First Date?

1.8K 208 15
                                    

Setelah menaburkan bedak, memoleskan lip balm, memakai parfume dan merapikan sedikit rambutnya, Sooyoung akhirnya memberanikan diri untuk keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamunya di lantai dasar.

"Kau lama sekali di atas! Temanmu sudah lama menunggu! Nih sekalian bawa ke sana." protes ibunya dari arah kulkas yang kini meminta Sooyoung membawa serta minuman kaleng dan camilan untuk tamunya yang sudah cukup lama menunggu.

Langkahnya terasa berat untuk segera menuju ruang tamunya. Meskipun masih belum pasti, tapi tak tahu mengapa, ia merasa sangat yakin mengenai identitas seseorang yang sedang menunggunya di sana.

Dan...














"Hei!" sapaan itu membuat Sooyoung bergidik ngeri, "bisa-bisanya kau tak membalas chatku dua hari ini dan masih bisa hidup dengan baik." lanjutnya dengan sarkastik. Membuat Sooyoung membayangkan kemiripan chat yang biasa ia terima dengan apa yang ia dengarkan saat ini. Terasa sangat familiar.

"O-oppa.. Mianhe." jawab Sooyoung dengan tertunduk. Ia pun segera mendudukan dirinya di hadapan pemuda itu yang kini terlihat cukup menyeramkan. Lelaki itu duduk menyandar dengan kedua tangan yang ia lipatkan di dadanya dan juga kaki yang ia silangkan. Dagunya ia naikkan, dan tatapannya sangat tajam seperti dapat merobek-robek Sooyoung menjadi beberapa bagian.

"Kau!" pemuda itu pun menghela nafasnya, "kau punya hutang padaku!"

"Hutang? Sejak kapan?" tanya Sooyoung kali ini bingung. Ia memikirkannya kembali. Menurut hematnya, ia tak pernah sekalipun meminjam sesuatu pada Sungjae, lelaki yang kini berada di hadapannya itu.

"Dasar. Kau sadar tidak sih? Kau punya hutang banyak." Sungjae kini menegakkan punggungnya dan membuat posisinya mencondong ke arah Sooyoung. Perpindahan posisi itu berhasil membuat cemilan yang sedari tadi dipeluk erat oleh Sooyoung mendarat mulus di permukaan lantai.

"He-eh.. oke oke, aku berhutang. Tapi.. hutang apa?" tanya Sooyoung masih belum paham. Ia kemudian menaruh cemilan dan sekaleng minuman bersoda yang sedari tadi ia genggam di meja yang menjadi jarak antara mereka berdua.

"Pertama. Kau bilang kau akan tetap berada di sisiku sampai kau membahagiakanku. Tapi kenapa kau mengabaikan chatku?" Ucapan itu membuat Sooyoung kemudian terkikih geli.

"Ah.. itu.. hihi mian. Aku.." Sebelum sempat menyelesaikan perkataannya, Sungjae memotongnya.

"Kedua. Kau punya utang mengajakku memancing. Kau ingat?" Sungjae meraih sekaleng minuman bersoda yang disodorkan padanya dan meneguknya hingga habis dalam sekali tegukan. Hal itu membuat Sooyoung menelan ludahnya.

"Itu kan..." lagi-lagi Sooyoung tak dapat menyelesaikan kalimatnya karena Sungjae kembali memotong pembicaraan, berusaha mendominasi.

"Dan yang ketiga.. Kau berjanji akan mengabulkan permintaanku karena kau tidak mengabariku saat kau sakit. Yang ini kau tidak dapat mengelak lagi!" protes Sungjae dengan tangan yang masih terlipat di dadanya, namun kini diikuti dengan bibir yang ia kerucutkan pertanda ia sedang kesal.

Penampilannya saat itu sangat keren, namun tingkahnya sungguh childish. Hal itu membuat Sooyoung semakin terkikih dan tak sadar memamerkan eyesmile-nya di hadapan Sungjae.

"Hei, aku serius!" mata Sungjae membulat sempurna melihat pemandangan dihadapannya, wajahnya mulai terasa panas dan beberapa kali ia terlihat mengerjapkan matanya. Tawa Sooyoung pun semakin menjadi-jadi.

"Kau lucu sekali, oppa. Maafkan aku. Hahahahhahaha.." Sooyoung kemudian menghembuskan nafasnya berusaha menghentikan tawanya saat itu, "oke, aku ingat. Aku akan mengabulkan permintaanmu dan seluruh hutangku itu. Apa kau puas?"

Fresh like an Apple • C O M P L E T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang