Senang. Bahagia. Terharu. Senang lagi. Bahagia lagi. Terharu lagi.
Hanya kata kata itu yang dapat menggambarkan benaknya saat ini. Film yang di tontonnya saat ini gantian menonton kebengongannya. Kalau tv layar datar itu bisa berbicara, mungkin dia akan berkata "elo remaja tanggung? Kayak anak puber aja senyum senyum nggak jelas. Padahal cuma di sapa gebetan" dan semoga saja tv itu tidak bicara karena mungkin kisah ini akan berubah menjadi cerita horor -_-.
***
"Good morning" sapa Dara dengan riang ketika memasuki ruangannya.
"Morning". Jawab rekan rekannya satu oersatu.
"Lagi seneng banget ya?", tanya tina yang heran dengan aura Dara yang terang benderang.
"Apa? Eh. Biasa aja kok", jawab dara sambil tersipu. "Emang keliatan banget ya kalo lagi hepi?" sambungnya.
"Bangeet dar... ", jawab rekannya serempak. Dan dibalas cengiran oleh dara. Dara tidak menyangka efek samudra pada dirinya begitu besar. Kejadian di coffee shop telah berlangsung lebih dari seminggu yang lalu dan mood Dara tetap sangat bahagia hingga sekarang. Begini toh rasanya jadi abege labil kembali pikir dara.
Sebenarnya dara bukannya belum pernah menyukai pria. Dia sudah beberapa kali pacaran saat SMA maupun kuliah. Tapi efeknya tetap tidak sedasyat perasaannya kepada atasannya itu. Hampir 4 tahun dan perasaannya tetap tak pernah berubah. Malah bertambah seiring pertemuannya di coffe shop semalam. Semoga ini pertanda baik. Bukan malah sebaiknya harap Dara.
***
Hujan.
Itulah yang terlintas di benak Dara saat melihat suasana luar di balik jendela ruangannya. Dan mood dara agak memburuk di bandingkan beberapa saat lalu. Bagaimana tidak. Dia tidak membawa mobil hari ini. Dan ini sudah pukul 7 malam. Bidangnya lembur hari ini karena proyek semakin dekat. Dan mau tak mau terpaksa ia malam ini bakal naik taksi untuk pulang. Mau nebeng temannya tapi tidak ada yang searah dengan apartemen dara. Sebenarnya taksi adalah pilihan terakhir yang bakalan dara ambil ketika dia pergi dan tidak membawa mobil. Dia lebih baik naik ojek ketimbang taksi. Dulu, awal awal setelah lulus pasca sarjananya, dan balik ke jakarta, dara memang belum di perbolehkan menyetir mobil oleh orangtuanya. Alasannya dara harus beradaptasi dulu dengan suasana jalanan di jakarta yang jelas jelas berbeda dengan suasana jalanan di aussie. Walaupun tinggal sendiri di apartemen orang tua dara tetap menyuruh mang ujang bolak balik rumah-apartemen-tujuan dara- rumah dan sebaliknya untuk mengantar dara. Namun suatu saat ada yang di lakukan dara dan mang ujang tidak bisa mengantarnya karena mobil yang biasanya di kendarai dara sedang berada di bengkel. Terpaksa dara memesan taksi untuk mengantarnya ke tempa tujuan. Namun dara baru sadar bahwa arah taksi yang ditumpanginya berbanding terbalik dengan arah tujuannya. Beberapa saat kemudian di tempat agak sepi, takmsi itu meminggirkan mobilnya. Dara yang dari tadi sudah was was mencoba mengirimi pesan pesan kepada ornagtuanya. Mulai dari ciri pengemudi, jalan jalan yang di laluinya hingga petunjuk petunjuk arah yabg sempat di lihatnya. Dara tidak mau mengambil resiko menelpon atau berteriak karena akan mengancam keselamatannya. Apalagi dia masih asing di kotabtersebut. Setelah taksi tersebut berhenti di temapt yabg sepi. Supir taksi menoleh ke arah dara dengan senyuman yang sangat menakutkan. Dara hanya mencoba tenang sambil memperhatikan sekitarnya. Tidak ada papan nama si sopir, mungkin karena si sopir telah mempersiapkan kejadian ini. Pintu taksi masih terkunci. Dan kemudian sopir taksi mengeluarkan sebuah benda yang dia tahu kalau itu pisau lipat dan kemudian diarahkan kepadanya."Non, non tahu maksud saya kan? ". Kata si supir taksi dengan senyum menakutkan.
"Sa..saya.. Tidak tahu maksud anda pak", shit. Dara merasa tubuhnya bergetar walau ia mencoba tenang.
"Serahkan dompet. Handphone. Kalung dan barang barang penting lainnya kepada saya. Dan jangan macam macam. Saya bisa berbuat nekat", ancam supir taksi itu. Dengan gemetaran Dara membuka tasnya dan menyerakan dompet dan handphonenya kepada si sopir. Kemudian dia membuka kalung yang di lehernya dan memberkiannya kepada si sopir. Setelah mengecek segala barang berharga dara sudah di tangannya. Si sopir menyuruh dara turun dan meninggalkannya di pinggir jalan yang sepi itu. Dara hanya bisa berjongkok dan menangis. Antara bersyukur dan syok. Dia bersyukur si sopir taksi tidak menyentuh dirinya. Membayangkan dia akan di perkosa atau di bunuh dengan keji membuat tabgisan dara semakin menjadi jadi. Ia masih selamat. Tidak kurang sedikitpun yah kecuali barang berharga yang di bawanya tadi. Tapi dia selamat. Dia sangat mensyukuri hal itu. Stelah beberapa lama menangis di pinggiran jalan, dara terkaget ada suara yang menayakan keadaannya. Dengan enggan dan takut dara melihat keadaan sekitarnya. Ternyata ada 2 orang berseragam polisi beserta mobil yang atasnya mengeluarkan cahaya berkelip. Dia selamat dan setelah itu keluarganya menjemputnya di kantor polisi. Karena kejadian itu dara sangat trauma naik taksi untuk mengantarnya ke tempat tujuan ketika dia tidak membawa mobil dan memilih menaiki ojek atau meminjam mang ujang dari papanya ketika berpergian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destination
Romance(PRIVAT ACAK) Apa yang lebih menyakitkan dari cinta yang bertepuk sebelah tangan? Apalagi Dengan lelaki yang super sempurna namun gagal move on? Double jleb!! Ikuti Kisah Andara, gadis cantik yang jatuh cinta pada Pria Sempura namun gagal move o...