12 : Doa & Kutukan

1K 67 35
                                    

03 Sagitarius 544...

Sang Penulis :

Kota Tanpa Nama, Eviliry....

Nyawa mereka tidak ditukar oleh apapun atau siapapun.

Ya, yang dimaksud adalah Derrel dan Dara.

Kini, Derrel dan Dara berdiri menatap punggung seseorang yang menghadap Papan Pengumuman. Papan Batu Marmer berkilauan yang dipahat menggunakan Pena Iblis.

*Pena Iblis. Sebuah alat tulis berupa tulang dari lengan Ketua Kota Pertama bernama Evilia Darkey. Tulang berujung runcing yang dapat memahat batu atau logam sekeras apapun tanpa kesulitan berarti.

Baik masyarakat Kota Tanpa Nama dan Dara sendiri tahu siapa itu Evilia Darkey. Ia adalah leluhur Dara. Ratu Kerajaan Eviliry yang pertama, istri dari Raja Kian Evilion.

Hal itulah yang membuat Keluarga Besar Darkey termasuk dalam jajaran Iblis Bangsawan. Dan bagi Dara, Fion lebih pantas menyandang kakak dibanding Pengawal Pribadinya.

Derrel tengah menatap was-was para Iblis yang menatapnya terkagum-kagum. Bahkan ada yang mengernyit heran tentang...

Apa ada Iblis berambut pirang ?

Kalau sudah seperti ini, Derrel hanya mampu menunduk sambil menudungkan kepala dengan tudung jubah putihnya.

Seorang lelaki paru baya berjubah abu-abu yang sering menguap karena ngantuk berbalik badan menatap Derrel dan Dara. Iblis itu adalah Penulis Kota Tanpa Nama.

*Penulis Kota. Suatu jabatan dibawah Ketua Kota. Bertugas menulis pengumuman atau tulisan apa saja yang menyangkut banyak orang. Ciri-ciri mereka adalah memakai jubah abu-abu bertudung dan tanpa lengan. Ada simbol Bulan Sabit warna putih di punggungnya. Mengartikan kalau bulan adalah penanda malam dan pergantian bulan di penanggalan.

"Kalian ini buronan bukan ?"

Suara dingin itu memecah lamunan Derrel. Sebaliknya, Dara menjawab iya.

Derrel mengernyitkan dahinya melihat tingkah Dara. Kenapa dia tenang-tenang saja ?

"Anu..."

"Keluarga Darkey dan Keluarga Evilion adalah keluarga yang kami semua hormati." Kata Penulis Kota, lalu tersenyum pada Derrel. "Dan Ratu Nayla Angellia akan kami ingat sebagai Malaikat Pelindung kami." Senyumnya.

Derrel sedikit terkejut. "Apa maksud Paman ? Ibu... Apa yang beliau lakukan sampai-sampai Paman mengatakan hal itu ?"

Penulis Kota melirik sesuatu. Bukan, tapi seseorang yang kini berdiri di samping Dara.

Orang itu berkata "Kota ini adalah kota kelahiran kakakmu. Walaupun tempat ini menjadi perpisahan yang menyedihkan antara anak dan ibu, tapi perlu kau ketahui kalau ibumu tetap tahu terima kasih. Benar-benar malaikat yang ramah hati."

Fion mengucapkan hal itu sambil tersenyum tulus, tatapannya menerawang ke langit cerah di kota. Seakan ia nampak dan benar kalau ia memang mengagumi sosok Nayla Angellia. Ya... Walaupun pemuda itu tak pernah sekalipun bertemu dengan malaikat itu.

"Waktu kalian hanya sampai nanti malam." Peringatan dari Penulis Kota sukses membuat Derrel sedikit resah. Tak lama kemudian, Alice pun datang sambil mengacak-acak rambut merah Fion, bersamaan dengan Spico yang berdiri di samping Derrel sambil menjilati manisan buah yang ditusuk sate.

"Terima kasih sudah memberikan kami tempat tinggal." Kata Dara dengan begitu ramahnya. Senyum cantiknya muncul begitu saja, dan entah kenapa membuat Derrel terhipnotis untuk ikut tersenyum.

Malaikat Dan Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang