[3]

7.1K 282 3
                                    

Tiga - reminds of

[Edited]


Hari demi hari berganti, tepat sudah satu minggu Zian mengabaikan pesan dari Nadine. Sudah satu minggu pula ia tidak nyenyak tidur. Perasaan serba salah itu muncul hampir tiap jam, ia sangat ingin membalas pesan Nadine namun ia juga takut kalau perasaan yang dulu pernah ada akan kembali. Complicated.

Di tempat lain, Karina sedang tenggelam dalam pikirannya. 8 hari lagi Zian akan berulang tahun dan ia belum punya ide akan memberikan hadiah apa untuk Zian. Zian sudah punya segalanya dari mulai motor, mobil, ponsel yang bagus, kacamata bermerk, bola basket, gitar akustik, jam tangan branded, ia sudah punya itu semua.

"Argh kenapa gue kepikiran sih," Karina bergumam. Masih satu minggu lebih namun ia sudah terbebani akan memberikan hadiah apa. Bahkan Zian saja mungkin akan lupa hari ulang tahunnya. Typical.

Bel istirahat berbunyi, Karina merapikan beberapa buku yang berserakan di meja dan beralih ke ponselnya. Tidak ada pesan dari Zian. aneh.

"Karin ke kantin yuk laper nih gue," Hani bercermin, ia memang sering berkaca dulu sebelum ke kantin. Alasannya karena banyak cowok-cowok nongkrong disana. Dari mulai anak famous sampai anak cupu sekalipun, semua berbaur. Padahal Hani sudah punya pacar.

"Gak deh Han. Gue mager," Karina memang sedang tidak mood hari ini, entah kenapa.

"Lo kenapa? Apa mesti gue panggul ke kantin gitu?"

Dari arah belakang, muncul gelak tawa yang berasal dari Silvy disusul oleh Nita dan terakhir Dewi.

"Ish emang gue beras di panggul-panggul."

Karina menatap ke empat sahabatnya itu, merasa beruntung. Ia memang tidak selalu menceritakan semua masalahnya kepada mereka, namun setidaknya mereka selalu ada ketika Karina membutuhkan orang untuk berbagi beban hidup.

"Nunggu Zian ya Rin?" tanya Nita. Mungkin mereka juga aneh karena belum melihat batang hidung Zian beberapa hari kebelakang. Dan Karina membalasnya dengan gelengan kepala, terlihat clumsy.

Zian, biasanya tiap istirahat ia selalu mengirimkan pesan kepada Karina atau menelponnya hanya untuk sekedar menanyakan ke kantin atau tidak. Zian masih menjemput dan mengantarkan Karina pulang, Zian masih menumpang makan mie rebus rasa soto sehabis pulang sekolah namun Zian lebih banyak diam sejak beberapa hari lalu. Karina tidak tau apa yang terjadi dengan sahabatnya dan itu berhasil membuat Karina kepikiran.

"Rin? Woy, Rin. Diem aja," teriakan Dewi berhasil menyadarkan Karina. Gadis itu terkekeh pelan dan kembali menggeleng. Pun teman-temannya tau kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

"Gak apa-apa kok gue. Kalian kalo mau ke kantin duluan aja. Nanti kalo mood, gue nyusul." Karina memandang layar ponselnya yang masih belum berubah, tidak ada notifikasi disana.

Akhirnya karena lapar, Nita, Dewi, Silvy dan Hani pergi ke kantin dan meninggalkan Karina yang masih terpaku. Karina mencari headset di tas dan mendapatkan benda panjang itu lalu menempelkannya ke telinga.

Mendengarkan lagu mungkin bisa merubah mood, batinnya.

Satu lagu dari One Direction yang berjudul Live while we're young berhasil membuat Karina tersenyum. Lirik lagu yang penuh semangat memacu Karina untuk tidak berhenti tersenyum dan bersyukur.

Will keep doing what we do, just pretending that we are cool.

Karina menenggelamkan wajahnya ketika mendengar lagu dari All Time Low yang berjudul missing you. "Arin kangen Papa," ucapnya kemudian, hampir tanpa suara. Menyakitkan, Karina jadi tiba-tiba hilang mood drastis.

Stronger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang