[17]

3.9K 200 6
                                    

Tujuh belas - a date?

[Edited]

Karina dan sahabat-sahabatnya sedang di kantin, mengisi kekosongan perut mereka selama jam pelajaran berlangsung. Menu pesanan Karina hari ini masih sama dengan hari-hari lainnya, mungkin tidak akan pernah berubah. Karina memesan mie ayam Bu Sinta dan orange juice Pak Dedi.

"Rin gak bosen lo mie ayam mulu?" celetuk Dewi sambil memakan sosis bakarnya.

"Enggak lah. Sampe gue lulus mungkin bakal mie ayam ini terus," ucap Karina sambil terkekeh, bahkan ia tidak yakin dengan apa yang di ucapkannya.

"Anjir beneran?" sambil tertawa, Hani yang duduk di sebelah Karina memukul pelan lengan gadis itu.

"Nanti perut lo melar Rin awas lo," kali ini Silvy yang ikut berkomentar sambil melahap siomaynya.

"Lo tuh kalo ngomong ya? Emang perut Karina karet apa?" sekarang giliran Nita yang menoyor kepala Silvy. Mereka semua tertawa bahagia layaknya friendship goals.

"Ekhmm," suara seseorang berdehem di belakang Karina membuat beberapa pasang mata tertuju kepadanya.

Karina menoleh dan mendapati Lukas yang sedang tersenyum manis kearahnya. Cowok itu terlihat memegang beberapa lembar kertas yang di gulung menjadi panjang. Lukas bergerak dan menempatkan dirinya disamping Karina, duduk di kursi panjang yang di duduki Karina dan sahabat-sahabatnya sejak tadi.

"Ada yang mau gue omongin Rin. Amanat nih dari pak Bambang."

Pak Bambang adalah guru bidang Kesiswaan yang sering menangani semua masalah dari mulai osis, ekstrakulikuler dan komunitas yang ada di SMA Dwinus ini.

"Apaan sih Kas serius banget deh," ucap Nita dengan nada menggoda, membuat Karina melirik dengan tatapan super tajam.

"Yaudah mau ngomong sekarang?" Karina menggeser mangkuk mie ayam yang sudah kosong lalu meminum jus jeruk kesukaannya.

"Hm, pulang sekolah? Sambil temenin gue ke suatu tempat," Lukas mengusap tengkuknya, ia terlihat kikuk.

"Aduh lo ini bilang aja mau nge-date gitu," kata Nita lagi. Sementara sahabat-sahabatnya yang lain enggan berkomentar. "Apa sih lo ngaco deh," Karina mengibas-kibaskan telapak tangannya didepan wajah, merasa gerah dengan ledekan yang diberikan oleh Nita.

"Jadi gimana Rin?" tanya Lukas lagi, kali ini mereka bertatapan.

"Yaudah. Tapi nanti lo yang telpon nyokap kalo gue balik telat. Dia suka gak percaya," ucap Karina yang langsung dibalas cengiran oleh Lukas.

"Lukas udah dikenalin ke nyokap Rin?" merasa terpancing, kali ini Silvy ikut bersuara.

"Udah, semua ju-" jawab Karina dan langsung di potong oleh Nita lagi, "ya pokoknya peje jangan lupa." Lagi-lagi, Karina melempar tatapan tajamnya kearah Nita dan gadis itu hanya terkekeh sambil mengudarakan sign peace-nya.

"Okedeh, gue balik ke ruang Osis lagi ya."

Lalu Lukas bangun dari tempat duduknya dan berpamitan sementara Karina hanya mengangguk.

"Salam sama kekasih hati ya Kas," pinta Nita, membuat sahabat-sahabatnya bergidik geli. Yuda memang juga sedang di ruangan osis karena pelantikan massal ekstrakulikuler di puncak akan digelar beberapa hari lagi.

**

Lukas mengendari motornya melintasi gedung-gedung tinggi dan ia masih membonceng Karina. Tujuan Lukas membawa Karina untuk pulang dengannya adalah karena amanat Pak Bambang dan juga ia ingin menunjukkan kepada Karina tempat makan dengan view yang bagus.

Stronger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang