[35]

3.2K 210 9
                                    

Tiga puluh lima - cemburu dan pelampiasan?

[Edited]

Hari ini harusnya Zian mengantarkan Karina ke café di daerah Kemang untuk bertemu dengan Flora yang merupakan sahabat dekat Rika namun Zian bilang ia sedang ada acara dengan Nadine. Dengan berat hati, Karina pergi sendiri ke café tersebut sambil membawa dua jinjing paperbag yang berisi kue nastar rasa nanas dan kue putri salju pesanan tante Flora.

Karina melangkahkan kaki ke dalam café yang sedang ramai lalu menghampiri wanita yang usianya sama dengan sang Mama.

"Hey Karin," Flora melambaikan tangannya, menyuruh Karina untuk mendekat.

"Hai Tante, maaf ya Karina lama. Macet," ucap Karina sesaat setelah mencium pipi kiri dan kanan Flora.

"Gak apa-apa, Sayang. Mama kamu sibuk mulu deh perasaan, Tante kangen loh."

Karina duduk di sebelah Flora, di sofa panjang berwarna hijau tosca dan tidak lama, pelayan menghampiri mereka lalu memberikan dua red velvet yang terlihat menggiurkan itu.

"Maaf ya Tante pesenin ini. Rika bilang kamu suka red velvet," ucap Flora sambil mengusap rambut Karina dan gadis itu hanya mengangguk lambat.

Karina memotong cake di hadapannya begitu juga dengan Flora. Flora adalah sahabat dekat Rika, mereka berteman sejak pertama kali mereka datang ke Jakarta 4 tahun lalu dan saat itu Flora merupakan rekan kerja Papa Karina.

"Kamu masih pacaran sama Zayn Zayn itu?" pertanyaan Flora membuat Karina hampir tersedak, bagaimana bisa dia bilang kalau Karina berpacaran dengan Zian.

"Namanya Zian Tante," tegas Karina dan Flora hanya manggut-manggut.

"Kita gak pacaran kok," sambung Karina. Dan Flora hanya tertawa, membuat Karina heran.

Flora banyak bercerita tentang hidupnya, tentang suaminya yang di pindah tugaskan ke Semarang dalam waktu dekat ini dan ia mau tidak mau harus ikut suaminya. Anak sulung Flora bernama Mayellus Gala, saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan di Universitas Gadjah Mada sedangkan Marshal Dirwassani masih berseragam putih biru.

"Nanti kalo kamu pulang ke Semarang, kabarin tante ya. Kita ketemu," Flora memberikan beberapa lembar uang sebagai bayaran untuk kue-kue pesanannya. Tentu Flora memberikan uang lebih tanpa sepengetahuan Karina.

"Mama udah gak mau pulang ke Semarang Tan. Gak ada yang mau ditemuin katanya," Karina berkata dengan pilu, memang setelah Papa-nya meninggal mereka sudah tidak ada tujuan untuk pulang kampung.

Rika berasal dari Surabaya dan ia merupakan anak tunggal, sepupu-sepupunya juga tinggal berpencar.

"Ada Tante kok. Main-main yah ke sana," Flora kembali mengusap rambut Karina lembut. Maklum, Flora tidak punya anak perempuan jadi ia sangat-sangat menyayangi Karina.

"Iya Tan, mungkin lain waktu."

Flora berpamitan dengan Karina, ia memang sedang agak sibuk mengurus pindahan ke Semarang. Flora juga menitipkan salam untuk keluarga Karina di rumah, berharap mereka bersedia untuk berkunjung ke Semarang suatu hari nanti.

Saat Karina hendak meninggalkan café, ia melihat ada dua orang yang masuk ke dalam café dan duduk bersebelahan. Karina sangat mengenal salah satu diantara mereka. Sesak, itulah yang Karina rasakan saat ini. Ia ingin sekali menangis tapi tidak bisa, ia juga ingin berteriak tapi napasnya tercekat. Tubuhnya bergetar, udara di sekitarnya seakan menipis.

Dua orang yang jaraknya tidak begitu jauh dari tempat Karina berdiri sedang tertawa bersama, si perempuan sesekali bermain dengan rambut lelakinya. Tepat di depan mata Karina, perempuan itu mendekatkan wajah ke lelaki di sebelahnya dan mendaratkan kecupan mesra di pipi. Sungguh romantis sekaligus menyakitkan untuk Karina.

Stronger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang