CHAPTER 30

419 18 0
                                    

Guys!👋 I can't believe its already chapter 30!👑 I just wanted to say THANK YOU SO MUCH who voted this story. -writer xx

Wesley's P.O.V

"Cemburu?"

Terdengar suara Aiden dibalik pintu kamarku. Aku mengangguk sambil membenamkan kepalaku di bantal.

'Wesley, stop thinking about her. She's not even yours' batinku.

"Cemburu darimana hah?" teriakku lalu bangkit untuk membukakan pintu kamar untuk Aiden.

"Frank dan Greg sudah pulang karena mereka mau memainkan video game barunya. Biasalah gara-gara Greg sekarang SMA nya jauh jadi mereka butuh waktu kebersamaan lagi. Holly masih dibawah menunggu lo. Dia mau minta maaf" ucap Aiden sambil duduk diatas kasurku yang berantakan karena selimutku tidak teratur.

"Mhm, ngapain? Dia nggak salah apapun" tanyaku dengan nada serius kepada Aiden yang daritadi melamun melihat tembok.

"Dia... Mengira lo cemburu" balas Aiden sambil menggelengkan kepalanya. "Tenang, kalau lo nggak cemburu bilang aja. Nanti dia pulang kok" tambah Aiden.

Aku terdiam mendengar kata-kata yang diucap Aiden. Aku cemburu, tapi bagaimana kalau misalnya aku memberitahunya kebenaran? Pasti ia akan mengira kalau aku cowok yang lemah, gampang cemburuan, cengeng.

"Nggak" ucapku tegas.

"Baiklah, kalau gitu gue ngasih tau-"

"Biar gue aja"

"Bukannya lo lagi marah gak jelas?"

"Udah reda, santai" ucapku beranjak dari kasur dan menepuk bahu Aiden untuk meyakinkannya. Ia tersenyum dan ikut berdiri.

Aku menuruni tangga dan melihat Holly yang sudah mengantuk duduk diatas sofaku sambil menyandarkan kepala di tangannya.

"Holly" panggilku. Ia terkejut dan menengok kearahku dengan tatapan bersalah.

"Wesley! Gue minta ma-"

"No, I'm not even jealous, Holly" ucapku memotong pembicaraannya. Mulutnya tertutup rapat dan mengangguk.

"Oh, gue kira-"

"Lo juga bukan siapa-siapanya gue. Kenapa gue mesti cemburu?"

------

Holly's P.O.V

Kretek. Kenapa rasanya sakit begini?
Ia mengatakan diriku temannya. Tetapi, aku sudah mencintainya dan ia memberitahuku bahwa kami hanya teman. Tidak lebih. Rasanya, semua harapan hancur padahal belum tercapai. Ya, mungkin ia juga tidak menyukaiku. Aku jelek, tidak secantik Monica dan Samantha yang pernah ia jadikan pacar. Aku juga tidak pintar, tidak kurus seperti model, dan tidak memiliki rambut indah bergelombang yang cowok idamkan. Aku hanyalah wanita biasa yang berharap terlalu tinggi.

"Uh, baiklah. Gue pulang dulu ya" ucapku terbata-bata dan berlari ke kamar atas untuk mengunci diriku di kamar bekas adiknya itu. Yang kini bisa disebut kamar tamu. Ia menoleh heran, begitupun Aiden.

"Holly, kenapa lo?" teriak Wesley dari bawah. Aku pura-pura tak mendengarnya dan mengunci diriku di dalam kamar dan menangis di atas kasur.

'Oh jadi gue dianggep temen doang? Selama ini, yang dia lakuin itu sangat membuatku merasa spesial. Ternyata, perlakuannya itu hanya sebagai teman saja' batinku.

'Betapa kangennya gue sama Greg. Cinta pertama gue di SMP. Tak nyangka Greg datang kesini dan membuatku tertawa bahak-bahak. Gue udah muak sama Wesley!' batinku lagi.

I Like Your HoodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang