Hari Minggu yang membosankan seperti akhir pekan lainnya yang telah lalui oleh Sooyoung dengan kegiatan mereview literatur untuk thesisnya. Namun sepertinya sedikit pengecualian untuk seminggu ini, karena Sooyoung memiliki teman—atau mungkin lebih tepatnya penguntit—baru yang notabene identitasnya pun masih sangat misterius bagi Sooyoung.
Pagi ini kembali mereka saling bertukar pesan. Mungkin Sooyoung sebegitu kesepiannya hingga ia terus meladeni pesan-pesan aneh lelaki itu. Ia mulai mengabaikan kegiatan intensnya dengan laptop semenjak pembahasan mereka mulai mengalir, namun tak lama kegiatan itu harus dihentikan karena keberadaan satu panggilan masuk yang menginterupsi alur percakapan mereka.
"Sooyoungie!" itulah suara pertama yang didengar oleh Sooyoung sedetik setelah menerima panggilan tersebut.
"Iya, Sungyoung eonni ada apa?" Sooyoung bangkit dari posisinya, entah mengapa ia mulai berharap sesuatu dengan panggilan tersebut. Akan kah sebuah kabar baik datang dari pemuda yang dirindukan oleh Sooyoung? Ia sendiri tidak begitu yakin.
"Kau bisa membantuku? Kami akan kedatangan keluarga dari luar negeri. Ayah sedang mengurus bisnisnya di Jepang, dan aku mendadak harus ke luar kota siang ini. Kau bisa membantu menjaga rumah dan menyiapkan beberapa keperluan? Soalnya ini mendadak, tolong aku yaa Sooyoungie~" dari ujung sana terdengar Sungyoung mulai memamerkan aegyonya, berharap sang lawan bicara dapat memenuhi permintaannya kali ini.
"Tapi kenapa harus aku, eonni? Aku kan bukan keluarga kalian.. Aku tidak berani." jawab Sooyoung kini sedikit ragu, mungkin ia juga sedikit kecewa bahwa tujuan kakak sulung dari Sungjae oppanya itu bukan untuk memberinya kabar yang begitu baik. Atau mungkin ia salah..
"Kau tak perlu khawatir, Sooyoungie~ Sebentar lagi kan kau akan menjadi keluarga Yook!" ucap Sungyoung dengan nada yang sedikit menggoda.
"Tapi..."
"Tolong aku Sooyoung. Pleaseee~~~~~" rengekan Sungyoung kali ini sepertinya cukup jitu, karena setelah sedikit memelas, akhirnya Sooyoung meng-iya-kan permintaan Sungyoung sebelumnya.
"Baiklah."
"Yess!!!" Sungyoung terdengar sangat senang mendengar persetujuan Sooyoung, hingga beberapa detik kemudian ia pun sadar dan mulai tenang kembali, "hm jam 11 kau bisa ke rumah, kan? Sekalian bantu aku juga beres-beres, ya?"
"Iya, eonni~~ dua jam dari sekarang aku akan berangkat!"
"Makasih Sooyoung~ bye!"
"Ne~" setelah menutup panggilan itu, Sooyoung segera melemparkan ponselnya di kasur dan berlari ke lemari bajunya. Ia melihat-lihat, pakaian apa yang tepat ia gunakan untuk bertemu keluarga Yook.
Kaos?
Blouse?
Rok?
Celana jeans?
Dia bingung, sepertinya tak ada satupun pakaiannya yang ia anggap pantas. Tak lama ia pun teringat, Sungjae pernah memberikannya sebuah dress untuk acara makan malam mereka sebelum Sungjae berangkat ke luar negeri. Dress itu masih terlihat baru, dan ia tak pernah menyentuhnya sejak ia gunakan bersama Sungjae.
Sooyoung menatap bayangan dirinya di cermin dengan dress yang ia cocokkan di badannya. Sepertinya ia terlihat cantik dengan dress itu, hingga membuat senyumnya mulai mengembang dan pipinya pun merona malu. Namun hal itu tak berlangsung lama, karena tak lama kemudian raut wajahnya kembali suram.
Melihat semua itu membuat Sooyoung seperti mengulang kembali memorinya bersama Sungjae. Seluruh kencan manis mereka terputar kembali bagaikan sebuah film di kepala Sooyoung kala menatap bayangan dirinya sendiri di depan cermin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fresh like an Apple • C O M P L E T E
Fanfiction(Last Chapter private!) Fresh like an apple, itulah Park Sooyoung. Gadis ceria ini bercita-cita membuat semua orang di sekitarnya menjadi bahagia. Misi terbesarnya kali ini adalah membuat Yook Sungjae, pemuda tampan berwajah masam, dapat tersenyum d...