11 : Awal Menuju Akhir (Bag : Angellia)

1K 81 7
                                    

28 Scorpio 544...

Kerajaan Eviliry...

Erel :

Aku menatap punggungnya yang dilapisi jubah hitam misteriusnya. Jubah itu terkesan sederhana, tapi ikut menambah kesan mengerikan dari diri si pemilik punggung.

Dia adalah Raja Iblis Pertama...

Ayahku, Raja Demonicly Eviliry.

Menyedihkan.

Hampir semua yang ada pada diriku diturunkan darinya. Kecuali satu, peringai alias watak. Aku memang bukan seorang Malaikat, tapi aku juga tak ingin sepenuhnya menjadi Iblis yang terkutuk.

"Masih belum tahu di mana ibumu berada ?"

Aku hanya diam mendengar suara dingin itu.

"Kau tak mau menjawab ? Apa aku begitu menakutkan bagimu ? Aku ini ayahmu, nak..."

"Berhenti membual." Kataku sinis tanpa memandang matanya yang kini tengah menghadapku.

Ia menyingkap tudung jubahnya. Memasang senyum simpul sambil melipat tangan di dada "nak, bicaralah atau aku yang akan menyuruhmu bicara selamanya."

Aku bukan penjahatnya di sini.

Aku tahu tentang jati diriku adalah karena orang ini.

Awalnya aku tak tahu, dan awalnya aku bahagia memiliki keluarga dari keturunan Evilion. Bahkan aku sangat merindukan adik mungilku.

Ayahku, maksudku Raja Demon, menyembuhkan penyakit mentalku yang disebabkan karena Doa Malaikat milik Diana. Aku tak menginginkan kesembuhan darinya, karena semua awal ini adalah salahku.

Pembantaian yang dialami keluarga Darkey dan Angelis, serta kutukan yang diberikan pada Diana saat umur kami 16 tahun, semua itu memang karenaku. Tapi...

Dibawah pengaruh Raja Demon.

Aku dijadikan budak dibanding anak.

Aku dijadikan boneka dibanding keturunannya.

Menyedihkan.

"Apapun yang kau lakukan. Aku sudah tak peduli lagi. Kau sudah membuatku membunuh ibuku, membantai hampir seluruh anggota keluarga Darkey dan Angelis, mengutuk Diana, dan sekarang.... Kau...mau aku membunuh adikku ? Ya kan ? Selama aku hidup walaupun itu SELAMANYA, aku takkan pernah menganggapmu apapun !"

Setelah ini, aku tahu Iblis kejam ini akan melakukan apa.

Brukkk !!

"Hmph !!"

Aku dipaksa berlutut dihadapannya dengan lutut di dorong kebawah dengan keras, membentur lantai hingga tempurung lututku retak. Bercak-bercak darah langsung memenuhi lantai di sekitar kedua lututku.

Dia bahkan tak perlu mengucapkan kutukannya untuk menghukumku.

Iblis itu mendekatkan wajahnya padaku, lalu meremas daguku. Tubuhku seketika membeku. Posisiku saat ini adalah berdiri dengan lutut dan tangan menggenggam leherku. Sekali perintah, aku bisa mati dengan cekikan.

"Nak, ingat ini baik-baik ! Aku bukan kakekmu, atau ayahmu, atau siapapun. Berhenti merengek dan jalankan tugasmu. Mau kuapakan kedua adikmu itu, TERSERAHKU. Paham ?!"

Untuk semua yang pernah kubunuh...

Anggota keluarga Darkey,

Keluarga Angelis,

Dan ibuku, Ratu Vienny...

Tolong maafkan aku.

"Iya, Raja Demon yang agung..."

Malaikat Dan Iblis [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang