Unexpected

1.5K 169 10
                                    

Siang ini Sooyoung terlihat sedikit tak bersemangat. Sejak semalam ia merasa badannya kurang fit. Biasanya ia langsung ceria kembali jika sudah mendapatkan tidur yang cukup. Namun kali ini kondisinya sama sekali tidak berubah walaupun ia sudah beristirahat.

"Kau kenapa? Wajahmu pucat,"

"Tak tahu, sejak kemarin aku kurang enak badan. Perutku juga melilit." eluh Sooyoung ketika sahabatnya menanyai keadaannya yang saat itu memang sangat 'tidak biasa'. Tentu saja, Sooyoung yang selalu ceria di situasi apapun, pada kali ini terkulai lemas di salah satu sofa perpustakaan dengan wajah yang pucat.

"Mau kuantar pulang?" tawar Yeri yang kala itu memang sedang tak ada jadwal kuliah.

"Anni. Gwaenchana, Yeri-ya. Aku bisa pulang sendiri kok!" Sooyoung bangkit dari posisinya dan meninggalkan sofa tempatnya beristirahat tadi. Namun raganya kali ini tak mengizinkannya untuk berpura-pura tegar, karena tak selang beberapa lama, badannya mulai sempoyongan dan perutnya semakin melilit.

"Tidak usah sok tegar! Sini aku yang bantu." Yeri memapah sahabatnya itu keluar dari perpustakaan. Badannya yang kecil itu dengan bersusah payah menyeimbangkan gerak mereka agar tidak sampai terjatuh.

Di sepanjang jalan, tak sedikit yang menanyai keadaan Sooyoung pada Yeri. Namun tidak ada satupun yang membantu Yeri memapah sahabatnya ini menuju tempat tinggalnya, termasuk dua orang pemuda yang kebetulan sedang berada di dekat sana.

"Hei, Yeri-ssi. Kenapa?" ucap salah seorang diantaranya yang bertubuh lebih rendah dibandingkan yang lain.

"Tidak kenapa-kenapa. Tidak usah bertanya." jawab Yeri ketus pada orang yang sangat dikenalnya itu.

"Yaaa jangan galak gitu dong! Kan cuma nanya." Kali ini Yeri malah menyosor pergi meninggalkan keduanya dan lanjut memapah Sooyoung yang kini tengah tertunduk.

"Mereka siapa?" tanya pemuda yang lain, ketika kedua gadis tadi telah berlalu dihadapan mereka.

"Oh itu. Gadis yang aku taksir. Hoobae kita, Sungjae-ya." jelas pemuda bernama Minwoo tadi, yang kemudian dibalas dengan anggukan oleh Sungjae, "makanya bergaul dong." goda Minwoo melanjutkan.

"Aku tidak tertarik untuk mengenal orang lain, bahkan berteman dengan mereka jika nanti pada akhirnya, toh, mereka akan meninggalkanku juga."

"Hei kalau begitu, kenapa bisa kau berteman denganku?" Minwoo mendekatkan dirinya pada Sungjae dan merangkul mesra sahabatnya itu "Ahhh jangan-jangan kamu itu....."

"Sial," Sungjae menepis rangkulan sahabatnya itu dan mendaratkan sebuah tendangan keras pada paha Minwoo, "siapa bilang kau temanku, kau saja yang selalu mendekatiku jadi aku tentu saja menerima. Lagian aku punya tembok pertahanan di sini, di sini, dan di sini." ujarnya sembari memperagakan bahwa ia dikelilingi oleh tembok virtual disekitarnya.

"So it means aku berhasil dong merobohkan tembok pertahananmu itu," Minwoo kemudian memeluk sahabatnya kembali yang kemudian dibalas tamparan oleh Sungjae kali ini, "hei, aku bisa melaporkanmu dengan tuduhan kekerasan lho! Hei, tunggu aku!" Minwoo kini mengejar Sungjae yang kini sudah berjalan 7 meter di depannya.

---

Niatku pagi ini untuk mengejar gadis misterius itu gagal, ini semua karena ulah makhluk tengil satu ini, nih. Sungjae melirik ke arah Minwoo yang kini dengan wajah tak bersalah terlihat tersenyum ke arah Sungjae.

"Why, babe? Kok aku dijutekin gini?" ucap Minwoo sembari memetik gitar yang kini ada dipangkuannya.

"Ini semua karena ulahmu!" Sungjae bangkit dari bangkunya dan berjalan ke arah drum set yang berada di pojok studio musik kampusnya itu, "karena kau memaksaku menonton film Conjuring semalam, aku tak bisa tidur semalaman dan sibuk menutup semua cermin di dalam rumahku. Aku sampai kesiangan gara-gara ulahmu, padahal aku sudah berencana untuk-" Sungjae berpikir sejenak sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya.

"ah sudahlah" eluhnya. Minwoo hanya tertawa merespon tingkah sahabatnya yang sangat takut film horror itu. Sungjae pun memukul simbal dengan cukup keras untuk menghentikan kegiatan Minwoo tersebut, "hei jangan tertawa! Aku serius marah padamu!"

"Oke. Oke, tenang....." Minwoo berusaha menghentikan tawanya dan kembali fokus pada Sungjae yang kali ini benar-benar terlihat tidak senang, "memangnya apa yang kau rencanakan pagi ini, sampai kau begitu marah padaku?"

"Bukan hal yang penting." Sungjae kemudian memukul asal bagian snare dan tom pada drumset di hadapannya.

"Hahahahahahaha bukan hal yang penting? Tapi kau sampai ingin merusak drumset milik drummerku seperti ini? Hei, hei, sudah! hentikan!" Minwoo kini bangkit dan segera menghentikan niat Sungjae untuk benar-benar merusak drum tersebut. Ia tidak ingin mengganti kerugian pada kampus dan tak lagi dipercaya untuk menggunakan studio musik ini, hanya karena amarah Sungjae jika drumset itu benar-benar dirusaknya.

"Ini semua karenamu, tahu!" Sungjae masih melanjutkan kegiatannya memukul-mukul keras drumset itu, namun kali ini dengan setengah bergulat dengan Minwoo.

---

"Park Chanyeol, karena mata kuliah itu, kelulusanmu selalu tertunda. Kau tahu, ini sudah kedua kalinya kau mengulangnya. Bukankah ini sudah sangat berlebihan?" ucap salah seorang pria paruh baya sembari memukul-mukul mejanya.

"Maaf, tapi... kau tahu, Park Soo Jun sonsaengnim sepertinya selalu mencari-cari kesalahanku sehingga aku pada akhirnya tidak dapat melulusi mata kuliahnya." ujar pemuda bernama Park Chanyeol itu membela diri.

"Kalau begitu, kau kan bisa mencari cara untuk mengatasinya. Mengapa kejadian ini selalu berulang?"

"Maaf, ayah. Saya sedang mencari cara untuk hal itu. Mohon kau sabar.."

"Oke. Kali ini aku akan memberimu kesempatan lagi. Tapi ini yang terakhir kali, aku sudah tidak tahan dengan dirimu yang terus mempermalukan nama ayah di kampus ini dengan record perkuliahanmu itu." ucapan pria itu membuat jemari Chanyeol mengepal di balik badannya sebagai suatu cara agar ia dapat menahan amarahnya yang mulai memuncak.

Dasar, gara-gara pria tua itu..

---

A/N :
2 chapter update!!! Sooyoungnya sakit, Chanyeol juga mulai kecium-cium nih aura liciknya..
Oh ya, sebelumnya saya juga mau mohon maaf ya chingudeul, kalau belakangan ini saya bakalan kesulitan untuk update chapter~
Soalnya saya lagi KKN di pelosok, dan sulit banget nyari sinyalnya😭😭😭
Tapi tenang aja, karena beberapa chapter ke depan sudah saya simpan sebagai draft, jika sempat dan bisa dapet sinyal akan saya update segera chapternya~
Jadi, jangan lupa komen dan vote yaa!🙆🙆🙆

Fresh like an Apple • C O M P L E T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang