Chapter 5

239 153 65
                                    

Seperti biasa, Ella memilih pakaian yang paling bagus untuk dirinya. Meskipun mood-nya jelas-jelas tidak baik. Tapi dia harus terlihat baik. Dengan itu, semua orang tidak akan curiga kalau Ella sedang tidak baik.

Sampainya di sekolah, dia mengucapkan selamat tinggal dengan kembarannya lalu masuk ke dalam sekolahnya. Biasanya Khloe menunggu di depan gerbang, berteriak-teriak karena Ella lama, mengeluh terus kerjaannya. Tapi hari ini dia tidak ada disini. Ella berusaha untuk tetap tersenyum. Semua orang membenci senyum itu. Senyum itu adalah senyum meremehkan. Begitulah yang semua orang pikirkan jika melihat senyuman di wajah Ella. Tapi mereka tidak tau bagaimana isi dalam dirinya.

Selama di koridor, seperti biasa Ella menjadi pusat pertama. Karena pakaian mewahnya, jalannya yang sangat bagus dan banyak hal lain. Ella sudah biasa dengan itu. High heels-nya sangat terdengar karena semua orang berhenti berbicara saat Ella lewat.

Dia tersenyum kepada semua orang yang melihat ke arahnya. Ada yang senyum balik, ada yang memutarkan bola matanya dan masih banyak lain. Saat dia melihat ke arah depannya, dia hampir tersandung karena dia memberhentikan kakinya dengan tiba-tiba. Dia melihat Khloe sedang berbicara dengan George. Dia sedang berbicara dengan George. George. Diulang, George. Ella melihat mereka tertawa-tawa sedangkan teman George ada di sebrangnya, hanya melihat.

"Ella! Ngapain lo matung disitu? Sini!" panggil Khloe. Ella langsung mengubah wajahnya yang tadinya syok menjadi tersenyum, seperti biasa.

"Gue kan ngga mau ganggu kalian, hehe."

George terkekeh, "Orang kita aja lagi ngomongin lu, trus liat lu matung disitu."

Hah? beneran lagi ngomongin gue? Duh, kok nge-fly yha?. Batin Ella bersuara. "Oh, gitu. Yaudah gue masuk kelas dulu ya," ujar Ella. Ella tau dia seperti menolak obrolan antara George dan Khloe. Tapi dia mempunyai rencana.

~~~

Istirahat tiba, semua orang berhamburan kesana-kesini. Ella hanya memerhatikannya orang-orang berlari kesana-kesini di depan taman. Duduk sendiri tanpa senyuman di wajahnya. Dia menunggu Lucas untuk lewat kesini. Tapi tidak lewat-lewat. Bagaimana tau kalau Lucas akan lewat taman ini? Karena Lucas suka yang sepi-sepi dan disini lah tempat paling sepi.

Dugaan Ella betul. Lucas jalan sendirian di depannya. Ella kira dia akan menetap di taman sebentar, tapi dia malah jalan terus ke kantin. Belum juga nyapa, udah pergi. Dengan terpaksa, Ella mengikuti Lucas dibelakangnya. Tentu saja tidak sampai ketahuan karena kalau sampai ketahuan berabe masalahnya.

Lucas sampai dikantin, masih dengan ponsel yang ada ditangannya, dia duduk di tempat yang biasa sekawanannya duduk. Itu seperti singasana mereka.

Ella dengan perlahan menghampirinya. Saat dia ingin memanggil nama Lucas. Lucas berkata,

"Mau ngapain?" Ujar ketus.

Ella terkekeh, "Hehe, boleh duduk ngga?"

Misi pertama: basa-basi dulu ke Lucas dengan itu Ella akan dengan gampang menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang belum ia siapkan.

"Menurut lo? Temen-temen gue bentar lagi dateng," jawabnya masih dengan nada mengjengkelkan.

"Hm, okay." Meskipun Lucas tidak memperbolehkan dirinya untuk duduk--Well itu tidak penting bagi dirinya--jadi dia tetap duduk di depan Lucas.

Lucas menengok ke Ella saat dia duduk dengan tatapan datar plus dinginnya. Ella membalasnya dengan senyuman tanpa dosanya.

"Lo nyadar 'kan kalo temen-temen gue bakalan dateng?" Ujar Lucas kembali ke ponselnya.

"Yea, i know," jawab Ella masih dengan senyuman di wajahnya.

"Oke."

"Oke."

Ella diam. Lucas diam. Hanya terdengar suara ketikan dari ponsel Lucas. Oke, ini akward.

"Okay, gue ngga tahan lagi. Gue bakalan get to the point, lo adalah pasangan gue di tugas interview," ujar Ella, akhirnya.

Lucas berhenti mengetik. Melihat lagi ke mata Ella yang cokelat terang. "Oh," lalu balik lagi ke ponselnya. God, bagaimana bisa ada orang sedingin kulkas kayak dia? Argh.

"Oh?" Ulang Ella. "Really? Oh? Itu tanggapan lo?"

"Trus lo maunya gue jawab apa? Ngga liat apa gue sibuk?" Ujarnya tambah ketus dari sebelumnya.

Ella terkejut dengan tanggapan Lucas. Just a record, tidak ada yang pernah ada orang yang sikapnya sangat dingin kepada Ella sebelumnya. Kecuali Ellie, tentu saja.

"Whatever," ujar Ella berniat untuk meninggalkan Lucas sendirian. Tapi saat dia berdiri, tepat dibelakangnya ada George sedang tersenyum lembut.

"Hey, Ella."

~~~

Gue tau chapter ini boring sama kyk chapter sebelum-sebelumnya. But trust me, nnti bakalan seru (kayaknya) wkwkwk. Stay tune yaa..

Trying [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang