Almost

1.5K 178 20
                                    

Seperti biasanya pukul 3 pagi Sooyoung sudah terbangun. Ia mengerjakan beberapa tugasnya yang belum selesai lalu bersiap untuk mandi.

Sudah nyaris dua bulan Sooyoung selalu berangkat lebih awal agar dapat menaruh sekaleng latte pada loker milik Sungjae sebelum pemiliknya itu datang.

Dengan hoodie hitam andalannya, ia menaruh kaleng latte di kantungnya agar tetap hangat, dan menenteng tasnya di bahu kanannya. Kali ini ia cukup mengantuk karena hanya dapat memperoleh tidur selama 2 jam. Tak tahu kenapa semalaman ini ia terus berkhayal hingga tak sadar sudah tengah malam dan tugasnya pun terbengkalai.

"Aku berangkat, Ma!" pamit Sooyoung pada ibunya yang kini terlihat sedang membereskan bekal untuk adik-adik Sooyoung yang masih bersekolah.

"Benar-benar rajin sekali kau akhir-akhir ini. Hati-hati ya, nak!" Ibunya itu memeluk Sooyoung seperti biasanya sebelum mengantar anaknya itu ke depan pintu.

Sooyoung kini berjalan menuju halte yang berada tak cukup 5 menit dari rumahnya. Ia mengambil bus berwarna hijau dari tempat itu dan duduk di belakang dekat dengan jendela seperti biasanya. Sooyoung menyandarkan kepalanya di jendela karena masih mengantuk, dan 30 menit kemudian ia pun terbangun tepat saat bus itu hampir tiba di halte bus dekat universitasnya. Dia memang sudah expert!

"Terimakasih, ahjussi." ucapnya setelah turun dari bus tersebut. Ia pun melanjutkan langkah menuju universitasnya di wilayah Hongdae. Sepanjang jalan, matanya tak henti mengerjap-ngerjap. Walaupun begitu ia tetap menikmati nikmatnya udara di pagi hari ini.

Tak terasa kakinya berhasil mengantarnya menuju gerbang universitasnya. Ia melangkahkan kakinya menuju fakultas tempat ia belajar dan seperti hari-hari sebelumnya menyinggahkan diri ke salah satu loker biru bernomer 66. Ia membukanya dengan kunci yang ada di sakunya (jangan tanya ia dapat dari mana!) dan menaruh latte yang berada di dalam saku hoodienya ke dalam loker tersebut.

Pada saat hendak menutup dan menguncinya, betapa kagetnya Sooyoung mendengar suara langkah kaki di dekat sana. Tak biasanya sepagi ini ada yang datang selain Sooyoung. Maka dari itu Sooyoung dengat cekatan mengunci loker tersebut dan bersiap lari.


1


2


3


"Hei, kau! Stalker!!" Suara itu membuat langkah kaki Sooyoung semakin cepat dan cepat. Dengan berlari, Sooyoung segera menghilang dari pandangan pemuda yang memanggilnya tadi.

"Cepat sekali larinya" pemuda itu kemudian melirik ke arah loker miliknya. "Ok. Setidaknya aku sudah mengetahui ciri-cirimu."

Pemuda itupun membuka lokernya dan mengambil latte yang sama dengan apa yang selama berminggu-minggu ini selalu ia peroleh di lokernya.

"Besok aku harus datang lebih pagi.." gumamnya. Beberapa hari ini Sungjae selalu menerka-nerka pada pukul berapa ia harus datang untuk menemui si 'kancil' yang senang berkeliaran di lokernya.

Ia telah mencoba datang pada pukul setengah 8, namun latte itu sudah ada pada tempatnya. Jam 7, pun demikian. Hingga kini pada pukul 6 pagi, ia nyaris berpapasan dengan gadis stalker itu.

Tanpa ia sendiri sadari, Sungjae mulai terkikih geli mengingat tingkah gadis stalkernya tadi yang berlari terbirit-birit.

Fresh like an Apple • C O M P L E T ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang