Chapter 4

270 168 96
                                    

Ella melihat Khloe dengan sinis. Melihat dan mendengar teman satunya itu berteriak-teriak dan melompat kesana-kesini membuat Ella memutarkan bola matanya. 

"Stop it, Khloe!" pikik Ella. Khloe akhirnya selelsai berlompat-lompat. Tapi dia masih senyum-senyum. 

"Kenapa? Lo cemburu karna gue dapet George dan lo dapet.. orang gak penting?" Tanya Khloe bersahil menusuk hati Ella. Sejak kapan Khloe menanyakan hal-hal seperti itu? Biasanya dia biasa-biasa saja. 

"Apaan sih lo? Gak, gue gak-"

"Bagus, jadi lo bisa kan temenin gue nanti pas ketemu George? Tau lah, kan gue butuh camera-man," ucap Khloe dengan nada bitchy-nya. What?! Ella benar-benar terkejut karena sudah melihat sisi orang lain dari Khloe yang ia tau selama bertahun-tahun ini.

Tapi Ella tidak akan menunjukan itu, kalau Khloe inginkan perang. Fine, you have it, Khlo!

"Yea, sure.

~~~

Ella sedang duduk di sofa yang ada diruang tamunya dan memakan ice cream rasa favoritnya yaitu oreo coklat. Sama televisi yang menyala di depannya. Ella asyik menontonnya sampai-sampai dia tidak menyadari Ellie sudah pulang. 

"Ella? Woy! Eh, lo denger ngga sih?" suara dari sebelah kanan Ella membuatnya menoleh. "Hah? Apaan?" 

"Ish, makanya dengerin apa! Nyokap katanya ngga pulang, bokap juga. Jadi gue mau keluar," ucap Ellie. Ella bingung, buat apa Ellie ijin ke dia? Ngga jelas.

"Kenapa lo nanya sama gue?" 

"Karna Elvan ngga mau keluar dari kamarnya dari tadi. Dan hanya lo doang yang ada disini jadi gue ngomong sama lo aja."

"Yaudah, sono pergi!" usir Ella. 

"Ish, yauda. Sans napa," ujar Ellie lalu dia keluar dari rumahnya. Ella kembali dengan televisinya. Lalu dia mendengar suara dentukan kaki berlari cepat. Ella menoleh ke arah suara itu. Lalu muncullah kembarannya.

"El? Lo ngga apa-apa kan? Kok lo makan ice cream itu? Mampus gue, dibunuh bokap deh gue! Duh, duh!" pekik Elvan sambil memegang jidatnya Ella. 

"Apa sih? Kenapa semua orang jadi aneh sih? Ngga ngerti gue lagi nonton tv apa?" marah Ella. 

"Lo pemes?" tanya Elvan terang-terangan. "Apa sih, Van? Kagak lah!"

Elvan ikut duduk di sebelah Ella. Elvan tau kalau ada yang salah dengan kembarannya karena Ella hanya memakan ice cream itu hanya disaat moodnya sedang buruk. Dan Elvan juga tau saat dia sedang seperti ini, dia tidak ingin diganggu. Paling bentar lagi dia bakalan ngoceh sepanjang masa tentang masalahnya. 

Elvan mengehela napasnya, dia mencoba untuk mengerti film yang sedang Ella nonton. Tapi sepertinya itu gagal, tapi dia tidak menyerah, meskipun dia tidak mengerti, dia akan berpura-pura mengerti. 

"Ih! Gue ngga ngerti banget tau ngga! Masa udah jelas-jelas gue suka sama George tapi masa Khloe main ngambil-ngambil aja, ih!" teriak Ella. Elvan terkejut karena tiba-tiba dia teriak-teriak. Dia memegang dadanya sambil ngelus-ngelus dengan lebay. 

"Emang kenapa?"

"Tau kan lo yang tugas interview itu, Khloe yang dapet George yang seharusnya jelas-jelas gue yang harus dapet. Argh!" ujar Ella. 

"Emang bukan takdir lo kali," ujar Elvan. Ella menyubit lengan Elvan. "Lo mah, bukannya dukung gue kek, apa kek! Malah tambah digituin."

"Aw! Iya iya. Maap, maap.." Ella menutup wajahnya dengan bantal. "Oh ya, terus kalo lo ngga dapet si Gerge, lo dapet sapa?" 

"George," koreksinya. "Ngga tau. Tau sih, orangnya yang mana. Ya, semua orang tau dia, tau namanya. Tapi.."

"Tapi apa?"

"Ih, dia tuh orang yang pernah gue ceritain itu loh. Masa lo ngga inget sih?" Elvan merubah posisinya menjadi menatap Ella. "Yang mana? Kan lo banyak cerita sama gue," ujar Elvan.

"Yang T4 itu, masa ngga inget?"

"T4?.. Yang mana?.. Oh, yang terdingin, ter-creepy, tertajir sama terganteng itu? Dih, jijik banget dah pas gue bilang terganteng. Orang jelas-jelas gue yang paling ganteng," ujar Elvan.

"Iya yang itu. Kan gue males orang anaknya cuek kayak tai mau diajak wawancara," ujar Ella.

Setelah lama memikir tanggapan yang baik untuk Ella, akhirnya dia memilih untuk menjawab, "Ya, coba aja dulu. Kalo belom dicoba udah ngeluh, cewek banget tau ngga lo?" 

"Ih, kok lu jadi yang nge-gas?" ujar Ella lalu meninggalkan Elvan di ruang tamu sendirian. Elvan menggaruk tengkuknya. Bingung. Tapi Elvan saja, dia malah sekarang sibuk menonton televisi.

Di sisi lain, Ella sekarang sudah berada di kamarnya tiduran di kamar. Yang ponselnya dia pegang, ice cream yang di sampingnya yang sudah meleleh dari tadi. Dia membuka semua sosial medianya. 

Mata Ella membulat saat melihat kalau teman yang menurutnya selama ini adalah teman terbaiknya sedang nge-like foto lelaki yang dia kejar-kejar selama 2 minggu kebelakang. George. Amarahnya sudah tidak tahan. Khloe pasti sudah tau kalau dia menyukai George karena Ella sering menceritakan George kepada Khloe. 

Dia membantingkan ponsel ke arah sembarang. Mungkin ini sangat dramatis, tapi semua orang juga tau betapa pentingnya doi di hidup seorang gadis. Dan kesimpulan yang Ella dapatkan adalah dia sudah ditikung dengan sahabatnya. Yang Ella doakan sekarang adalah agar sahabatnya mendapat karma. Karma is everywhere, bitch. Lalu dia menutup matanya

~~~

ku tau ini boring. oke, sudahlah, baca saja. ngga suka? blh comment kok. klo suka, blh vote. terserah kalian wkwk. see you guys in the next chap!

Trying [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang