Aku tertawa sambil lari keluar. Chanyeol memang pantas mendapatkannya karena ia selalu mengerjai para member.
Aku lari tanpa melihat tujuan. Ternyata aku sudah berada di ruang tunggu umum. Aku meninggikan syalku sampai hidung. Semoga tidak ada yang mengenaliku.
Aku mendekati jendela melihat pemandangan pesawat yang parkir dan akan menaikan penumpang. Aku membenarkan kupluk yang kupakai agar menghangatkan kupingku dan juga menaikan posisi kacamata penyamaranku. Jarang-jarang aku sendirian begini. Enak juga ya.
Suasana di ruang tunggu penumpang umum tidak terlalu ramai. Mungkin karena bukan musim liburan. Terkadang aku ingin menikmati suasana tenang dan damai tanpa suara teriakan fans seperti di panggung.
Aku menyeruput green tea latte yang dibelikan Baekhyun.
"KYA!"
Tiba-tiba terdengar suara teriakan.Teriakan sebentar dan tidak terlalu berlebihan tapi aku yakin suara orang kesakitan.
Aku melihat ke sekeliling. Tidak ada yang menyadarinya. Namun, aku yakin itu suara seseorang.
Aku berlari kecil untuk mencari sumber suara itu. Tidak terlihat hal-hal mencurigakan.
"YA!!", teriakan kedua bernada membentak disertai suara keras seperti sesuatu yang memukul. Terdengar berat sepertinya seorang laki-laki. Suaranya datang dari ruangan untuk mengganti popok bayi. Aku tidak yakin di dalamnya hanya seorang ibu bersuara berat yang mengganti popok bayinya sambil membentak. Kalaupun memang ibu-ibu jahat. Hal ini harus dihentikan.
Tiba-tiba pintu terbanting terbuka. Seorang pria kelihatannya umurnya 40an keluar dengan wajah penuh amarah.
"Apa yang kau lakukan???", bentaknya.
Aku hampir melompat kaget.
"Ng.. maaf sepertinya saya mendengar..."
"URUS URUSANMU SENDIRI!!"
belum sempat aku berkata sesuatu ia sudah pergi.Aku melihatnya pergi ke arah area merokok. Lalu aku mendengar suara tangisan perempuan. Suaranya dari dalam ruang ganti popok.
Aku coba membuka pintu dan menemui ada seorang wanita. Pakaiannya seperti ingin ke pesta sangat tidak pantas untuk umurnya yang kelihatannya masih muda.
Ia berjongkok menangis di sudut ruangan dekat wastafel. Aku membunuh rasa penasaranku dan mendatanginya.
Aku tidak tahu harus melakukan apa. Pilihannya 2:
1) lari dari sana, menganggap tidak melihat apapun, dan tetap menjadi member EXO yang pendiam.
2) penasaran, membantu wanita ini, mendengar ceritanya dengan segala risiko berbahaya yang harus ditanggung artis kelas dunia yang ketahuan mendengarkan curhat wanita tidak dikenal.Kita hidup di dunia kan hanya sebentar. Sepertinya pilihan kedua lebih menarik. Apa salahnya sedikit meluangkan waktu untuk wanita tidak dikenal. Lagipula pesawat ke osaka masih 1.5 jam lagi.
"Annyeonghaseyo. Ng.. permisi. Apa yang terjadi pada anda?", tanyaku sopan.
Wanita itu berhenti menangis, melihatku sekilas, lalu menangis lagi.
"Ommooo. Tolong jangan menangis lagi.", aku mulai panik.Aku takut menarik perhatian orang-orang dan melihat member EXO terlibat masalah membuat seorang wanita menangis di kamar ganti popok bayi. Aku terus menenangkannya, namun tangisannya tidak berhenti juga.
"Apakah itu tadi ayahmu? Apa harus kupanggil dia kemari?"
Tangisannya mengeras. Aku tambah panik.
"Ya ampun.. iyaiya tidak akan kupanggil. Ng... oh iya! Aku punya greentea latte hangat untukmu. Kau pasti haus setelah menangis kan? Tapi kumohon berhentilah menangis."
Tangisannya terdengar memelan. Sepertinya karena jurus 'greentea latte'. pasti dia benar2 haus. Aku memberikan satu cup greentea latte yang belum kuminum.
Suasana mulai tenang saat dia mulai minum. Masih ada tangisan kecil di akhir.
Aku ingin mulai bertanya namun tiba-tiba pintu diketuk dari luar.
Wanita itu kaget dan memasang wajah sedihnya lagi hampir mulai menangis.Aku buru-buru buka pintu sebelum ia mulai menangis lagi. Aku kaget mendengar "OMO!" dari seorang ibu-ibu yang kaget duluan di depan pintu.
"Ya ampun anda mengagetkanku. Permisi saya ingin mengganti popok anak saya. Apakah anda sudah selesai?".
Terlihat ia sedang menggendong anaknya.
Ya ampun aku lupa sedang berada di kamar ganti popok bayi."Maaf bisa tunggu sebentar" lalu kututup pintunya dan kudatangi wanita yang nangis tadi.
"Dengar. Aku tidak tahu kau siapa dan sepertinya kau tidak mengenalku juga. Tapi di luar ada seorang ibu yang sedang menunggu untuk mengganti popok bayinya dan jika kau terus menangis disini tidak menyelesaikan apapun lalu ibu tadi akan berteriak minta tolong pada orang-orang untuk mengeluarkan kita dari sini dan semua orang akan tau aku siapa dan membuat keributan. Nah sekarang tolong bantu aku keluar dari sini tanpa orang-orang mengetahui siapa aku. Setelah itu selesai semua urusan kau bisa lanjutkan tangisi hidupmu yang menyedihkan dan aku terbang ke Osaka. Okay?"
Sepertinya memang tidak ada pilihan lain. Lalu dia mulai melepas syal yang ia kenakan. Membuat gulungan. Lalu mengambil kuplukku tanpa izin. Aku ingin protes namun saat ia memakaikan dibagian atas gulungan syalnya baru aku mengerti. Untungnya aku memakai jaket dengan tutup kepala.
Ia berdiri membawa gulungan syal dan kuplukku seperti menggendong seorang bayi. Menarikku mendekat, mangambil tanganku ke pundaknya. Kemudian dengan wajahku yang terheran kami jalan ke arah pintu. Aku membuka pintu dengan tangan yang lain. Dan terlihat ibu tadi yang sudah tidak sabar menunggu serta dua antrian di belakangnya.
"Akhirnya. Kalian pasti pasangan muda baru ya. Mengganti popoknya lama sekali pasti baru belajar."
Aku hanya membalas senyum. Sedangkan wanita disebelahku sibuk menggendong 'anaknya' seperti menenangkan bayi yang akan tidur."Berapa umurnya?", tanya ibu itu.
Saat aku membuka mulut untuk menjawab dengan ketidakyakinan tiba-tiba, "Pah, ayo duduk aku mulai capek gendongnya keliatannya 'dia' sudah tidur juga kok.", lalu wanita ini menarikku menjauh dari sana.Itu kalimat pertama yang ia katakan padaku. Sangat memalukan.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
SEHUN IRENE - Human Nature
FanfictionWanita itu datang. Ada sesuatu yang tersembunyikan. Siapa? Keep vote for every chapter, guys! ❤ and also comments are welcome.