Sial.
Hidupku benar-benar cukup sial.
Aku adalah anak dari salah satu dekan di fakultasku, dan karena hal itu pula aku selalu mendapatkan tekanan hebat mengenai akademikku, baik itu dari dosen maupun dari ayahku sendiri, Park Jin Hoo.
Sebenarnya aku ingin sekali ke luar negeri, mengambil kuliah Musik di sana dan menjadi seorang guitaris handal. Tapi lagi-lagi, ayahku yang berperan andil dalam seluruh penentuan keputusan di dalam hidupku. Makanya kalau aku tidak cukup pintar di kampus, itu bukan sepenuhnya salahku, ayahku pun pasti tau hal itu.
Ayahku adalah orang yang sedikit licik, beberapa kali ia dengan sengaja melakukan 'politik' dengan beberapa dosen sejak aku duduk di semester dua, agar aku dapat nilai yang bagus. Dia menyembunyikan hal itu tentu saja, namun aku tahu betul itu semua berkar campur tangannya. Yah, aku bersyukur juga sih.
Tapi... ada satu dosen yang sama sekali tidak pernah menuruti keinginan ayahku. Park Soo Jun. Ah, menyebut namanya pun aku muak. Nilai-nilai perkuliahan ku di kelasnya selalu saja jelek, paling bagus B. Itupun dengan beberapa kali remedial. Ayahku sudah pernah meminta tolong padanya, tapi ia tetap teguh pada pilihannya dan membuat aku lagi-lagi menjadi korban.
Hal ini semakin diperparah ketika keponakannya Park Sooyoung masuk ke fakultasku. Sejak ia datang, Park Soo Jun selalu mendapatkan pujian dari beberapa dosen karena memiliki keponakan yang pintar, dan itu membuatku yang notabene adalah anak dekan semakin diperbandingkan.
Makanya, sejak gadis itu kebetulan masuk ke klub fotografi yang kuketuai, aku tak pernah membuatnya bisa duduk dengan tenang. Setiap kali, ku suruh anak-anak yang lain mempekerjakannya, entah itu mengangkat-angkat barang berat, mengambil foto di tempat yang ekstrim, bahkan pernah sekali ia diminta menyelam untuk mengambil gambar di bawah laut yang sebenarnya tidak perlu sama sekali. Tapi meskipun begitu aku juga salut sih, dia selalu bisa tersenyum menghadapi senior-seniornya yang usil di klub, bahkan tak jarang ia membantu kami tanpa disuruh sekalipun. But it didn't change everything
Kemarin, aku tak sengaja bertemu dengan Taehyung, juniorku semasa SMA. Pada saat itu ia terlihat sangat kebingungan, tak tahu sebabnya apa.
"Hei, V!" panggilku ke arahnya.
"Hm, hyung.. annyeonghaseyo." Taehyung menepuk pundakku dan kembali mendudukan dirinya di koridor kampus yang masih cukup sepi. Ia terlihat muram dan auranya sedikit menyeramkan.
"Kau kenapa?"
"Aku lagi bingung, hyung. Setahun ini aku sibuk syuting, dan kuliahku berantakan. Kisah percintaanku pun begitu," Taehyung kini mengacak-acak rambutnya dan menunduk, namun tak lama ia kembali menatapku tajam, "ah.. iya. Beberapa waktu yang lalu aku melihatmu mengantar Sooyoungku, apa aku tidak salah lihat?"
"Sooyoung? Park Sooyoung? Ada hubungan apa kau dengannya hingga memanggilnya seperti itu? Pacar?" tanyaku penasaran. Tentu saja, aku sangat kenal juniorku ini, dan aku tidak pernah menyangka dunia sekecil ini untuk lagi-lagi disangkut pautkan dengan gadis itu.
"Kau berkencan dengan Sooyoungku?" tanyanya kali ini tak kalah agresif. Matanya menyeringai dan posturnya seakan-akan siap menyerangku kapan pun aku menjawab 'iya'.
"Ah.. anni. Dia hoobae ku di klub fotografi. Aku juga tidak memiliki minat kok dengan Sooyoungmu itu, tenang saja..."
"Hmm syukurlah.. aku sudah setahun ini putus dengannya. Awalnya aku tak menyangka secepat itu ia menemukan penggantiku. Kau hyung, dan si Sungjae-sungjae itu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fresh like an Apple • C O M P L E T E
Фанфикшн(Last Chapter private!) Fresh like an apple, itulah Park Sooyoung. Gadis ceria ini bercita-cita membuat semua orang di sekitarnya menjadi bahagia. Misi terbesarnya kali ini adalah membuat Yook Sungjae, pemuda tampan berwajah masam, dapat tersenyum d...
