19 : Kebenaran di Masa Dahulu

841 56 11
                                    

[Masa Lalu]

16 Aries 544...

Derrel Eviliry :

"Dia yang cari gara-gara Kak !"

"Eh ? Kenapa bisa aku ?!"

"Habisnya, kakak gak berani makan daging malaikat. Ini juga buat sayap terkutuk kakak !"

"Coba kamu makan sendiri, pasti langsung mual kan ?!"

"Gak tuh, malah itu jadi makanan favoritku."

"Rakus !"

Namaku Derrel Eviliry, Pangeran Mahkota di Kerajaan Eviliry. Usiaku tahun ini 20 tahun. Tidak seperti umumnya seorang iblis di Kerajaan ini, rambutku tidak hitam atau setidaknya berwarna gelap. Tapi pirang dengan bola mata emas. Masalahku bukanlah suatu saat menjadi Raja Eviliry ke-13, tapi karena tingkah dua adik angkatku.

Dara Evilion dan Andiro Evilion.

"Kak Derrel. Kak Diro gak mau makan daging malaikat. Padahal beberapa waktu lalu dia pernah membakar habis satu Kota Behemoth yang ada di sebelah tenggara Kota Demonia. Dasar !" Omel adik Perempuanku, Dara Evilion. Usianya 14 tahun. Ia adalah adik yang suka sekali belajar tapi cerewetnya minta dikutuk.

Lalu di sebelahnya ada Andiro Evilion. Usianya 16 tahun. Benci daging malaikat dan iblis. Ia lebih suka makanan normal. Tapi semua itu harus dilakukan karena dia punya Sayap Kematian. Sayap yang dikutuk. Misteri tentang sayapnya tidak bisa diketahui pasti.

"Makanan seperti itu membuatku mual, Kak Derrel." Gumam Diro dengan wajah pucat pasi.

Aku terkekeh pelan, lalu mengacak rambut hitamnya yang halus. "Setelah aku menjadi raja, aku akan benar-benar mengusirmu karena membuat kerugian pada Kerajaanku. Apa kau mau begitu ? Lagipula, kau hanya makan malaikat yang bunuh diri."

"T-tapi Kak, malaikat itu jarang ada yang bunuh diri."

"Benar juga. Adik tersayang kakak memang pintar."

Pipi Diro tiba-tiba bersemu merah ia menunduk malu entah karena apa, lalu pemuda satu itu bergidik. "Okelah. Kalau kakak yang minta, apa mau dikata..."

• • •

Hampir di setiap tidur atau mimpi, Gab dan Zil selalu mendatangiku. Kadang mereka mengukir Lingkaran Kejujuran di ruangan serba putih tempat kami biasa berkomunikasi. Lingkaran itu berguna untuk menilai kemampuan dan kekuatanku dari waktu ke waktu. Sekaligus untuk menjaga keberadaan Pedang Persatuan yang menjadi senjataku. Senjata Pangeran Kedua. Gelar yang kusandang adalah sebagai Sang Penyembuh Derita.

"Apa aku bisa bertemu dengan kakakku ?" Tanyaku bermonolog sambil menyentuh kotak kaca berisikan Pedang Persatuan. Atau yang dahulunya disebut sebagai Pedang Angellia.

Gab mengelus punggungku, membuatku sedikit tenang. "Beban anda terlalu banyak, Tuanku. Tak bisakah anda beristirahat sedikit ? Kita bisa saling bicara. Atau mengobrol seperti biasanya."

Aku tersenyum kecut.

Lalu terdengar kekehan penuh ejekan. "Bocah bodoh itu ingin cepat-cepat membunuh ayahnya. Lalu bahagia selamanya bersama kakak dan ibunya. Padahal keduanya adalah Malaikat. Sangat berbeda dengan dirinya. Kasihan sekali kau bocah." Kata Zil padaku. Dia memang Iblis yang tak bisa berpikir kalau bicara.

Aku menarik nafas perlahan lalu buang... "setidaknya. Aku yang akan mengakhiri semua ini untuk mereka."

Gab tersenyum, aku membalasnya juga.

Sementara Zil mengumpat. Hobi mendarah daging, jadi mau diapakan lagi ?

• • •

Malaikat Dan Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang