Ella's POV
Gue keluar dengan selamat dari kelas yang penuh dengan derita dan pengorbanan. Apa sih gue?
Oke balik. Gue ke kelas Khloe dulu karna gue kan gabawa mobil, mungkin Khloe bawa mobilnya. Itu akan membuat gue sampai ke tempat tujuan dengan lebih cepat.
Gue gak nanya kenapa Khloe mukanya pucet setengah mati. Pasti dia lupa ngerjain pr lagi. Itu kan udah kebiasaan Khloe.
Apa ya kira-kira biar buat Khloe keluar dari kelas itu tanpa ada hukuman?
Ah, gue tau.
"Permisi, Khloe Hirdergass. Dia dipanggil sama guru BK. Katanya harus cepat-cepat kesana," dusta gue. Gurunya tentu saja tidak langsung percaya.
Guru itu mengelus dagunya, seperti sedang berpikir. Kenapa semua orang pintar kalo mikir sok-sokan seperti itu? Alay banget, iuh.
Tapi untungnya setelah lama dia berpikir, dia membolehkan Khloe keluar kelas. Khloe langsung keluar dengan cepat seperti The Flash. Oke, gue berlebihan.
Selama perjalan keluar sekolah, Khloe mengoceh kenapa gue lama banget jemput dia keluar dari neraka idup itu.
"Your welcome," ucap gue. "Lo kira gue mau terima kasih? Cih, gue udah dimalu-maluin dulu tau ga?" Omel dia.
"Udah gue tolongin juga. Tau diri dikit napa,"
"Hehe, oh ya by the way ada apa? Tumben banget lo nyamperin gue." Tanya Khloe.
"Masa lo gatau? Ada sale besar-besaran di-" ucapan gue sialnya kepotong saat mendengar ada sekumpulan perempuan yang sedang lari-lari dengan buru-buru.
Mereka berhenti sebentar, melihat sinis kearah gue. Hm, pasti kakak kelas. Batin berbicara. Khloe menatap mereka sama gue bergantian. Pasti dia lagu bingung. Gue langsung mengambil tindakan karena gue gabakalan bisa berhenti disini terus-menerus nantinya sale di Normani Julesnya abis lagi. Gue narik tangan Khloe secara kasar.
"Duh, duh, duh, apaan sih nih? Narik-narik aja? Lo kira gue domba?" Omel Khloe.
"4 kata buat lo," ucap gue sambil berhenti menarik tangannya. "Sales at Normani Jules." Khloe langsung membulatkan kedua bola matanya.
"Oh, astaga! Demi apa?!" Teriak Khloe tepat di telibga guebyang masih gue pakai ini.
"Iya! Udah cepet, lu bawa mobil ga?" Tanya gue. Sekumpulan gadis-gadis tadi sudah berangkat sedangkan gue masih bingung dengan kendaraan.
"Ngga," jawabnya singkat. Sial.
"Kok lo ga bawa, sih?"
"Ya, lo ga nyuruh!"
Gue mengutuki diri gue sendiri karena sudah mengerluarkan Khloe dari kelasnya. Kalau tau dia ga bawa mobil, mendingan tadi langsung cabut. Batin gue berbicara.
"Udah! Udah! Gue mending naik uber," ucapku.
"Ih, gue ikut!"
~~~
Setelah sampai di tempat tujuan, tentu saja sudah rame kayak apaan tau. Gue udah marah-marah gak jelas sama Khloe karena dia tadi di jalan lama banget.
Untung masih banyak stok yang belum diambil tapi masih bagus. Dan untungnya lagi, gue belum kelewatan sampe part terakhir.
Gue udah ngambil banyak banget baju-baju lalu pergi ke kasir yang antriannya panjangnya luar biasa. Butuh sekitar 30 menitan buat bayar semua baju itu. Selesai bayar, semua orang langsung terkejut karna datangnya Normani Jules. Begitu pula dengan gue.
"Oh, astaga! Gue mimpi apa mimpi ketemu Normani disini?! Omaygat!" Teriak Khloe. Gue nutup telinga gue mendengar teriakan dia dan semua para gadis-gadis itu.
Gue juga sebenernya seneng banget bisa ketemu Normani, tapi ga lebay-lebay amat juga. Beberapa gadis mulai berkumpul di depan Normani Jules yang sedang berdiri di salah satu meja jualan yang panjang dan tinggi.
"For the last sale.." dia sengaja menggantung kata-katanya agar semua gadis yang berada disini penasaran.
Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan syal warna hijau tosca yang sangat sempurna. Semua gadis disini terkejut karna Normani menjual syal yang paling langka di dunia dan semua orang menginginkan itu.
Lelang pun dimulai.
"100 dollars!" Teriak gadis yang gue liat tadi di sekolah.
"250 dollars!" Teriak yang lain.
"280 dollars!"
"500 dollars!" Gantian gue yang teriak sekarang.
"650 dollars!" Teriak gadis yang gak bisa gue liat. Beraninya dia menambahkan saat gue udah ngomong.
"800 dollars!" Teriak gue. Semua gadis yang ada disitu hanya diam melihat dan mendengar perdebatan gue dan gadis gak jelas ini.
"900 dollars!" Teriak gadis itu. Kali ini gue bisa liat dia dengan jelas. Gadis itu adalah gadis yang sangat gue kenal. Ofc gue kenal. She's my sister, Ellie fuckin' Henning!
"1000 dollars! Udahlah, nyerah aja!" Teriak gue.
"Never, 2500 dollars!" Balasnya. Dan itu membuat gue emosi.
"Lo sadar kan yang lu debatin sekarang lagi sama kakak lo sendiri?" Bisik Khloe. Plis, gue juga tau. Itulah tujuannya. Gue gak bakalan kalah sama dia. Never and never will be.
"3000 dollars!"
"3500 dollars!" Gue senyum licik karna dia udah mulai menawarkan harga yang rendah. Salah satu cara yang paling ampuh adalah..
"5000 dollars for the syal!" Teriak gue. Semua gadis menganga. Ellie terlihat memikir lalu dia langsung lari pergi dari tempat lelang itu dengan kesal.
Yea, bitches! This girl win!
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Trying [H.S]
FanfictionGue terkenal di sekolah gue sebagai cewek yang manja, maunya di perhatiin, bitchy, pokoknya semua hal yang berbaur manja-manja itu gue. SMA Wijaya, itulah nama sekolah gue. Sekolah dimana gue dan dia dipertemukan. Berawal dari sebuah tugas, kemudian...