Menciptakan Rasa Persamaan

466 23 0
                                    


Orang bilang, jarak dan waktu bisa membuat buta lagi menulikan. Buta, pada apa yang sudah dibiarkannya berlalu. Pada hati yang dilupakan dan meninggalkan kekosongan. Tuli, atas tiap ucapan rindu yang ditelisikkan oleh kedua bibir kita, di antara hujan dan senja yang saling membelah dengan selarasnya.

Dan, di sanalah harapan itu ada. Sebagai jembatan antara jarak dan waktu. Sebagai dalih, ketika hati sudah semakin sesak dan sakit. Sebagai motivasi, di kala kekosongan semakin menguasai.

Satu hal yang harus kau tahu, ada lagi yang membuat kekosongan itu ada. Perbedaan, orang menyebutnya. Bahkan, tanpa jarak dan waktu pun, perbedaan bisa menyebabkan hati itu semakin sesak dan rindu. Jika, kau memang tak pernah mau bergerak dari perbedaan itu.

Maka, daripadanya, kau harus tahu satu hal. Masih adakah rasa persamaan dalam dirimu? yang katanya dulu, gara-gara itu kita bisa bersatu?

Memang, apa pun itu, perbedaan pasti menyertai. seperti saat kau hendak membeli baju, dan perbedaan itu muncul sebagai pencipta pilihan. Tapi, bukankah perbedaan itu adalah awal dari persamaan? Karena jika kau selami, perbedaan itu adalah sesuatu yang baik. Jika, daripadanya kita terus bergerak saling memperbaiki. Saling mengerti. Hingga akhirnya perbedaan itupun berubah. Menjadi sebuah persamaan yang menguatkan ikatan kita. Membuat persamaan yang katanya, kita dipersatukan karena itu, menjadi sesuatu yang nyata.

Percayalah, walaupun ada jarak, waktu, dan perbedaan di antara kita, jangan takut untuk saling menguatkan. Karena ketiga nya adalah sebagai bukti, jika kita memang saling ada untuk mengerti. Karena ketiganya adalah ajang kita untuk menguji ketulusan dan keikhlasan.

Dan sekarang, maukah kau bergerak bersamaku membuat rasa persamaan itu?



Kamis terakhir, Desember 2015
Jakarta
Jembatan menuju langit

Aksara HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang