03 : Sepasang Sayap

1.4K 100 7
                                    

26 Scorpio 544 :

Dara tercengang. Harus diakui, sayap yang tak pernah dimunculkan itu benar-benar indah...

Dan yang menyakitkan, ia melihat Derrel memeluk erat tubuh Aira sambil terbang menggunakan Sayap Malaikatnya. Sebenarnya, ada apa dengan hati Iblis seorang Dara ?!

Siapapun tahu. Sayap Malaikat sendiri seharusnya berupa sayap bulu angsa. Tapi sayap Derrel mengalami perbedaan yang mencolok.

Sayap kanan berbulu angsa putih dengan gradasi pink bersinar di setiap ujung helai bulu---dan dililit oleh sesuatu... layaknya pembuluh darah manusia yang berkedut-kedut. Atau itu memang pembuluh darah asli ?

Sementara sayap kiri, berupa sayap kelelawar hitam yang penuh sobekan, terlihat tulang kurusnya dan mengerikan. Darah menetes-netes, alami dari sayap itu sendiri.

Dara dan Fion saling melirik penuh tanya.

Dan tercengang.

"Kalian pergilah..."

Dara tiba-tiba mematung melihat Derrel menangis.

"Aku mohon, pergilah... Aku tak ingin membahayakan siapapun. Aku mohon... Jangan sampai aku melukai kalian."

Dara, untuk pertama kalinya ia tahu rasanya iba.

Cih, lemah sekali dia !

Tapi sayapnya menawan...

Hentikan pikiran mesum mu Dara !!

"Semoga kalian bahagia, bahkan saat menjadi malaikat yang menurut anda lemah, Putri Dara." Kata Derrel sambil tetap membopong tubuh Aira. Ia memaksakan diri tersenyum. "Izinkan saya pamit..."

Sepeninggal Derrel dengan kecepatan terbang tingkat tinggi, Dara bergumam, bibirnya bergetar. "Dia.... Siapa dia sebenarnya...?" Lirihnya.

Fion hanya diam sambil terus menatap kubah istana kerajaan Angellia yang indah itu. Bertema putih dan berkilauan.

Mereka berdua pun akhirnya terbang di atas kepulan awan putih.

. . .

Derrel tak bisa melenyapkan sayapnya sendiri, sesampainya ia dan Aira di istana Kerajaan.

Sekarang---semua orang---mulai dari para pelayan, prajurit, Malaikat Bangsawan, bahkan para petinggi istana yang dilewatinya langsung menjauh dengan wajah ketakutan dan jijik.

Derrel benci pemandangan ini.

Ditatapnya wajah Aira yang tampak damai dipelukannya.

Bertahanlah...

Doanya untuk Aira, pelayan sekaligus sahabat semasa kecilnya.

Setibanya di depan gerbang istana, Sang Ayahanda tercinta menampakkan kemarahannya.

. . .

Tes.. tes... Tes...

Darah terus menetes dari sayap kelelawar milik Derrel. Membuat pengurus istana kewalahan saat membersihkannya. Anehnya, Derrel tak pusing akibat kehilangan banyak darah.

"Akhirnya aku bisa mengeluarkan sayapku, ayah..." Kata Derrel. Ia masih bingung apakah senang atau takut.

Ia melirik sayap kanannya yang penuh pembuluh darah. Jujur, itu menakutkan karena pembuluh itu berkedut-kedut. Serasa kabel-kabel berdarah itu berasal dari dalam tubuhnya.

Lalu ia melirik sayap kirinya, menakutkan karena terus mengotori lantai di singgasana Raja Gio. Ia takut, ayahnya murka.

"Terulang lagi... Sulit untuk melenyapkan sayapmu kembali."

Malaikat Dan Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang