Samudra POV
Sekarang, aku sedang menunggu salah satu karyawanku yang cantik untuk pulang barenga dan makan malam sebelumnya. Aku menetapakan wanita itu sebagai wanita yang kupilih untuk serius kedepannya.
Cinta?
Tidak. Cintaku masih milik seseorang di masa lalu.
Kejam?
Sepertinya, karena aku memilih dia namun hatiku masih dimiliki seseorang. Aku mencoba bergerak maju, dengan mengabaikan perasaanku. Di umur hampir berkepala tiga, bunda sudah mulai mengomel untuk menyegerakan ku melangkah ke jenjang serius. Jadi ini tidak sepenuhnya kejam. Aku tidak ada niat mempermainkannya. Dan sepertinya dari Andara sepertinya memberikan feedback yang bagus pada usahaku mendekatinya.
Apa menurut kalian yang kulakukan di NYC adalah bertobat dan menyesali kesalahanku? Oke, poin yang kedua memang benar. Aku sunggu menyesali kesalahanku di masa lampau. Tapi untuk bertobat? Tidak. Justru untuk melupakan masalahku, aku mengulangi hal itu berulang ulang. Mungkin bisa disebut suatu pelarian. Pelarian yang tidak berguna.
Tanpa sadar ada seseorang yang mengetuk jendela mobilku. Sudah berapa lama aku melamun? Mungkin sejak mobilku berhenti di lobby apartemen Andara.
"Hai", sapaku setelah membuka pintu mobilku dan membawa andara menuju pintu kursi penumpang di kiri ku.
"Thanks", kata Andara sambil tersenyum manis kepadaku. Setelah aku masuk kemudian melajukan mobilku menuju arah tujuan kami. Rumahku.
Dia mulai kebingungan ketika mobilku berhenti di depan teras rumahku. See? Aku tidak mempermainkannya. Aku serius menjalani hubungan ini. Walau ini bis adi sebut terlalu cepat. Tapi menunggu apa lagi? Aku mencoba menghilangkan perasaan ini dari tiga tahun yang lalu namun nihil. Ketika aku menemukan sosok andara, aku merasa ia adalah orang yang tepat. Dan ketika ku dekati dia tidak menghindar, justru memberikan peluang untukku untuk mendekatinya. Kurang apalagi? Semua hubungan antara dua oramg dewasa berlawanan jenis akan berakhir pada dua hal. Menikah atau berakhir dan kembali mencari pasangan baru. Dan poin pertama adalah pilihanku. Untuk cinta dan sejenisnya bisa belakangan. Aku akan mencoba peruntunganku pada peribahasa "karena cinta akan tumbuh karena terbiasa". Jangan marah padaku. Karena seorang dewasa berhak memilih jalan mana yang akan di pilih. Dan itu termasuk aku.
"Dimana ini Sam?", tanya dara yang terlihat kebingungan melihatku dan pemandangan luar rumahku secara bergantian.
"Rumahku", jawabku sambil melepaskan seat beltku. Sebelum ku membuka pintu kemudi, tangan dara tiba-tiba menahanku. Sekarang raut wajahnyabterlihat cemas.
"Aku akan mengenalkanmu dengan keluargaku. Tak apa kan?", kataku santai yang membuat wajah dara terkaget dan cemgkraman tangannya di lenganku semakin keras.
"Tak apa. Bukankah aku bilang ingin menjalin hubungan denganmu? Dan aku tidak main main masalah itu. Apa kamu keberatan?", tanyaku kepada wanita di sampingku. Dia terlihat out of mind, yang terpaksaa ku harus mengguncangkan tangannya pelan untuk menyadarkannya.
"Secepat ini Sam?", tanyanya terlihat ragu. Kurasakan tangannya mendingin. Mungkin gugup atau efek kaget.
"Ya. Apa kamu keberatan? Kalau kamu keberatan kita bisa pergi dari sini. ", kataku dan Andara masih terdiam di sampingku.
"Tapi aku harus ke dalam dulu memberitahukan bundaku. Beliau terlihat antusias tadi. Tapi ini salahku juga mengajakmu tanpa memberitahumu lebih dahulu", ucapku padanya.
Namun ketika aku akan membuka pintu kemudi, lagi, tangan dara kembali menahan lenganku. Akupun menatapnya bingung. Namun terlihat dia sedang berfikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destination
Romance(PRIVAT ACAK) Apa yang lebih menyakitkan dari cinta yang bertepuk sebelah tangan? Apalagi Dengan lelaki yang super sempurna namun gagal move on? Double jleb!! Ikuti Kisah Andara, gadis cantik yang jatuh cinta pada Pria Sempura namun gagal move o...