Chapter 6

238 141 92
                                    

"Hey, Ella."

"Ha-ai," ujar Ella gagap.

"Ngapain?" Tanya-nya. Itu adalah pertanyaan yang membingungkan. Maksud dia nanya 'ngapain' itu, artinya apa dia nanya 'ngapain gue disini' atau 'ngapain di depan dia' atau yang lebih parah 'ngapain gagap-gagapan di depan dia'. Semua kesimpulan yang dibuat Ella membuat dirinya pusing sendiri.

Sambil menunggu Ella menjawab, George duduk di kursi tadi dan diikuti oleh Ella. "Maksud gue, ngapain disini? Tumben, biasa sama Khloe nge-gossip."

"Oh, iya ngga ngapa-ngapain sih. Cuman ngomong sama dia. Wait, gimana lo tau gue sering nge-gossip sama Khloe? Karena obviously gossipan cewek ngga pernah ketahuan," oceh Ella. George hanya tertawa mendengarkan ocehan Ella. Yang tentu saja membuat Ella tergila-gila dengan senyuman menggodanya.

"Tau lah, apasih yang gue ngga tau?" Candanya. Dan diikuti oleh tawaan mereka berdua. Ella hampir lupa kalau disitu ada Lucas. Well sebenernya Ella juga ngga peduli sih mau ada Lucas atau tidak. Karna itu tidak akan merubah apa-apa. Dia hanya orang sombong, cuek, judes yang tidak seharusnya hidup karna kedinginannya.

Lagi juga, emang ada apa yang namanya kulkas berjalan?

~~~

Khloe dan Ella sedang berjalan di koridor. Tidak ada salah satu daei mereka yang berbicara. Ella terlalu malas untuk berbicara san Khloe tidak punya topik untuk dibicarakan.

Ella sebenarnya tidak ingin berjalan dengan sahabat satunya itu. Kenapa? Kalian pasti tau kenapa. Kalau tidak George suruh Ella menghampiri Khloe, ini tidak akan terjadi.

"Jadi.. lo udah bilang ke Lucas kalo lk yang interview dia?" Tanya Khloe ragu-ragu.

"Udah," jawab Ella singkat, jelas, padat.

"Trus reaksi dia gimana?" Dia bertanya lagi. Sambil menunggu jawaban, Khloe duduk di kursi taman sepi itu.

"Yaa seperti itu. Tau lah gimana Lucas orangnya," Ella tidak ingin memberitau kalau si Lucas itu menjawab dengan kata 'oh' itu akan tambah merusak segalanya.

Lalu suara dering ponsel berbunyi, Ella sangat senang karena itu akan alasan yang bagus untuk pergi jauh-jauh dari Khloe.

"Eh, bentar ya. Lo duluan aja, bye!" Belum denger jawaban dari Khloe, Ella langsung pergi dan mengangkat teleponnya.

"Udah balik belom?" Tanya langsung orang di sebrang sana. Pasti Elvan.

"Blom lah, gila. Gue masih ada 2 jam pelajaran lagi," jawab Ella sambil menghela napasnya.

"Yah, anjir lama banget."

"Emang lo mau ngapain? Tumben amat nelpon," tanya Ella.

"Nggak ngapa-ngapa sebenernya. Bosen dirumah," jawab Elvan. Ella terkekeh, "Makanya sekolah, bolos mulu."

"Males, gue kan blom ngerjain pr, nnti gue diomelin, dimarahin, dibentak, di masukkin BK, dilaporin nyokap-bokap. Mati aja kalo udah gitu mah," cerocos Elvan. Ini sudah kebiasaan Elvan, dia sangat anti masuk kalo ada pr dari guru yang dia kesali sampe semua orang di kelasnya udah selesai baru dia masuk lalu minta contekan.

"Makanya kerjain," balas Ella sambil duduk di kelasnya. Guru belom masuk jadi dia tenang-tenang saja main ponsel di kelas.

"Yeu, males anjir. Udahan ah, film kesukaan gue udah mulai. Kalo udah pulang call-call me, kay? Bye!" Tanpa mendengar jawaban dari Ella, Elvan sudah mematikan sambungan teleponnya. Dan setelah itu, guru mata pelajaran Ella pun masuk.

~~~

Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Ella tidak langsung pulang, dia ingin bertemu dengan guru favoritnya yaitu guru BK. Guru yang paling asik dari guru-guru lain, menurut Ella.

Seperti biasa, dia masuk ke ruangannya dan mulai curhat ke guru tercintanya itu sambil makan cemilan yang dikasih oleh Bu Yati. Baik, bukan?

"Jadi tuh ya, Bu. Masa ya Bu, kan tau yang kata tugas intervew itu. Saya tuh udah berdoa biar dapet yang ganteng biar sekalian modus. Udah deg-degan ampe mampus pas buka kertas nama kakak kelasnya. Eh taunya bukan yang diharapkan, kan nyebelin. Dan lebih parahnya lagi, yang dapet yang saya mau ya, Bu itu si Khloe kan nyebelin abis. Yang bagian yang paling parahnya itu adalah orang yang bakalan saya interview itu, Bu, gila! Dingin banget kayak kulkas!" Curhat Ella panjang lebar. Bu Yati hanya tertawa pelan tidak jelas.

"Memangnya siapa pasangan Ella?" Tanya Bu Yati.

"Lucas," jawab Ella jelas. Tepat saat dia mengucapkan nama itu, pintu ruangan Bu Yati kebuka. Ella dan Bu Yati menengok ke arah pintu itu.

Ella membulatkan matanya saat melihat orang yang pintu adalah orang yang sedang dia ceritakan. Mampus, udah kalo kata Elvan mah mati aja. Batin Ella mulai berbicara.

"Maaf, Bu Yati dipanggil kepsek," ucapnya dingin and datar. Bu Yati langsung berdiri yang Ella ikuti. Lucas langsung keluar karena tidak ingin berbicara dengan Ella. Tapi Ella mengejarnya.

"Lucas! Tunggu!" Panggil Ella. Lucas tidak menghiraukan panggilan Ella. Sampai Ella menarik tangannya.

"Apa sih?" Tanya dia sinis.

"Gue ngga maksud jelek-jelekin di depan guru BK," ujar Ella. "Gue ngga tau kalo lo denger."

"Trus kalo seandainya gue ngga ada disitu, lo mau bilang apa lagi ke Bu Yati? Hah? Bilang kalo ada kulkas berjalan?" Marah Lucas. Semua orang tau bagaimana Lucas menjaga imej-nya didepan guru-guru dan sepertinya Ella merusaknya.

Ella tidak bisa membalas perkataan Lucas karena itu benar. Dia merasa kalah dan menundukkan kepalanya, Lucas tersenyum kecut lalu meninggalkan Ella sendirian.

Salah gue lagi, yha?

~~~

Tau kok boring tau. Tapi udh baca aja dijamin ga nyesel kok gaes.

Trying [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang