Percaya atau tidak, hujan pernah berbisik sekali waktu padaku tentang sebuah rahasia. Perihal perjalanan yang kini memasuki babak baru; perlahan mulai melupakan waktu yang lalu selama enam tahun tersebut. Ia tidak menyalahkanku yang merasa lelah. Ia hanya berkata bahwa aku harus siap menerima segala yang kelak mendera.
Aku tidak akan membicarakan rahasia itu. Namun beberapa hari setelah mengatakannya, diam-diam hujan menciptakan sebuah pertemuan untukku. Seseorang yang lain; yang kedatangannya membuatku beku. Tidak hanya karena hatiku mengatakan "ya", tetapi juga karena setelah sekian lama, dadaku berdegup kencang.
Kupikir, aku jatuh dalam dekapan perasaan yang dalam. Lagi. Sama seperti enam tahun lalu. Sama seperti dua tahun lalu.
Aku hanya bisa tersenyum pada Hujan. Sialan memang dia, lama menghilang dan pulang dengan sebuah kejutan. Mungkin, di sinilah langkah lain yang harus kujejaki. Mungkin dialah, penghuni baru di ruang-ruang dadaku yang telah kosong sepeninggal kamu. Kini, aku telah menemukan kamu yang lain.
Denganmu, aku mencoba untuk menepiskan masa lalu dan memulai sesuatu yang baru.
Bogor,
13 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Hujan
PoetryHujan tidak selamanya menjadi sosok antagonis. Hujan tidak selamanya menjadi kesalahan di antara kehidupan. Namun, hujan ternyata mampu menjadi jembatan pertemuan bagi dua hati yang saling menyebut nama dalam doa sepertiga malamnya. Hujanlah yang me...