EMPAT BELAS

293 27 11
                                    

[NOTICE] kata2 Caelum, seperti biasa~
btw, yang tulisan italic artiny flashback, kalo kurang jelas, hahaa
happy reading!

-------------------------------------------------
Gadis bersurai coklat itu menempelkan dagu pada meja, ada sedikit garis hitam tipis di bawah mata, wajahnya suntuk, sekali-kali mengacak rambut frustasi. Seorang gadis lagi menatap dengan tanda tanya.

"Terra, what's wrong with you?"

Terra menoleh dengan cepat ke arah Scarlett, melingkarkan lengannya pada leher gadis itu dan mengerang tertahan,

"Aku bisa gila! Astaga, aku harus bagaimana?"

Scarlett melepas rangkulan Terra yang kelewat erat, ia ingin tahu permasalahannya dengan benar, tapi pertama-tama ia harus bisa bernafas dulu.

"Ada apa? Ceritakan."

"Begini, bagaimana menurutmu jika orang yang kau suka selama ini berbohong padamu? anggap sajalah kebohongan yang menyakitkan. Kemudian ia pada akhirnya mengakui segalanya, haruskah kumaafkan? atau tidak?"

"Wow, pelan-pelan! Pertama, memang kenapa kalau dia salah? Dia sudah menyesal kan? Bukankah dia berarti buatmu? Maafkan saja, coba percaya padanya."

"Tapi, kalau dia berbuat sama padaku bagaimana? Kalau dia bermain dibelakangku bagaimana?"

"Astaga Terra! Tenang saja! Laki-laki baik bakal tahu mana tempat pulang yang seharusnya, mau kau jaga macam apa juga kalau dia niat selingkuh ya bakal selingkuh."

Terra terdiam cukup lama, memikirkan kata-kata Scarlett. Tidak disangka meski sikapnya banyak kelewat sinting, kata-katanya ada bergunanya. Terra menopang dagu, menarik nafas panjang dan berat, kemudian menanyakan perihal cinta pada gadis berambut tembaga di sebelahnya,

"Kau tahu, aku sama-sekali tidak ada pengalaman soal ini. Kau bisa sedikit membantuku?"

Scarlett tergelak heboh, meluruskan punggungnya, dan menghadap Terra. Pandangannya serius, namun tetap bersinar hangat, ia membuka mulut, bersiap memberi wejangan,

"Dengar, mencintai itu perihal gampang Terra. kalau dia mau denganmu biarkan saja, kalau dia mau pergi juga lepaskan saja. Kalau kau itu yang terbaik, dia bakal kembali padamu. Ingat-ingat saja, jangan pertahankan yang memang tidak bisa. Intinya, cinta itu saling bertahan, bukan satunya bertahan yang lain melepas perlahan."

Terra melongo, tidak yakin sama sekali seluruh kalimat itu datang dari otak sahabatnya. Scarlett tetap menatapnya dengan sumringah. Terra menelan ludah, ia tidak boleh melanjutkan bahsan ini, atau Scarlett bakal lebih mencari tahu sampai akar-akarnya, dan ia belum siap membicarakan perihal Arma. Jadi, gadis itu mengubah haluan topik

"Uhm, yah... Aku ada pertanyaan lain."

"Sure, tanyakan saja."

"Apa yang kau lakukan, kalau ada seorang pria phsycopat mengajakmu tinggal bersama?"

"What?"

***

"Tinggalah bersamaku"

"Huh?"

"Kurang jelas, bocah?"

"Hah? Bu-bukan begitu, maksud Anda apa Sir?"

Caelum menutup mata sepersekian detik, menguatkan rahang, pria itu benci menjelaskan panjang lebar, dan gadis di hadapannya kelewat lemot untuk memahami,

"Tinggal denganku, serumah denganku bocah idiot."

"Sa-saya paham Sir, yang saya tanya kenapa?"

Bumi LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang