CHAPTER 4

1.3K 54 4
                                    

Holly P.O.V

Jam menunjukkan pukul 4 sore. Namun, cowok brengsek itu belum datang. Apa aku dijahili? Aku sudah menunggu 2 jam di lobby seperti patung. Ya, aku diam saja. Mau main HP tapi battery ku sudah mau habis. Baca buku? Boring! Aku sampai-sampai bolak balik ke toilet hanya untuk mengaca, dan tentunya nyari kerjaan. Aku gakmau dikira anak ilang sama yang lain.

"Huft, lama banget sih.. Pulang aja deh" gumamku sambil melirik jam tanganku. 4.10 p.m. Anak ini sungguh buat mood ku ancur. Aku benar-benar kesal. Saat itulah aku dikagetkan oleh tangan yang memukul pundakku.

"Hoy!" ucapnya mengagetkan

"... Aiden? Lo tuh ngapain sih nyuruh gue nunggu sini?"

"Mau ngasih tau sesuatu sama lo"

"Ayo ngomong! Aku udah kepanasan pengen pulang!" teriakku sambil menjulurkan tanganku agar dia bisa melihat waktu di jam tanganku.

"Ugh, alright. Sebenernya cowok yang tadi nabrak lo di lobby itu Wesley. Dia minta lo buat nganterin makanan ini ke rumah nya"

Lalu diambillah makanan dari tas Aiden. Bekel warna pink. Lucu sih, cuman WHAT THE HELL? Hold on, aku nunggu 2 jam disini hanya buat nganterin makanan ke dia? I'm not his maid! Dia juga siapa nya aku? Ugh, hari ini emang ditakdirin buat bikin aku marah!

"Enak aja lo! Mana Wesley? Gue mau pulang aja! Bodo amat mau Wesley marah sama gue. Gue bukan pembantu nya!" aku teriak sekencang-kencang nya sampai seluruh satpam sekolah nengok. Sampai OB pun nengok kebingungan. Aku sungguh kesal.

"Eh shh! Jangan teriak dong kaget gue! Ini perintah! Lo harus bawain atau nggak lo bakalan di bully sama dia abis-abisan di sekolah besok!" ucapnya sambil memaksa aku untuk mengambil makanan yang ada di tangannya. Bodo! Aku mau dibully kek, mau dibunuh kek, yang penting sebelum aku mati aku tidak dijadiin pembantu orang brengsek itu!

"Bye, gue gak mau!" aku langsung lari ke arah sepeda ku dan segera mengebut sekencang-kencangnya.

"No! Tunggu dulu, Holly!" teriak Aiden dari belakang mengejarku. Aku pun mengayuh sepeda lebih kencang sampai sudah tak terlihat lagi sosok Aiden di belakangku. Aku benar-benar kesal hari ini. Aku tidak bisa menahan air mata yang sudah tertampung di mataku. Aku bukanlah pembantu!

"WESLEY SIALAN" teriakku di jalan raya. Semua mata melihatku dengan tercengang. Aku tahu, aku dikira orang gila yang teriak-teriak sendiri. Tapi, aku tidak kuat ingin mengatakannya.

Tapi, sebenernya aku juga agak takut besok. Aku akan diapain ya sama dia? Besok aku mau di bully apa enggak ya? Ah, tidak peduli. Sesampai rumah akan kumasukin pepper spray ke dalam tasku agar kalau di bully tinggal kusemprot merica ke matanya agar dia kesakitan! Akal jahatku mulai membanjiri pikiranku. Aku jadi ingin tahu apa yang akan terjadi besok.

I Like Your HoodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang