CHAPTER 17

602 22 0
                                    

P.S: gambar diatas Samantha Brew ya, mantannya Wesley. What do you think? She's pretty right?! Btw, keep reading ya. Add to your library so that you can read if you're bored ok😉
[BOOK COVER CHANGED] ^because the pink one seems boring

Samantha P.O.V

Aku tidak bisa berkata apapun. Sekujur tubuhku tiba-tiba membeku. Semua kata-katanya Wesley dari awal sampai akhir membuatku benar-benar terkejut. Aku baru tahu Wesley bisa seperti itu. Aku ingat masa laluku. Bersamanya.

Dulu, kalau aku sedang menangis, ia selalu menghampiriku. Mengetuk pintu rumahku. Padahal, rumahnya 7km lebih jauh. Namun ia rela demi membahagiakanku. Aku sungguh rindu dimana ia menjadikanku prioritasnya. Aku menginginkan ia kembali, namun, sudah tidak bisa. Aku sudah tidak bisa berharap akibat kata-kata tadi. Aku ingin menangis, namun buat apa aku menangis kalau aku takkan bisa mendapatkannya kembali?

Aku memberanikan jalan kearah kelas, berpura-pura kalau tak ada yang terjadi tadi. Semua orang memerhatikan gerak gerikku dan itu terasa tak nyaman. Disanalah ada Emily yang menolongku.

"Samantha, kamu tidak apa-apa?" ucapnya penuh khawatir. Sedangkan teman-temanku yang dekat sekarang mulai menjauhiku dan berpura-pura kalau mereka tidak kenal aku. Jahat.
"Iya, aku gak apa apa kok Emily.. Makasih sudah menanyakan.." ucapku sambil menunduk menahan air mata.
"Sudah, biarkan air matamu jatuh. Kalau ditahan, kan gak enak"
Disanalah aku memeluk Emily dan menangis di pundaknya. Ia hanya menepuk-nepuk punggungku dan berbisik "It's going to be okay, don' worry. Everything's just fine. Don't think about it too much."
Aku langsung lega mendengarnya. Tak kusangka Emily yang tidak terlalu dekat denganku, sekarang dia menjadi teman curhatku. Aku menceritakan semua hal yang terjadi dan she's really a good listener. Bukan seperti lain. Emily berbeda. Mungkin itu sebabnya Holly bersahabat dengannya.

Wesley P.O.V

Sungguh hari ini aku bete banget. Holly dioperasi saja sudah membuatku pusing. Ditambah lagi kejadian tadi. Kenapa sih orang-orang selalu saja membebaniku disaat aku ingin bahagia. Aku pun berlari ke taman dan duduk di air terjun belakang sekolah. Disanalah aku bisa berpikir jernih. Aku melihat indahnya taman sekolah yang terawat dan ikan-ikan dengan warna yang menarik sehingga tidak bosan-bosan melihatnya. Aiden menghampiriku dari belakang.

"Wesley, udah.. Gak usah dipikirin! Lagipula itu masalah mereka sendiri, gausah dibawa ribet sama lo nya juga lah." ucapnya sambil duduk disebelahku. Aku terdiam dalam beberapa detik lalu menjawab.
"Iya, gue tau, Aiden. But, why?Monica, gue sama dia udah pacaran 4 bulan tapi sifatnya masih kekanak-kanakan. Gue rada jengkel sama dia."
"Wesley, Monica itu bukan cewek yang baik. Trust me. Walaupun dia cantik dan terlihat anggun di semua orang, tapi dulu nya dia pernah menjual rokok ke sekolah, membakar rumah pacarnya yang selingkuh dengannya, dan lebih parahnya ia pernah menjual ganja sampai pernah ke kantor polisi. Don't judge a book by it's cover, dude. Lo seharusnya tau tentang dia sebelum lo pacarin dia" ucapnya. Disitulah aku sadar. Aku bodoh. Aku benar-benar bodoh. Aiden aja tau tentang dia sejauh ini. Aku belum tahu. Menjual ganja? Temen aku juga pernah sih, namun, Monica itu cewek. Dan aku baru pernah dengar cewek yang melakukannya. Se-badboy nya aku sih, aku gak akan membiarkan cewek sampai menjual ganja. Aku harus memberhentikan ini.
"Aiden, lo baik banget.. Makasih ya. Karena lo gue lega" ucapku dan bangkitlah senyuman dari bibirku. Aiden juga turut tersenyum. Kami pun masuk ke kelas kembali.

Emily P.O.V

"Kemana aja kalian? Gak tau apa ini udah bel dari 2 jam yang lalu? Lo ketinggalan banyak materi Aiden dan We-" belum selesai berbicara, Aiden berbicara.
"Udah-udah shh, diam aja ya cantik" ucap Aiden menutup bibirku dengan jari telunjuk. Aku terdiam.
"Emily, nanti fotoin materi yang dijelasin ya. Kalau lo ngerti sih, gue ke rumah lo deh pulang sekolah!" ucap Wesley menggaruk-garuk kepalanya.
"Aiden dan Wesley! Kalian darimana? Kenapa saat saya mengajar kimia kalian tidak ada?" teriak Miss. Petra dari belakang. Aku pun berjalan ke kantin dan mereka berdua dipanggil ke ruang guru. Huh, rasain tuh. Lagian sih pake acara telat pelajaran segala.

I Like Your HoodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang