CHAPTER 9

1K 39 0
                                    

Holly P.O.V

Bel istirahat berbunyi, aku seperti biasanya mencari Emily untuk temenin beli makanan. But, today's different. Wesley sudah menunggu di depan pintu kelasku dengan membawa dua paperbag mcd. Aku tahu itu mungkin untuk Aiden. Aku hanya melewatinya dan mencari Emily. Namun, anehnya namaku serasa disebut. Ah, mungkin itu cuma khayalan. Namun, suara itu semakin keras.

"Woy! Holly!" teriaknya dari belakang.
Aku segera melirik belakang dengan tatapan sinis. Wesley? Ngapain coba dia manggil aku, bukannya kalau di sekolah dia sok gak kenal aku ya?

"Apaan sih?" balasku dengan nada jutek.
"Ini makanan buat lo kok malah ngindar sih, kalo gak mau gue kasih ke kucing liar depan sekolah aja ah" ucapnya mengulurkan makanannya kearahku. Aku curiga. Seiring berjalannya waktu dia semakin baik. Pasti ada sesuatu dibaliknya.

"Hm, gak usah gue makan aja di kantin!" padahal sih aku mau. Tapi pura-pura gak mau aja ah. Biar dia malu.
"Lah yaudah gue kasih ke-"
"Eh! Jangan sini buat gue aja!" Teriak Emily dari belakangku.
"Wah pas banget Emily mau-"
"Lah, Emily itu kan makanannya buat gue!" teriakku merebut makanan mcd nya. Aku gak mau makananku diambil orang lain.
"Katanya gak mau gimana sih!" ucap Wesley menggelengkan kepalanya.
"Huft, giliran gue ambil lo juga ambil. Labil lo!" ucap Emily nada kesal.
"Ups! Hehe..." ucapku tertawa sambil menggaruk kepala.

Wesley P.O.V

Sikap si Holly ini aneh banget sih? Dia tadi nolak. Sekarang dia rebut dari Emily. Tapi lucu juga itu orang. Bisa buatku menghibur. Apalagi kalau dia pura-pura sinis/jutek. Itu membuatku ingin mencubit pipinya yang tembem kayak gajah.

"Emily sini gue jajanin!" ucap Aiden dari sebelahku.
"Eh, Adidas!" teriak Emily menunjuk Aiden.
"Nama gue Aiden bukan Adidas bodoh!" Aiden memberi uang 50.000 ribu kepada Emily.
"Nih, uang jajan. Jajan sepuasnya!" ucapnya.
"Lah bagian buat gue mana?" ucapku bercanda. Aiden memberiku uang 50.000 juga. Dia anggap itu serius? Memang orang kaya mah bebas ya.
"Woy Wesley udah beli mcd masih aja minta uang jajan! Nanti gendut aja mampus lo!" teriak Holly yang sedang memakan burger mcd nya. Aku hanya menatapnya dengan sinis dan menaikkan salah satu alis. Aku paling kesal saat dibilang gendut. Walaupun aku belum gendut, tetap saja kata 'gendut' itu sungguh membuat aku marah!
"Woy! Jaga omongan lo, gembel. Itu urusan gue! Peduli amat!" teriakku sambil mendorongnya dengan kencang sampai dia terjatuh ke cermin di tangga. Ia terguling beserta burger nya berserakan jatuh dan kepalanya mengenai cermin sehingga cermin tersebut retak dan pecah tepat kena wajahnya. Wajahnya berlumuran darah dan beling-beling yang menusuk dahinya. Aku benar-benar marah!
"Wesley lo kenapa sih!!!" teriak Emily menamparku dan segera berlari ke arah dimana Holly pingsan terbaring di tangga.
"Dude! What's wrong with you?" Aiden langsung memukuliku dan menggelengkan kepala. Kok jadi aku sih yang salah? Jelas-jelas Holly! Dia telah membuat aku marah!

Holly P.O.V

Aku membuka mataku dan melihat sekelilingku. Penuh dengan cahaya lampu neon yang panjang. Lalu, aku bisa merasakan perban yang di dahiku dan di kakiku. Aku tidak ingat apa yang terjadi yang pasti orang yang duduk di sebelahku adalah Emily dan Aiden yang sekarang tengah membicarakan kondisiku. Mereka juga sepertinya sedang membicarakan Wesley. Aku mulai mengingat segalanya. Aku didorong oleh Wesley sampai kepalaku kena cermin. Aku mulai merasakan sakit yang amat sangat di daerah keningku.

"Aduh, kepalaku.."
"Jangan bergerak! Kau akan baik-baik aja!" ucap Emily yang menoleh kepadaku.
"Wesley memang sialan! Gak akan kubiarkan dia menyakiti lo seperti ini lagi! Ngerepotin aja!" ucap Aiden menahan rasa kesalnya.
"Ka.. Kalian pulang saja. Gue tidak apa-apa kok.. Cuma sakit kepala doang. Ini juga-"
"Gak apa apa? Jadi, lo pikir kaki lo yang retak, tangan lo yang memar, dan kulit kepala lo yang sobek dan baru di jahit itu hanya sekedar 'gak apa apa' Hah?" teriak Emily sambil meneteskan air mata.
"Look, Holly. Gue khawatir banget sama lo!" tambah Emily mengusap keningku.
Tapi aku merasa tidak enak. Mereka berdua sudah baik banget nemenin aku yang kesakitan begini. Sedangkan Wesley? Ah, cowok sialan! Aku jadi tidak bisa mengikuti lomba yang tadi diselenggarakan abis istirahat!

"Kalian.. Gak lomba?" tanyaku mengingat masih ada mereka berdua di sampingku.
"Ngga, lo, gue dan Aiden digantiin sama peserta lain. Untung ada yang mau gantiin kita. Haha" ucap Emily melepaskan nafas leganya. Begitupun Aiden.

I Like Your HoodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang