5

1.9K 155 3
                                    

Pemandangan Osaka di sore hari indah sekali. Langitnya yang berwarna oranye menenangkan hatiku.

Kami mulai mendarat. Aku mengantri keluar pesawat bersama para member. Suho memberiku masker hitam untuk kupakai saat keluar pesawat. Selain karena dingin, juga untuk menutupi wajah-wajah lelah kami.

Suasana dalam bandara tidak begitu ramai. Aku menunggu koperku dari bagasi bersama Xiumin.

Aku menyalakan ponselku yang kehabisan baterai. Aku pasangkan pada charger portableku. Menunggunya menyala. Sambil menunggu menyala aku memperhatikan jalur koper-koper bagasi. Melihat satu-satu mana koperku.

Lalu aku mencari member EXO lain.

Saat mataku mencari-cari, tiba-tiba fokusku tertuju pada sesuatu.

Seseorang mengantri pintu keluar memegang paspor.
Rambut coklat panjang diikat seperti ekor kuda. Memakai topi dan kaos bertuliskan 'Beautiful Seoul' yang pastinya baru dibeli di bandara Seoul.
Orang itu tidak membawa apapun. Hanya tas yang biasa dipakai jalan-jalan.

Saat detik itu aku melihatnya, HPku bergetar tanda email masuk bertulis,

"Anda telah berhasil melakukan Check In. Have a safe flight with us!"

ITU PASTI DIA!

Dia berhasil kabur dan sekarang dia di Osaka.
Syukurlah dia baik-baik saja. Perasaanku sedikit lega.

"Hyung, titip koperku. Aku segera kembali."

"Ya! Kopermu yang mana?? Sehuna!", teriak Xiumin.

Kuambil ranselku yang kubawa dari pesawat tanpa menghiraukan Xiumin yang memanggilku. Aku pasang masker, membetulkan posisi kacamata kuplukku lalu masuk ke antrian sebelum seseorang mengantri di belakangnya.

Ia tidak menyadarinya. Lalu aku berbisik dari belakang, "Bagaimana kau berhasil kabur?"

Aku melihatnya sedikit terlompat kaget. Dia melirikku ke belakang.
Dia mengambil HP di sakunya dan mengetik sesuatu dan memperlihatkan padaku layar HP nya diam-diam.

"Hai artis tanpa nama! Terimakasih banyak berkatmu aku bebas untuk saat ini. Tolong ketik nomor rekeningmu akan kuganti biaya tiketnya.", tertulis di layar ponselnya.

"Hei kenapa kau harus menjawab dari HPmu?", bisikku dari belakang.

Dia berbalik ke belakang menghadapku dan berkata,
"Kau mau aku bicara seperti ini? Katanya kau arts... mpfff". Aku menutup mulutnya dan membalik badannya ke depan secepat mungkin sebelum orang lain melihat.

"Maaf maaf aku kan hanya bertanya.", bisikku dari belakang menahan tawa.

Dia mengetik layar HP nya dan memperlihatkannya padaku.

"Kalau kau benar artis sepertinya aku tidak sepantasnya mengobrol denganmu", tulisnya.

Aku terdiam membacanya.

Benar juga.

Kami tidak boleh terlihat bersama.

Jika ada fans atau wartawan melihatku bicara dengannya, semua akan mengekspos dirinya. Akan ada kesalahpahaman. Para fans diluar sana mungkin akan menjabaknya walau ia tidak salah apa-apa. Dan lebih parahnya berita-berita akan memunculkan wajahnya di semua media dan mafia-mafia itu akan tahu dia di Osaka dan berurusan dengan EXO.

Aku baru mengeluarkannya dari masalah jangan sampai aku memancingnya ke masalah yang baru.

Aku benci perpisahan namun akhirnya kukatakan,
"Baiklah. Selamat tinggal, Irene."

Irene membalik. Mata melebar dan menatapku kaget dan (sepertinya) agak sedih disela-sela poni dan syalnya mendengar namanya kusebut.

"Darimana kau tau namaku... oh benar formulir beli tiket. Hei tunggu! aku belum tau.. namamu...",

"OH SEHUUUUUUUNNN!!!"

"SEHUN OPPA WELCOME TO JAPAN!!"

"SEHUN EXO HWAITTINGGGG!!"

"SEHUN OPPA DIMANA YANG LAINNYA?? DIMANA BAEKHYUN OPPA?? KATAKAN AKU MENCINTAINYA!"

suara Irene menghilang dikalahkan dengan suara yg lebih keras.

Fans-fans berteriak seperti orang gila ketika melihat idolanya. Irene langsung membalik dan terdiam kaget melihat keramaian yang ada di depannya.

Sebelum ia sempat berkata apa-apa aku keluar antrian berlari menuju tempat pengambilan koper sambil memastikan masker menutup wajahku dengan sempurna. Jika terlalu lama bersama Irene, fans akan mencurigainya. Aku harus menjauh.

Xiumin melihatku datang, "Ya! Kau darimana saja? Kopermu benar yang ini bukan?", menunjuk koper dengan sticker rilakkuma kecil.
"Hyung, ini tas Chanyeol hyung. Berarti koperku daritadi belum..", kataku panik namun terpotong seseorang.

"Tenang-tenang.. ini kopermu, Sehuna.", Lay hyung datang membawa koperku.

"Wahh gomawo, hyung. Ayo kita keluar.", aku menarik Lay.
Aku ingin cepat keluar untuk memastikan Irene tidak kenapa-napa.

"Hei hei tunggu dulu.. Semua belum berkumpul", kata Xiumin.

Kami harus menunggu semuanya. Ada yang dari toilet, beli kopi,dll. Sampai akhirnya kami keluar disambut teriakan-teriakan fans.

Aku mencari Irene. Dia tidak terlihat dimana-mana. Berarti ini benar-benar saatnya berpisah.

Baiklah kalau begitu.

Annyeong, Irene. Senang mengenal orang baru di tempat asing.

Kami masuk dalam bis dan langsung menuju hotel.

To be continued...

SEHUN IRENE - Human NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang