CHAPTER 32

391 21 0
                                    

Wesley's P.O.V

It's sad how I can't be with her. I'm afraid to hurt her.

"Jangan ngelamun woy" ucap Holly di sebelahku. Aku tidak menjawab apapun dan melanjutkan mengagumi langit malam.

Aku, cowok badboy yang cuma bisa mainin hati cewek doang gak mungkin bisa pacaran sama Holly. Holly, cewek yang baik, pintar, cantik, memiliki good attidute tidak cocok dengan cowok senakal diriku. Aku tidak pantas dengannya. Yang ada, dia malah tersakiti olehku. Tapi, aku mencintainya dan ini baru pertama kalinya aku mencintai perempuan setulus hatiku.

Dulu, aku berpacaran dengan Samantha karena ia memiliki rambut pirang. Dan temanku terus berkata "Wesley, Samantha menyukaimu! Tembak aja dia!" dan dengan bodohnya aku menuruti perkataan temanku.

Kemudian, Monica. Aku dan dia berpacaran karena permainan truth or dare. George, teman SMPku mengajukan dare kepadaku. Yaitu, menembak Monica di depan ruang kepala sekolah. Rencana berjalan dengan mulus, tetapi, aku kira Monica hanya bercanda menerima cintaku. Ternyata tidak. Ia terus menempel denganku sejak hari itu dan akhirnya ia memutuskan untuk menjalin hubungan denganku. Aku hanya iya-iya saja.

Tapi kali ini, entah kenapa berbeda. Aku merasakan jantungku berdebar-debar dekatnya. Walaupun ini terdengar klise, tapi itu kenyataan. Cinta memang benar-benar nyata saat aku bersamanya. Aku tidak mengerti lagi bagaimana cara mendefinisikan cinta bersamanya.

"Wesley!" teriak Holly tidak sabaran. Aku menoleh langsung saat menyadari kalau daritadi aku sedang ngelamunin dia.

"Iya iya?" balasku.

"Pulang yuk, udah malem nih. Digigitin nyamuk gue" omelnya. Aku melihat kearah jam tanganku. Benar, ini sudah tengah malam.

------

Holly's P.O.V

Ucapan Wesley malam itu masih terngiang di kepalaku. Cara ia menyampaikan kata-kata nya, menatap mataku, sikapnya, semua berubah di malam itu. Entah kenapa ia menjadi romantis. Aku menyukainya saat ia bersikap seperti itu.

"Oli! Oli!" teriaknya dari depan pintu kamarku.

"Masuk aja" perintahku sambil duduk diatas kasur. Ia memasuki kamar yang kutempati dan loncat-loncat senang.

"Kenapa coba ni bocah?" gumamku heran melihat ia excited.

"You can't believe this!" teriaknya sambil berlari-lari mengelilingi kamar. Aku menggeleng heran.

"Jadi, om gue ngajakin kita ke pantai!" teriaknya.

"Hah? Kita?"

"Iya"

"Serius?"

"Iya!"

"Kenapa gue?"

"Bukan cuma lo doang, Emily, Aiden, Greg, Frank dan Sam-bitch juga ikut"

Aku tersedak ludah saat mendengar plesetan nama Samantha yang aneh.

"Samantha"

"Iya ya, mereka semua ikut. Kita akan nginep di villa mewah selama 3 hari sehabis itu pulang. Ya kali gak boleh, ibu lo juga gak ada kan?"

Aku berpikir kembali. Benar juga ya, ibuku sedang menginap di rumah tanteku. Lagipula, aku bosan dan pasti akan seru karena ada teman-temanku juga. I have no choice.

"Oke gue ikut"

Wesley menggendongku ke atas pundaknya dan berlari mengelilingi ruang makan karena senang. Aku berteriak ingin turun namun ia malah semakin kencang berlari sehingga kami terjatuh diatas sofa empuknya.

I Like Your HoodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang