Chapter 21

41 15 8
                                    

Author's POV

Tin.. Tin..

Suara klakson terdengar, Ella cepat-cepat keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobil.

"Buru-buru amat sih," ucap Anna. Ya, sekarang dia yang antar-jemput Ella. Tadinya Ella ke Lucas kemarin tapi dia tiba-tiba cuek. Jadi batal rencana mereka tentang wawancara.

"Jadi kenapa tiba-tiba minta jemput? Tau ngga sih, gue bawa mobil ini tuh diceramahin sama semua orang," curhat Anna.

"Cerahamin kenapa?" tanya Ella.

"Ya, orang tua gue bilang kan ada Adam ngapain bawa mobil trus Adam juga malah marah-marah gara-gara gue bawa mobil." jawab Anna.

"Lah? Si Adam ngapain coba marah-marah?"

"Katanya, kan ada dia. Trus kalo ada apa-apa gimana. Ah, pokoknya dia lebay banget,"

"Yaila," hanya itu tanggapan Ella terhadap curhatan Anna. Ella bukan salah satu orang yang good listener jadi Anna maklumi itu semua.

~~~

"Lucas! Lucas, tunggu!" panggil gue berulang-ulang kali tapi orang yang dipanggil ngga nengok-nengok.

Akhirnya gue tarik tangannya, "Punya kuping kan lo? Di panggil-panggil juga," sahut gue. Dia balik badannya dan menatap gue tajam. Apa-apaan nih ini orang tiba-tiba jadi gini lagi? Perasaan sebelumnya juga biasa aja.

"Lo kenapa?" tanya gue. Pertanyaan itu langsung keluar tanpa otak gue cerna, yang akhirnya kedengeran bego di kuping gue. Kenapa gue harus nanya itu? Pasti lah si Lucas, si kulkas dingin ini ngga mau jawab.

"Nanti jangan pulang duluan, abis gue latihan lari sama si ambisius gila itu, gue mau selesain tugas gue yang sama lo itu. Kalo ngga selesai, ngga naik kelas gue." gue ketawa garing. Gue ngga maksud sih ya buat bercanda, tapi ya masa canggung gitu. Kan ngga lucu.

Lucas cuman diam sambil mainin ponselnya. Apaan sih yang di mainin? Serius amat. Sampai cewek cantik di sebelahnya di kacangin? Dasar manusia laknad.

"Woi, manusia!" gue ambil ponselnya. Gue liat-liat. Ternyata dia lagi baca group chat yang isinya Gilang, Adam sama Redo. Nama groupnya sih "Tergoblok Sedunia" well, gue ngga mau bohong, tapi itu bener. Mereka adalah termasuk orang tergoblok sedunia.

"Apaan sih?" dia melipat kemeja lengan panjangnya setengah. Gaya apaan nih dia tiba-tiba begini?

"Lo denger ngga gue bilang apa barusan?" tanya gue sambil taro ponselnya di kantong jeans gue.

"Denger. Udah kan? Sekarang balikkin," ucapnya. Enak aja. Gue dari tadi ngomong kaga di dengerin trus sekarang mau minta balik ponselnya? Secepat itu? Oh, no honey. Not that fast.

"Ella! La!" gue nengok. Ternyata Radit. Gue tersenyum manis ke hadapannya. Radit langsung lari dan berhenti tepat di depan gue dan Lucas.

"Ini, kemaren lo ninggalin jam lo," ucapnya sambil nyodorin jam gue.

"Ah, pantesan. Gue nyariin tadi malem, gue kira ilang. Makasih ya," ucap gue.

"Santai aja. Ke kelas bareng yuk," ajaknya. Gue agak sedikit kaget sama ajakkannya. Karena kemaren dia galak banget sama gue gara-gara ngga bisa lari. Sekarang baik banget.

Mata gue ngelirik ke arah Lucas. Dia lagi natap Radit tajam dan dingin. Gue ngga ngerasa aneh sama tatapan itu, karena emang dari sana udah begitu.

"Hm, oke." gue pun pergi sama Radit dengan ponsel yang ada di kantong gue.

Dengan akal pintar nan cerdas gue ini, Lucas ngga bakalan kabur ilangan lagi deh.

~~~

Lucas' PoV

Trying [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang