya itu yang kini sibuk meng-aduh ria, "apa begini kelakuanmu selama kakak tidak ada?"
"Sudahlah, Sungyoung-ie. Dia masih terlalu muda saat itu untuk mengerti." Ayahnya menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya, "ayah hanya ingin kalian bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fresh like an Apple • C O M P L E T E
Фанфикшн(Last Chapter private!) Fresh like an apple, itulah Park Sooyoung. Gadis ceria ini bercita-cita membuat semua orang di sekitarnya menjadi bahagia. Misi terbesarnya kali ini adalah membuat Yook Sungjae, pemuda tampan berwajah masam, dapat tersenyum d...
