The Answer

1.3K 152 24
                                        

"Ataukah... kau ingin ikut denganku?"

Sooyoung belum menjawab, ia memandang ke sembarang arah, pertanda pikirannya masih belum memutuskan jawaban apa yang akan diberikannya pada Sungjae. Namun setelah beberapa lama, ia menanggukkan kepalanya sekali, sembari menutup mata dan bibirnya erat. Ia sudah memutuskan sesuatu, sepertinya.

"Oppa, aku mau sekali, tapi.." Sooyoung mendaratkan tangannya di pipi Sungjae dan mengeluskan pelan, "rasanya terlalu tak dewasa jika aku harus meninggalkan tanggungjawabku disini agar tetap bersama denganmu. Aku sadar itu impian, oppa, dan aku juga tahu bahwa aku ada di dalam impianmu itu. Maka dari itu aku juga sudah tak sedih lagi kok. Kau boleh pergi oppa, dan aku akan tetap setia menunggumu disini. Lagian aku juga harus sukses dan berpendidikan untuk anak-anakku kelak."

"Kau yakin?" tanya Sungjae untuk memastikan, "kau bisa menjaga diri disini?"

"Tenang oppa.. Kau bisa terus menghubungiku jika kau khawatir," Sooyoung mulai tersenyum, "kita cuma pisah pulau kok, nanti oppa juga bisa pulang ke sini kan kalau liburan?"

"Hm.. Kalau itu aku tidak janji, Sooyoungie. Sepertinya kuliah di sana cukup berat dan memakan banyak waktu ekstra.."

"Ah.. gitu ya," Sooyoung kini terlihat sedang berpikir, namun hal itu tidak berlangsung terlalu lama, "kan aku juga bisa mengunjungimu!"

"Ya! Jangan nekat pergi sendiri! Kau itu ceroboh... aku juga tidak jamin, soalnya aku tinggal di asrama nantinya."

"Yaudah lah, ada skype juga kok." kini Sooyoung terlihat memaksa mencari-cari alasan untuk menenangkan hatinya sendiri yang sebenarnya masih belum siap. Gelagatnya itu sudah terbaca oleh Sungjae, membuat pemuda itu kini tersenyum dan mengelus pelan rambut kekasihnya itu.

"Aku percaya padamu. Kau juga bisa percaya padaku, tunggu aku dan jangan kemana-mana," titahnya membuat Sooyoung hanya mengangguk pelan, "percayalah, karena aku hanya milikmu seorang."

Sungjae kembali memeluk Sooyoung, kini tidak terlihat lagi duka maupun ragu di antara mereka. Sepertinya kata-kata Sungjae berhasil menyihir Sooyoung sehingga ia kini terlihat tenang.

"Oppa, kau harus ingat. Kalau di sana, nanti kirimkan aku postcard ya, sama foto-foto pemandangannya juga. Biar aku bisa koleksi!"

"Hei, aku disana untuk belajar, bukan untuk liburan," mendengar itu membuat Sooyoung kembali cemberut, hal itu sungguh menggemaskan di mata Sungjae, "hahaha iya deh iya nanti ya."

---

Hari-hari telah berlalu dan kini tiba masa dimana Sungjae harus pergi meninggalkan tanah kelahirannya beserta beberapa orang yang ia sayangi, termasuk Park Sooyoung.

Sooyoung kini berada di depan meja riasnya dan beberapa kali merapikan riasan matanya yang rusak setiap kali ia megeluarkan lagi air matanya mengingat Sungjaenya akan pergi.

"Ya! Sooyoung!!! Ini sudah jam berapa? Nanti kita terlambat!" ucap Yeri yang kini siap menarik Sooyoung.

"Aku belum siap melihat dia pergi..." Sooyoung mengerucutkan bibirnya dan menggoyang-goyangkan kakinya.

"Kau sendiri yang menolak ikut!"

"Tapi skripsiku bagaimana? Aku kan juga harus sukses..." Sooyoung bangkit dan mengambil tas selempang kecilnya, "ayo kita pergi.."

Fresh like an Apple • C O M P L E T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang