Stalker

1.6K 176 8
                                    

Halo!

Namaku Sooyoung. Park Sooyoung. Kau bisa memanggilku Joy, cause I'm Joy in your life~ (cheesy banget!)

Okay. Hari ini aku senang sekali!

Aku begitu beruntung bisa mengambil mata kuliah ini. Selain karena bisa mengikuti kuliah dari paman kesayanganku, Park Soo Jun sonsaengnim. Aku juga pada akhirnya berkesempatan untuk bertemu dan mengenal lelaki itu.

Yah, aku ingat. Kira-kira setahun yang lalu. Kejadian itu begitu membekas di memoriku.

Sejak saat itu, aku tak pernah lagi melihatnya tersenyum bahagia. Yang ia pasang selama ini hanyalah fake smile dan segala pertahanannya untuk menutupi luka yang sepertinya ia pendam sendiri, entah apa itu. Membuatku begitu penasaran.

Dan sejak saat itu pula, aku tak henti-hentinya bertekad untuk membuat lelaki itu kembali tersenyum. Of course i can do it! Karena aku percaya, sebuah ketulusan dapat merubah segalanya💪🏼

Mulai dari seminggu yang lalu, aku memberanikan diri untuk mengirimkan chat personal padanya. Aku menggunakan aplikasi dari kampus agar lebih mudah mendapatkan username miliknya dan juga menutupi identitasku, karena aplikasi ini tidak menampilkan foto profil atau biodata lainnya, cukup username aja.

Yap. Aku memang pantas disebut stalker ulung. Persis seperti apa yang ia katakan padaku, aku sebenarnya sudah mulai menguntitnya sejak semester yang lalu. Melihat record perkuliahannya secara sembunyi-sembunyi dari ruang kerja pamanku (yes, fortunately pamanku adalah pendamping akademiknya!). Menyatat segala kegiatan, hobi, dan makanan kesukaannya dari sumber terpercaya. Hingga menyogok petugas administrasi kampus untuk melihat identitas dirinya dan juga username chat miliknya (karena anehnya beberapa teman angkatannya yang aku tanyai, tidak ada yang tahu username chatnya, hm, mungkin dia antisosial? Siapa, tau!)

Oke. Sepertinya terdengar mengerikan. Tapi begitulah aku, ketika aku sudah bertekad, aku tidak akan pernah berhenti sampai mendapatkannya. Naluri kompetitifku begitu kuat!

Back to the topic. Hari ini dia begitu keren dengan kemeja putih yang cuffnya digulung hingga di pangkal lengan. Matanya yang mirip fox itu tak henti-hentinya menatap layar ponselnya sejak ia masuk ke dalam ruangan kelas.

Yah, sejak tadi kami saling mengirimi pesan. Ada banyak sekali hal konyol yang aku angkat sebagai topik, dan ia membalasnya dengan sangat cool, seperti biasanya, khas Oppa.

"Sungjae-ssi," sonsaengnim memanggil Sungjae. Selain Oppa (tentu saja), aku pun cukup kaget mendengarnya.

"Ne, sonsaengnim." jawabnya saat itu.

"Kau kan sudah mengikuti perkuliahanku sejak tahun lalu. Apa kau bisa membantuku saat ini menjelaskan di depan kelas?"

Oke. Jujur saja aku cukup bingung dengan 'kegiatan tak terduga' itu. Kenapa ia dipanggil oleh paman? Apakah dia sudah membuat masalah?Selain bingung dan kaget, aku pun sedikit khawatir. Apa yang akan terjadi dengan Oppa? Apa dia akan baik-baik saja?

Wajah khawatirku mungkin saja terlalu terlihat, sehingga Yeri yang sedari tadi duduk disampingku mulai menyenggolkan lengannya pada lenganku.

"Hei, kenapa wajahmu itu? Kayak mau lepasin suami wamil aja..." ledeknya yang kubalas dengan senggolan keras pada bahunya. Tapi benar juga, mungkin aku terlalu khawatir. Siapa aku?

Fresh like an Apple • C O M P L E T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang