Rafel Pov
Hari sabtu dan minggu adalah hari hari indahku. Bukan. Hari indah setiap orang yang sibuk beraktifitas selama 5 hari kemaren.
Kenapa?
Ya karena di dua hari itu aku akan melakukan hal hal yang kusukai tanpa adanya gangguan. Seperti baca novel sampai subuh dan bangun tidur menjelang adzan dzuhur. Senang? Ya. Sangat senang. Sesimple itu hidupku.
Tapi tidak dengan sabtu ini. Setelah membaca novel sampai subuh dan tertidur karenanya. Namun di sela sela tidurku yang berharga, seseorang entah siapa itu memencet bel pintu dengan sangat tidak indah. Berisik sekali. Sempat kulihat jam di nakas. Jam 8 pagi berarti aku baru tertidur sekitar 3 jam. Ini belum jadwal bangun tidurku. Siapa berani berani mengganggu kesenenganku?
Selama 1 bulan di jakarta, belum ada yang tahu alamat apart ku selain keluargaku dan si bawel dara. Atau beberapa orang kantor yang mengantarkan berkas.
Dengan sedikit kesadaran yang ku punya otakku berfikir. Si emak dan babe sedang hanimun ke bali untuk ke sekian kalinya. Orang kantor... Tidak mungkin. Hanya ada satu kemungkinan dan sepertinya benar...
Dengan malas aku bangun dari tempat tidur dan melangkahkan kakiku menuju pintu. Ini bocah bener bener. Kalau si bawel ini nggak mencet bel kayak orang kesetanan dan membuat bising seluruh ruangan, ogah banget aku bangun dan bukain pintu. Tapi demi menjaga kesehatan telingaku. Kali ini mau tak mau aku harus menghentikan aksi heroiknya itu.
Ku buka pintu dengan tidak sabar sambil menatap jengkel orang di depanku. Benar sekali spekulasiku. Siapa lagi kalo tidak si bawel dalang dari semua ini.
Dengan tampang tanpa dosa dan cengiran menyebalkannya menghiasi wajahnya, dia menatapku dan mendorongku ke samping menerobos masuk kedalam apartemen.
"Nyebelin banget sih ni bawel. Ini masih jam 8 loh. Kamu kan tahu kalo hari hari libur gini waktu buatku tidur puas", semprotku.
"Heh. Anak gadis molor terus. Susah jodoh baru tahu rasa", kata dara dengan sadisnya. Sambil membuka laci piringku dan menuangkan sesuatu dari bungkusan yang di bawanya tadi.
"Halah. Mentang mentang yang udah mau kawin. Belagu banget. Pusing pala hayati ini. Baru tidur jam 5 tadi wel", kataku masih jengkel. Ku hampiri si dara dan melihat apa yang di lakukannya. Si bawel itu ternyata membawa bubur ayam yang terlihat lezat. Dengan sebal tapi lapar langsung ku tarik sarapan bagianku dan langsung melahapnya. Si dara hanya menatapku mengejek dan mencibir. Sial.
"Kawin. Kawin. Emangnya kucing. Nikah tau ndut",
"Laper? Sok sokan ngomel pas aku dateng lagi", kata dara sambil mengejekku yang ku tanggapi dengandengusan. Masih berkonsentrasi dengan bubur di hadapanku.
"Heleh. Ntar juga endingnya kawin wel. Btw. Tumben dateng pagi. Biasanya dateng siang kalo libur. Ku kira kamu udah tahu kalo pagi di hari libur adalah jadwalku tidur. Ini malah gangguin. Mana mencet bel kayak orang kebelet. Bikin kepala pusing. Dasar. Sadis banget", semprotku lagi. Dan si dara hanya ketawa menjengkelkan.
"Haha. Mau minta antarin Jemput Sam", kata dara sambil tersenyum.
Deg
Sam? Ohmaigad. Haruskah aku berhubungan lagi dengan lelaki itu? Mungkin kata 'berhubungan' namun dalam konteks artian yang berbeda.
Setelah dara memberitahuku siapa tunangannya beberapa hari yang lalu., Aku benar benar kaget. Bukan kaget karena seberapa kaya atau ternyata tunangannya adalah salah satu anak pemilik kerajaan bisnis Satrojaya yang terkenal itu, tapi... Karena lelaki itu adalah ...
Seseorang di masalalu
Lelaki paling brengsek
Sekaligus, satu satunya lelaki yang mendapatkan cintaku sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destination
Romance(PRIVAT ACAK) Apa yang lebih menyakitkan dari cinta yang bertepuk sebelah tangan? Apalagi Dengan lelaki yang super sempurna namun gagal move on? Double jleb!! Ikuti Kisah Andara, gadis cantik yang jatuh cinta pada Pria Sempura namun gagal move o...