Aku berdiri dengan jarak sekitar tiga meter darinya. Lihatlah betapa Cantik ciptaan tuhan ini. Jessica Veranda saat ini aku mengakui bahwa aku benar-benar mencintaimu, Hati ini hanya terukir namamu tidak ada gadis lain yang bisa mendapatkan cintaku selain dirimu. Kakiku mulai melangkah menghampiri peri cintaku, jantungku terasa berdegup lebih kencang. Hari ini aku bernekat akan menyatakan perasaanku yang sesungguhnya kepadanya. Ada sedikit rasa takut yang hinggap di diriku, takut Ve akan membenciku dan menganggapku makhluk yang menjijikan. Ah! Persetan dengan semua itu, cintaku mengalahkan rasa takutku. Aku siap menerima resikonya, jika aku bisa.
"Ve"
"Kamu lama banget sih nal.. " Dia marah kepadaku, bukan. Aku tau sekali dirinya, dia tidak marah hanya saja sedikit merajuk karena aku terlambat datang. Lihatlah tingkahnya itu,Lucu. Membuat aku semakin Cinta.
"Maaf Ve. Tadi macet banget hehe.. Udah dong ngambeknya, Aku kangen tau" Aku bergelayut manja dengannya. Ia tak heran karena kelakuanku seperti ini sudah biasa ia terima.
"Seharusnya aku yang merengek, kok jadi kamu gini sih!" protesnya tak terima.
"Aku atau kamu, kurasa sama saja Ve" Aku mengulum senyum tulus untuknya, Ia membalas senyumanku. Peri Cintaku ini semakin hari semakin cantik saja.
Aku menyenderkan kepalaku di bahu milik Veranda. Tatapan kami lurus kedepan, pantai yang sangat indah menjadi objek pengamatan kami berdua. Tapi pikiranku bertolak belakang dengan suasana yang santai seperti ini. Aku bingung harus memulainya dari mana.
"Nal.."
"Hm"
"Aku sayang kamu"
"Aku tau"
Aku menyayangimu lebih dari apapun Ve bahkan Aku sangat mencintaumu,Batinku."Kamu adalah sahabat sekaligus adikku yang terbaik sedunia"
Degg
Sakit.. Sakit mendengarkan pernyataan kalau Ve hanya menganggapku sebagai adik dan sahabat, tidak lebih. Lalu bagaimana dengan nasibku yang mencintainya.
'Apa aku tidak boleh meminta lebih dari sekedar sahabat maupun adik?' Aku bertanya kepada diriku sendiri.
"Nal.. "
"Kinal.. "
"Kinay.."
"Devi Kinal Putri"
"Eh.. Ii iya Ve" Tuhan jika rasa ini salah bolehkah aku meminta untuk engkau menghapusnya. karena ku rasa, aku tidak akan bisa menyimpan rasa ini sendiri untuk sekian lamanya.
"Kamu kenapa? Ada masalah?" Ve menangkup kedua pipiku. Aku salah tingkah di buatnya, aku harus mengatakannya, lebih cepat lebih baik.
"Kinay.. " Wajahnya terlihat sangat khawatir. Wajahku dan wajahnya kini berhadapan. Akankah aku bisa seperti ini setelah aku mengatakan semuanya. Aku belum siap jika harus kehilangannya tapi aku juga tidak akan bisa menyimpan rasa ini lebih lama lagi, Tuhan Aku harus bagaimana.
"Ve.. Apa aku boleh mengatakan sesuatu?" Dia mengangguk sebagai jawaban. Aku menghela nafas dalam-dalam, Mengumpulkan nyaliku sebesar mungkin.
"Aku mencintaimu" Loloslah kalimat sakral itu dari mulutku. Tangan Veranda yang berada di pipiku perlahan mengendor. Ia mengalihkan pandagannya dari diriku. Keringat dingin mengucur deras di tubuhku, Sedikit ada perasaan legah, aku sudah mengatakan kalimat sakral yang sekian lama aku pendam.
"Kamu bercanda Nal.. Ga lucu ah" Aku meraih tangannya dan aku genggam erat meyakinkan kalau aku memang bersungguh-sungguh.
"Lihat aku Ve, apa aku terlihat bercanda? Kali ini aku mengatakan apa yang seharusnya aku katakan. Aku Mencintaimu Ve, sangat mencintaimu"
Veranda masih terdiam membisu, Aku tau dan aku mengerti ini memang sulit baginya, Ini juga sulit bagiku. Tapi apa aku salah memiliki rasa cinta ini.
"Ve.. "
"Kamu gila Nal" Aku akui Aku memang Gila, Cinta buta ini yang membuatku gila.
Veranda melepaskan tangannya dari tanganku, Ia berdiri dan menatapku."Ve ku mohon beri aku ruang di hatimu, Aku tidak bisa hidup tanpamu, bahkan nafasku, jiwa dan ragaku hanya setengah dalam diriku dan setengahnya ada pada dirimu Ve. Jika kamu tidak ada aku akan.. " Ve mengangkat satu tangannya menghentikan ucapanku.
"STOP NAL.. Aku ga bisa" Ucapnya menahan tangis, aku tau itu. Terlihat dari nada bicara Ve yang sedikit parau. Aku melangkahkan kakiku mendekatinya.
"BERHENTI, JANGAN MENDEKAT" Aku tersentak kaget, Ve membentakku dengan keras. Aku dibuat gila dengan kondisi seperti ini. Aku menuruti permintaannya, Aku memberi jarak du antara kita berdua.
"Oke.. Sekarang katakan, apa alasan kamu tidak bisa? Kamu menyayangiku dan aku menyangimu.. Kita saling menyayangi Ve" Bodoh.. Aku bodoh, Sudah jelas-jelas Ve tidak terima tapi aku tetap saja kekeh dengan keinginanku.
"Karena kita sama kinal, Aku perempuan dan kamu juga perempuan. Ga seharusnya kamu punya rasa cinta ke aku, kita tidak boleh menentang alam. Aku sayang kamu hanya sebatas adik kakak ga lebih. Apa kata orang nanti tentang kita, Sadar Nal. Orang tua kita pasti akan kecewa, mereka pasti akan menganggap bahwa mereka tidak berhasil mendidik anaknya dengan baik"
Aku masih terdiam mendengarkan setiap kalimat yang ia ucapkan. Aku sama sekali tidak memikirkan sejauh itu.
"Kamu harus buang jauh-jauh rasa itu Nal, karena sampai kapanpun kita tidak akan pernah bersatu"
Aku berlari memeluk tubuhnya tanpa meminta izin terlebuh dahulu. Kalian tau, Hati ini benar-benar sakit. kenyataan pahit yang aku terima. Cintaku tak terbalaskan. Air mataku akhirnya lolos begitu saja. Sudah susah payah aku menahannya.
"Aku sama sekali tidak perduli kata orang Ve, karena mereka tidak merasakan menjadi aku. Aku tau perasaan ini salah. Bahkan aku mencoba untuk membuangnya jauh-jauh, tapi percuma. Cintaku kepadamu mengalahkan segalanya. Tuhan memberikan cinta ini tanpa aku duga, akankah aku menolak pemberiannya. Aku akan bawa kamu pergi dimana hanya ada kita berdua, kamu tidak usah khawatir lagi apa kata orang. Kita akan hidup bahagia selamanya tanpa ada satupun yang mengusik kita".
Ve mendorong tubuhku dengan kasar, mata Ve merah dengan di iringi butiran bening jatu dari pelupuk matanya.
PLAAAKK..
Terasa nyeri di area pipi kananku, Ve baru saja menamparku tanpa perasaan. Aku tau dia sangat kecewa, tapi apakah dia tau betapa sakitnya aku saat ini.
"Kamu sudah Gila Nal.. Kamu sangat menjijikan, Jangan pernah sentuh dan temui aku lagi. Mulai sekarang kamu bukan sahabatku dan anggap saja kita tidak pernah saling mengenal"
Rasanya aku ingin mati saat ini juga, Dia pergi setelah mengucapkan kalimat yang sangat aku takuti, Bodoh.. Tuhan, kenapa engkau memberi Cinta ini kepadaku jika akhirnya akan seperti ini. Apa kau sedang mengujiku, atau memang kau tak sayang kepadaku. Jika aku boleh meminta satu hal darimu, Aku akan meminta engkau menghilangkan semua ingtanku untuk selamanya, agar aku tidak bisa lagi mengingat rasa cinta dan rasa sakitku kepadanya.
Dia memang menyayangiku tapi sayang bukan berarti Cinta.
Aku lemah, Aku rapuh. Badanku jatuh di hamparan pasir putih. Dunia ini kejam. Tuhan tidak adil.
Aku berjalan ke tengah pantai, tidak perduli ombak menerjang tubuhku berkali-kali. Sekuat apapun aku, akhirnya aku tumbang juga. Tubuhku mengapung di atas air, Aku pasrah ombak membawaku kemanapun yang mereka mau. Aku merasa dadaku sesak, dikit demi sedikit aku kehilang oksigen, rasa kantuk menyerang diriku, aku mulai memejamkan mata untuk merasakan ketenangan."Bunda, Bawa kinal bersamamu" Aku tidak bisa menahan rasa kantuk yang sangat berat ini,dan akhirnya aku terlelap.
➡➡➡➡➡➡➡➡
Ini FF pertamaku loh! Tertarik dengan Sosok Kinal dan Veranda jadi pingin buat deh hehe..
Moga aje suka ye, soalnya aku tuh ga pandai buat ginian, serius deh.
Hehe.. Soo baca yah?

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME
FanfictionKetika Gue cinta sama lo, kenapa lo pergi dan memilih orang lain? Dan ketika gue udah ingin ngelupain lo, kenapa lo balik lagi dan hancurin hidup gue. Sekarang hidup gue udah hancur, tapi kenapa lo tiba-tiba datang seolah lo itu malaikat, yang seben...