[12]

3.7K 248 10
                                    

Dua belas - gamma fabian

[Edited]


Karina merasa semakin jauh dengan Zian setelah kejadian Nadine sakit dan Zian tiba-tiba menghilang dan melupakan janjinya. Kadang, Karina juga pulang dengan Lukas atau bahkan Gamma.

Setiap Karina melewati parkiran, ia juga jarang sekali melihat motor Zian terparkir disana, Zian juga tidak menampakkan wajahnya saat istirahat. Perubahan Zian yang seperti ini tidak sepenuhnya membuatnya benar-benar cuek dengan Karina, kadang Zian mengirimkan pesan lewat LINE atau whatsapp dan itu hanya sekedar menanyakan makan siang atau apakah gadisnya sudah sampai rumah atau belum tanpa menanyakan dengan siapa Karina pulang.

Seingat Karina, ini sudah minggu kedua semenjak Zian berubah dan ia seperti kehilangan semangat setiap ke sekolah.

"Rin," panggil cowok hitam manis di depan Karina.

Saat ini Karina sedang di toko buku bersama Gamma. Mereka memutuskan untuk ke toko buku setelah pulang sekolah tadi.

"Ya?" Karina menutup buku Sastra Indonesia yang ada di tangannya sejak tadi. Sudah dua jam Gamma dan Karina berada di toko buku ini, mencari buku pelajaran atau sekedar baca novel.

"Pulang sekarang yuk? Takut ujan," omongan Gamma otomatis membuat Karina menengok kearah luar yang ternyata langitnya sudah di penuhi oleh awan cumulonimbus.

"Lo ada buku yang mau dibeli Rin?" tanya Gamma, Karina hanya bisa menggeleng karena tidak ada buku yang cocok untuk di beli kali ini.

Kemudian Gamma izin ke kasir, membayar beberapa buku yang ia beli.

Diluar sana, cuaca benar-benar menunjukan wajah murungnya yang mungkin sebentar lagi akan meluapkan tangisan, membuat basah apapun yang ada di bumi bagian ini.

"Rin, pake sweater gue ya? Bentar lagi ujan nih kayaknya."

Gamma membuka sweater biru tua dan menyerahkan ke gadis mungil di hadapannya, menyisakan ia yang hanya mengenakan seragam sekolah.

Satu hal yang harus kalian tau, Gamma itu walaupun kaku tapi orangnya sangat-sangat peka.

Hari ini Karina memakai rok panjang karena rok pendek abu-abunya sedang di cuci ditambah Karina juga lupa membawa cardigan ke sekolah jadi bisa dipastikan ia akan basah kuyup kalau tiba-tiba hujan turun.

Karina memakai sweater biru tua milik Gamma, ia bisa dengan leluasa mencium parfume yang menempel di sweater. Gamma menyerahkan helm ke Karina dan membantu gadis itu memakainya, tidak ada yang bisa Karina lakukan selain tersenyum menikmati kebaikan cowok berambut hitam legam itu.

Hujan rintik turun tepat setelah motor Gamma berenti di depan lampu merah. Cowok yang mirip fetus Afgan ini berdecak kesal lalu mengetuk-ngetukan jemarinya diatas stang motor, seakan tidak sabar dengan lampu merah yang sedang hitung mundur dari angka 30 itu.

Gamma memutar kepalanya, menatap Karina yang sedang mengeratkan pelukan pada sweater Gamma, menarik zip-nya sampai benar-benar atas.

"Sorry ya, lo ujanan gini Rin," ucap Gamma pelan lalu ia menjulurkan tangannya ke arah rambut samping Karina dan menyibakkannya ke belakang.

Ini adalah sentuhan pertama Gamma pada Karina dan entah kenapa, Karina merasa sentuhan Gamma sama dengan sentuhan kecil milik Zian. Karina hanya menggeleng dan melebarkan senyum, ia tidak mau membuat Gamma sekhawatir itu.

Karina mulai sadar, sorot mata Gamma yang khawatir membuat ia sedikit menaruh rasa pada Gamma.

Dia perhatian banget, gue terharu, batin Karina. Pun Gamma berkali-kali merutuki dirinya sendiri karena ia lupa untuk membawa jas hujan.

Stronger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang