Prolog : Kutukan dan Doa

5.2K 204 33
                                    

25 Scorpio 544 :

Bertempat di Kerajaan Angelia...

"Maaf ayah, hanya kakak saja yang pantas menjadi penerus tahta."

Seorang anak laki-laki yang tampan berusia 16 tahun, - berambut pirang dan berpakaian sederhana dengan setelan jubah, baju dan celana katun putih, - berdiri di hadapan singgasana Raja Gio Angellion.

Derrel Angellion namanya, seorang malaikat Kerajaan yang paling dihormati, ramah, tutur kata santun, dan benci segala bentuk kemewahan. Sifat sederhana inilah yang membuatnya semakin dicintai rakyatnya. Bahkan dilirik oleh putri-putri bangsawan di Kerajaan Angelia.

Namanya juga malaikat, jelas sekali kalau setiap keturunan malaikat memiliki sayap dengan berbagai motif, keahlian dan warna yang berbeda satu sama lain. Tapi tidak untuk Derrel. Anak itu begitu kesulitan bahkan tak pernah sekalipun melihat sayapnya sendiri.

"Tapi anakku... Kakakmu, Diana, terbaring tak berdaya di kamarnya karena kutukan Iblis laknat itu." Ucap Raja sambil menahan amarah setiap mengingat kebodohan akibat cinta buta putri tunggalnya.

Derrel diam sejenak. "Aku tidak mau membahasnya lagi." Lalu membungkuk hormat, "Permisi Ayahanda Raja..."

Setelah sang ayah menerima hormatnya, ia bangkit berdiri lalu anak itu berbalik dan pergi. Tapi suara dingin ayah menghentikan langkahnya.

"Nak, ayah tak tahu kapan ayah mati. Sang Penguasa menulis takdir tak tertebak nya dan dengan mudah merubah semaunya." Raja Gio berdeham. "Ayah hanya berjaga-jaga."

"Sekali lagi aku tak pantas." Kemudian anak itu berbalik lagi. "Aku saja tak bisa mengeluarkan Sayap Malaikatku." Katanya lirih.

Raja Gio tetap tersenyum sendu meratapi nasib anaknya. Sejak umurnya 6 tahun, Derrel sudah tak ber ibu. Sekali lagi, karena kutukan Iblis. Lebih tepatnya, kutukan Ratu Iblis.

Derrel berusaha pergi dari singgasana raja. Setelahnya, ia ingin menyapa kakak tercintanya.

Di kamar bertema merah muda, kakaknya, Diana Angellion, tertidur pulas dari setahun lalu. Sesekali kakaknya menggeliat, bermimpi buruk, tapi tak sanggup membuka mata. Intinya, roh malaikatnya terkurung dalam mimpi buruk ilusi.

Dengan lembut, Derrel meremas tangan kakaknya.

"Kapan kakak bangun ?"

Menurut Pembaca Doa,- seseorang yang bisa dikatakan sebagai si penyembuh lewat doa-doa, - Tuan Putri Diana hanya bisa bangun apabila kutukan itu dicabut oleh si sumbernya.

Pangeran Iblis.

Dengan bunyi kutukan yang sangat keji. Membuat Derrel, anak pemurah hati itu, menaruh dendam.

"Tidurlah selamanya sampai aku yang meniduri mu ! Putri Malaikatku..."

Malang nian nasib Derrel. Sekali lagi, ia dirundung kesepian.

Sampai datanglah seorang gadis cantik berwatak beringas itu.

.  .  .

Bertempat di Kerajaan Eviliry...

"Tidak !"

Ketus seorang Putri Kerajaan Eviliry. Wajahnya cantik, manis, rambut hitamnya berkilauan dan sekali tersenyum, semua orang langsung terhipnotis. Sayang, setelah ia kehilangan ayahnya, sosok ceria dalam dirinya pun berubah.

Ratu Vienny Evilion, menghela nafas sambil memutar bola mata. "Bisa kau bersikap anggun sedikit ? Kau ini seorang putri." Celoteh Ratu yang dibalas cibiran oleh anaknya.

"Bodo !" Ketus anak gadis itu, lalu pergi tanpa hormat. Jubah mewahnya berkilauan dan dihiasi batu-batu permata cantik, bahkan ada tiara mungil di rambutnya yang ditwintail.

Namanya Dara Eviliry, gadis paling ditakuti karena kekejamannya. Seperti suka memakan daging apapun asal kenyang, bicara kasar, dan bermain-main dengan nyawa orang lain.

Sadisme. Bisa juga dianggap begitu.

Selalu saja, hanya satu orang yang mau dijadikan pelampiasan amarah olehnya. Dan Dara tahu kalau itu semua berkat Doa Malaikat. Dari siapa?

Dari Putri Malaikat tentunya.

"Kau datang berkunjung adikku ?"

Sapa hangat dan menyentuh dari Erel Eviliry, kakaknya, membuat Dara tak tega. Senyum hangat dan keramahan itu hanya palsu belaka. Menurut Dara.

"Katakan padaku Kak, kenapa kakak terus bahagia? Apa kakak lupa kalau kakak akan jadi Raja Eviliry ? Apa kakak lupa kalau kekasih kakak tertidur selamanya karena kutukan yang kakak lontarkan ?"

Sindiran itu membuat Erel tak berhenti tersenyum menawan. Doa kekasihnya...

"Semoga kamu selalu bahagia dengan senyuman, Pangeran Erel ku..."

Entah kenapa, kutukan buruknya dibalas semenakutkan itu. Bagaimana tidak ? Erel tersenyum bahagia, tapi hatinya menangis dan air mata mengalir seperti orang gila.

Erel meminta para Algojo Iblis agar menyiksanya, tapi hati kecilnya selalu berhasil membuatnya sujud syukur pada Sang Penguasa dan tersenyum.

Sekali lagi, tersenyum !

Pekerjaan paling sulit dilakukan oleh iblis sepertinya, yang dikenal sebagai Pangeran Iblis terkejam dalam sejarah.

"Adikku Dara, aku senang kau datang kemari..."

Dara memberengut sambil melipat tangan di dada. "Cukup basa-basinya. Kak, aku mohon, waraslah dan jadilah Raja !!"

"Aku lebih suka dipenjara. Cintaku sudah membuatnya menderita."

"Ya !" Seru Dara kesal. "Brengsek ! Seperti biasa, Iblis selalu memaksakan kehendak alias terlalu terobsesi. Bodoh ! Cinta ?" Lalu tersenyum sinis. "Apa itu cinta, hah?"

Sayangnya, sebuah pemikiran dan ide membahayakan merasuk dalam otak gadis itu.

"Aku akan pergi menjenguk kekasihmu, Kak Erel." Desis Dara sambil menyeringai jahat.

Erel tak pernah kehilangan senyumnya, padahal ada nada khawatir di pertanyaannya kali ini. "Apa maksudmu ? Apa kau ingin mencelakainya ?"

Dara sedikit sendu melihat kakaknya yang tetap saja tersenyum tulus bahkan saat bicara dan tidur sekalipun.

Baginya :

Kutukan Malaikat lebih mengerikan dari Kutukan Iblis....

Dan Doa Iblis lebih terjabah dibanding Doa Malaikat....

.  .  .

Malaikat Dan Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang