Chapter 7

201 119 55
                                    

Duduk sendirian memang tidak enak. Masih dengan ice cream ditangannya. Sedikit demi sedikit dia makan. Televisi di depannya yang sedang menegang situasinya, membuat Ella ingin melonjat dari kasurnya saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Oke! Ini kelebihan batas!" Teriak Ellie. Ella memegang dadanya secara dramatis. "Lo! hampir gue mati mendadak."

"Bangun! Bangun! Kita pergi sekarang!" Teriak Ellie sambil mematikan televisi yang sedang ditonton Ella.

"Apa sih, Lie? Nggak ah, gue cape," ujar Ella dengan nada lelah.

"Lo tuh ya, galau mulu. Apaan sih lebay banget cuman gara-gara tugas doang? Bangun kalo ngga, gue kasih tau nyokap kalo makan ice cream terkutuk itu," ancam Ellie. Memang, ibunya sangat tidak suka saat Ella memakan ice cream itu. Jika dia mendengar kalo Ella memakannya, dia pasti langsung buru-buru balik ke rumah.

"Ish, mau ngapain sih?" tanya Ella. "Ngapain kek, dari pada disini. Lo bisa jadi gila tau ngga? Diem di kamar sendirian." omel Ellie.

"Mager keluar gue," ujar Ella malas-malasan.

"Pokoknya gue ngga mau tau, lo harus ganti baju trus kita pergi," ujar Ellie lalu meninggalkan Ella sendirian lagi. "Cepetan! Gue tunggu di depan! Kalo ngga, gue telepon nyokap kalo lo makan ice cream terkutuk itu!"

Ella dengan segala kekuatan yang ia punya, akhirnya ia menuruti apa yang kakaknya itu katakan.

Setelah berpakaian baju yang rapih, Ella turun dari kamarnya dan menemui Ellie yang sudah duduk di teras karna lama menungguku.

"Lama banget," gumamnya. Tapi Ella hanya diam. Elvan tiba-tiba muncul sebelum Ellie menginjak gad mobilnya itu.

"Wait! Gue ikut!" teriaknya. Ellie memutarkan bola matanya, "Kalian berdua memang tidak bisa dipisahkan, ya?" sindir Ellie. Ella terkekeh.

"Udah masuk aja," ujar Ella. Elvan langsung buru-buru masuk dan duduk di jok belakang.

Tidak perlu basa-basi, Ellie menginjak langsung gas mobilnya.

Dengan memakai baju putih dan celana panjang yang mengetat di kaki panjang Ella itu, Ella turun dari mobil Ellie. Suara dentuman musik terdengar jelas di telinga Ella, sampai getarannya bisa Ella rasakan di kulitnya.

"Dimana kita?" tanya Ella polos. Elvan diam tak berkutik hanya menatap ponselnya sedari tadi.

"Huft, masa lo ngga tau kita lagi dimana?" Ellie kembali tanya.

"Club, Ella. Kita sedang ada di club," jawab Elvan lalu mematikan ponselnya dan menaruhnya di saku celananya.

Ellie berjalan masuk dan di ikuti oleh Elvan dan Ella. Setrlah menginjak langkah pertamanya setelah sekian lama tidak ke club setelah kejadian dimana Ella menabrak dan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari itu Ella memberanikannya untuk merasakan relaks.

Tanpa ia sadari, Ellie dan Elvan sudah tidak disampingnya lagi. Ella baru sadar akan hal itu setelah 10 menit mereka hilang. Sial. Batinnya mulai bersuara.

Akhirnya, Ella memutuskan untuk mengunjungi bar di pojokan untuk membeli beberapa minuman.

"Minum apa?" tanya bartender itu. "Adanya apa?" memang Ella sudah pernah ke club sebelumnya. Tapi itu sudah lama sekali, bahkan dia tidak ingat dia meminum apa aja waktu itu.

"Ngga pernah kesini, ya?" tanya bartender itu. Ella menggelengkan kepala. Bartender itu kemuduan tertawa

"Pantes," ujar bartender itu setelah berhenti tertawa.

"Ella?" suara itu terdengar jelas di telinga Ella dan Ella tau jelas suara siapa. Ella menengok je arah duara itu. Dugaannya benar, itu adalah George.

"George? Ngapain disini?" tanya Ella.

"Lah, bukannya seharusnya gue yabg nanya? Gue mah kesini mulu," jawabnya enteng.

What? Kesini tiap hari?

"Engga ngapa-ngapain sebenernya. Tadi diajak sama temen trus dia ninggalin."

"Ohh, yaudah mending lo sama gue aja dari pada ilang nantinya," ujar George sambil mengulurkan tangannya. Ella mengikutinya. Daripada ilang sendirian mending ijut cogan. Batin Ella bersuara.

Mereka berdua berhenti di suatu tenpat duduk yang sudah ada teman-teman George.

"Ella? Lo di club? Gue dikira lo anak baik-baik," celutuk seorang laki-laki tinggi sambil meneguk minumannya.

"Dia nyasar tadi bareng temennya. Trus temennya ninggalin," baru Ella ingin menjawab, tapi sudah keduluan oleh George.

~~~

A/n:

Jadi begini, kan gue udh nulis panjang-panjang eh trus pas di publish gabisa, bisa nya segini. Gapapa kan yha? Tq

Trying [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang