Aku keliru dengan mengatakan bahwa tanpamu akan baik-baik saja. Sebenarnya, selama hujan terus menderas, tidak ada yang akan baik-baik saja. Membicarakanmu, tak akan ada selesainya. Serupa makan hingga tandas lalu diisi lagi hingga perutmu kenyang. Namun, ketika akhirnya aku memilih untuk berhenti, aku pun bertanya-tanya. Apakah rindu itu sudah kandas?
Entahlah. Aku sendiri takbegitu percaya. Aku hanya menerka saja bahwa kesempatan untukku memang takpernah ada. Aku keliru. Pun ragu. Lalu, ketika tak ada jawaban pasti, aku memutuskan pergi sebenar pergi. Kupikir memang ini sudah waktunya.
Simpulkan saja, kamu takkan menyadari keberadaanku. Jadi buat apa membuang-buang energi?
Tapi aku lagi-lagi keliru.
Bogor,
23 Januari 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hujan
PoetryHujan tidak selamanya menjadi sosok antagonis. Hujan tidak selamanya menjadi kesalahan di antara kehidupan. Namun, hujan ternyata mampu menjadi jembatan pertemuan bagi dua hati yang saling menyebut nama dalam doa sepertiga malamnya. Hujanlah yang me...