[42]

3K 166 4
                                    

Empat puluh dua - balap
dan surprise

[Edited]

Barusan, Zian sudah menerima kue blackforrest pesanannya. Tepat jam 12 malam nanti, ia akan ke rumah Karina dan memberikannya kejutan. Zian tau, hubungan mereka berdua tidak seperti tahun lalu. Seperti ada jarak, seperti ada pembatas di antara keduanya.

By the way, urusan Zian dengan Nadine selesai ketika Zian menjemput cewek berambut panjang itu di café biasa tempat mereka bertemu. Zian sudah enggan berdebat dengan Nadine jadi sepanjang perjalanan ia hanya bisa diam dan menatap lurus ke jalan raya.

Masalah yang Zian hadapi kali ini tidak hanya satu atau dua namun lumayan banyak. Membuat fokusnya benar-benar terbagi. Otaknya semrawut sama seperti jalanan Ibukota siang tadi.

Zian melirik jam tangan silver di pergelangan tangan kirinya, malam ini ia akan pergi balap lagi melawan Jaya Baya. Sebenarnya Zian lebih baik memilih untuk berada di rumah Karina menunggu sampai jam 12 tiba namun ia sudah terlanjur berjanji dengan Marco. Laki-laki itu yang di pegang omongannya, celetuk Zian dalam hati.

Seperti biasa, tiap malam minggu seperti ini Myra menginap di Bogor. Jadi ia tidak perlu repot berbohong kepada Ibunya hanya karena ikut balapan.

Dengan berat, Zian melangkahkan kaki keluar rumah. Menghampiri motor dan memakai helm full face-nya.

                               --

Suara derum motor mendominasi sirkuit dadakan ini. Dua kubu yang telah bersiap memainkan gas motornya bergantian. Malam ini, semua pembalap gadungan dari Dwinus dan Jaya Baya menyatu. Pertandingan memakai sistem bersama, semua pembalap turun dan siapapun yang menembus garis finish pertama kali setelah sepuluh putaran, sekolah dialah yang menang.

Jalanan masih sedikit basah karena hujan rintik yang turun sejak tadi sore. Zian sudah bersiap di atas motornya begitu juga dengan Marco dan kawan-kawan. Mereka optimis bisa mengalahkan Jaya Baya lagi malam ini. Di tambah Zian ingin membalaskan dendam akibat team futsalnya seri dari Jaya Baya, walaupun futsal dan balap liar adalah dua hal yang jauh berbeda.

Semua pembalap amatiran itu sudah mengelilingi sirkuit sebanyak 8 kali. Susul-susulan terjadi antara Marco dengan Geri dan juga Zian dengan Maxime. Sementara pembalap yang lainnya hanyalah sebagai pemanis. Berkali-kali motor Marco terlihat oleng namun Marco sempat mengacungkan jempolnya yang terbalut sarung tangan itu, menandakan semua baik-baik saja.

Maxime seperti kehabisan tenaga, ia berada tiga detik di belakang Zian. Kali ini, Zian sedang berusaha mati-matian menyalip motor Marco lalu meraih posisi pertama menggantikan Geri. Seperti mengerti, Marco membiarkan Zian untuk mengambil alih posisi kedua itu.

“Gue mau bales dendam pokoknya harus menang,” ucap Zian dari balik helm.

Putaran terakhir, masih terjadi kejar-kejaran antara Zian dan Geri. Geri tidak mau menyerah begitu saja karena kubunya kalah pada balapan beberapa waktu lalu. Yang mengharuskan ia dan teman-temannya membeli dua kardus Silverqueen ukuran besar, sesuai dengan perjanjian.

Karena jalanan masih agak licin, motor Zian hampir sempat oleng namun ia masih bisa menyeimbangkan motor dan tubuhnya. Di detik-detik terakhir sebelum garis finish, Zian menggumamkan nama Karina seperti biasa. Berharap ia bisa lebih tenang dan menang. Dengan percaya diri, Zian menaikkan lagi kecepatan motornya dan ia berhasil membalap Geri. Tenang namun Zian bisa melewati semua, berkat gadisnya.

Stronger [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang