Berbicara Pilihan

698 24 5
                                    


Kekalahan akan selalu ada. Setia mendampingi kemenangan dalam sebuah proses. Entah itu baik atau buruk, akan selalu ada menang dan kalah. Sepakbola saja mengakui keduanya. Seri hanyalah penengah.

Sifat manusia pun begitu. Terkadang mereka suka mengalah, terkadang pula selalu ingin menang. Tidak akan ada habisnya, karena tidak ada seri disana. Tidak ada yang bisa menengahi keduanya.

Hal paling lumrah ditemukan adalah persaingan. Menang dan kalah adalah sponsornya. Lomba, karir, gelar prestise, semuanya mengejar satu tujuan, menang atau kalah. Bahkan perasaan pun bisa ikut terjustifikasi di dalamnya.

Ya, manusia pasti mengalaminya. Suatu momen ketika ia tersenyum melihat seseorang, dan dia tidak tersenyum sendirian. Menyadari itu, ia langsung mejustifikasi perasaan kepada persaingan. Menang mendapatkan dia atau kalah dengan berbalik arah.

Jawabannya mudah, iya atau tidak.

Tentu saja, kembali pada keadaan natural manusia. Terkadang selalu mengalah, terkadang selalu ingin menang. Jika memang ia mengalah, ia akan berbalik arah dan tak akan pernah melihat kembali orang yang disukainya itu. Jika ia selalu ingin menang, apapun akan dilakukan untuk mendapatkan orang yang disukainya itu. Bahkan jika harus bungee jumping dari atas burj khalifa pun pasti akan dilakukan.

So, hal terakhir adalah, menang dan kalah akan selalu berdampingan. Sang penengah, seri, hanya selalu akan ada di dalam perlombaan olahraga. Tidak ada seri dalam perasaan.



Juni pertama, 2015.

Cerita malam dari seorang sahabat.

Aksara HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang