fourteen- Cant take my eyes from "her"

104 10 5
                                    

Samudra Pov

Akhirnya Dara mengetahui masa laluku. Dan terlebih lagi masa lalu terindahku adalah bersama sahabat SMA nya yang di panggil 'nduty'.

Aku dan dara sudah mulai seperti kebanyakan pasangan lainnya. Bertukar pesan tiap malam. Saling menelpon, atau bertemu hanya untuk sekedar makan bersama. Pembawaan dara yang anggun namun supel membuat semua orang akan merasa nyaman jika berada di dekatnya. Termasuk aku.

Aku merasa nyaman jika mengobrol dengan dia. Selain anggun, dara pun berpribadi cerdas. Segala aspek yang kami bicarakan sangatlah menarik untuk di bahas. Dan aku betah berbincang dengannya.

Namun masih sebatas itu.

Tapi aku sangat berfikiran positif mengenai masa depan kami nantinya. Tak perlu embel embel cinta.

Tapi sepertinya itu hanya berlaku padaku saja.

Tapi tidak dengan Dara. Dara terlihat sangat mencintaiku. Bukannya geer. Tapi sejujurnya, segala perbincangan selalu dia yang memulai. Dan kebanyakan aku hanya menanggapi. Tapi dengan itu aku sudah cukup nyaman. Tapi aku merasa sedikit bersalah padanya. Karena aku masih belum bisa menyukainya. Apalagi saat kejadian beberapa hari yang lalu. Ketika aku melihat seseorang itu lagi setelah lebih dari tiga tahun. Dan segala pertahananku lenyap.

Rafel, ternyata adalah sahabat Dara. Dan aku baru mengetagui itu saat pulang dari NewYork. Sebelum pulang, dara memang bilang mau menjemputku.

Dan di saat terakhir aku mau take off dia sempat mengirimkan pesan bahwa dia besok akan menjemputku bersama Sahabatnya yang di panggil 'nduty'. Sahabat yang selalu di ceritakannya saat kami bertemu, bahkan saat bertukar pesan. Sahabat SMA nya yang hampir 8 tahun tak pernah berjumpa dan akhirnya menjadi sahabatnya lagi sekarang.

Dara sama sekali tidak pernah menyebut nama dari nduty. Dan saat berjumpa di bandara aku pun kaget melihat siapa yang menemani dara menjemputku.

Setelah melihatnya, semua perhatian dan pandanganku terfokus padanya. Walaupun sempat kulihat wajah sumringah Dara saat melihatku, dan kemudian sedikit berlari menghampiriku, tapi pandanganku tetap terfokus pada satu orang. Rafel.

***

Persiapan pernikahanku dan dara sudah 90 persen. Tinggal menyelesaikan hal hal kecil dan mengumpulkan keyakinan hatiku.

Yang entah mengapa menjadi sedikit ragu. Bukan. Bukan sedikit ragu, namun bimbang. Hanya sekali bertemu dan semua usahaku melupakan segala kenangan tentang Rafel menjadi sia sia.

Apa maksudnya ia kembali muncul setelah sekian lama? Apa maksudnya dia tiba tiba bersama dara menjemputku di bandara? Apakah Rafel tidak tahu kalau tunangan Dara adalah diriku? Karena mendengar cerita Dara, mereka berdua adalah sahabat dari SMA yang setahuku mereka mungkin akan saling bercerita satu sama lain.

Mungkin bukan rafel yang bercerita karena kenangannya bersamaku sangat buruk, tapi apakah Dara tidak bercerita? Misalnya Dara menceritakan tentangku kepada rafel, apa maksudnya ia tetap bersama dara metika hendak menjemputku? Dan semuanya tiba tiba membingungkan.

***
Author pov

Samudra tidak dapat melepaskan pandangannya pada satu titik itu. Rafel.

Hari ini sam ada meeting di restoran di salah satu hotel bintang lima ternama. Namun meetingnya masih ada dua jam lagi sebelum dimulai. Ia teringat kalau Dara ada mengabari dirinya untuk fitting jas di butik yang letaknya tidak jauh dari Hotel tempat meetingnya.

Dan disinilah dirinya. Mematung di depan pintu masuk butik. Melihat sekilas Dara yang sedang mengamati gaun nikahnya dan pandangan Sam langung terhenti pada gadis tembam di sebelah dara yang ikut berkomentar tentang Gaun dara. Rafel.

DestinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang