Sang Purnama

95 5 5
                                    

Langit adalah kanvas;
matahari, awan, bulan serta bintang-bintang adalah lukisan Agung Sang Pencipta.
Langit siang tak kan sempurna tanpa sang surya.
Gelapnya malam tak dapat kumemandangmu tanpa cahaya rembulan.

Udara, panas, dingin, senja dan rahasia.
Biar saja mereka menemaniku setiap hari.
Kuingin mereka akan terus selalu ada.
Di setiap malam aku mencoba bernada, mencoba memuisikan kita.
Berdoa agar di manapun kau berada, engkau baik-baik saja.

Ketika malam tiba dan gelap merebut hari dari senja,
ketika kau sibuk menghitung riuhnya bintang-bintang.
Aku duduk terdiam mengagumi sang rembulan,
terlebih saat ia mencapai Purnama.

Aku benar-benar mengagumi rembulan lebih daripada kau mencintai bintang serta kesibukanmu menghitung banyaknya.
Meski cahayanya hanya pantulan dan meski tanpa bintang-bintangnya,
ia tetap mempesona, anggun, molek, jelita di dalam kesendirian.

Ada atau tiada bintang-bintang di sisinya, Purnama tetap menawan.
Bahkan - sendirian - ia tetap mampu menerangi jalanku dalam gelapnya malam.
Sehingga aku tak tersesat menuju tempatmu.

*****

Percakapan PerasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang