"J...Jungkook!!!, Jungkook!!!!, Jungkook!!!!" ucap Luhan masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat, sungguh ini adalah mimpi, airmata sudah menetes dengan derasnya dari pipinya, dia tidak memikirkan kaki yang entah sudah berapa banyak darah yang keluar, dia hanya terfokus pada objek yang ada di hadapannya saat ini, dia berjalan dengan sempoyongan dengan airmata yang terus mengalir di pipinya, dia masih shock dengan apa yang dia lihat saat ini, setelah menggapai tubuh Kookie, dia terus meraba-raba tubuh itu, dia melihat sekujur tubuh itu, dia menangkup pipi Kookie, dia menyentuh setiap inci tubuh Kookie, 'hidung ini, mulut ini, mata ini, telinga ini rambut ini, masih sama seperti saat setahun yang lalu, Jungkookku telah kembali' batin Luhan yang masih terus mengeluarkan airmata. Hoseok yang melihat adegan mengharukan ini ikut menangis, dia tidak tega melihat Eommanya yang kehilangan semangatnya saat ini dia menemukan kembali semangat itu. Luhan langsung memeluk Kookie. Dan Kookie tidak menolak, karena dia tahu pasti Luhan sangat merindukan Jungkook sama saat Hoseok pertama kali bertemu dengannya.
"Jungkook-ah, Jungkook anak Eomma, Eomma sangat merindukanmu Jungkook, kenapa kamu tidak pulang-pulang? Eomma selalu menantimu" ucap Luhan terisak, sungguh dia merasa ini adalah mimpi, dia tidak ingin bermimpi jika pada akhirnya dia harus menghadapi kenyataan jika saat ini dia sedang bermimpi.
Bruk
Luhan kehilangan kesadarannya dan Kookie langsung menangkap tubuh Eomma Hoseok yang dia panggil Eomma juga itu.
"Eomma" ucap Hoseok dan Kookie bersamaan. Entah kenapa Kookie merasa sangat sedih melihat Luhan seperti ini, dia merasa tidak asing dengan Luhan, dia juga merasa nyaman dipeluk Luhan, dia merasa sudah sangat mengenal Luhan, namun dia tepis pikiran yang mulai aneh-aneh yang dia pikirkan, dia menganggap mungkin semua Eomma memiliki kehangatan dan kenyamanan saat memeluk, Akhirnya mereka membawa Luhan ke kamarnya, setalah membaringkan Luhan, Hoseok menunjuk kamarnya untuk bisa mengeces ponsel Kookie, dan setelah di ces, Kookie langsung menghubungi Taehyung dan juga Zelo, Zelo terdengar lega karena Kookie baik-baik saja, dia sangat khawatir mencari Kookie di toko aksesoris, sementara Taehyung, dia sangat takut karena Kookie bilang jika dia berada di rumah Hoseok dan Eomma Hoseok yang pingsan setelah memeluknya, Taehyung sangat takut jika mereka akan mengambil Kookie, segera Taehyung menyuruh Kookie kembali ke hotel, sebenarnya Taehyung akan menjemput Kookie tapi Kookie yang melarangnya karena dia bisa naik taksi sendiri. Beberapa saat kemudian Luhanpun sadar.
"Eomma" ucap Hosoek senang Luhan akhirnya sadar.
"Jungkook, mana Jungkook apakah Eomma bermimpi lagi? itu terlalu nyata" ucap Luhan menunduk sungguh dia sangat benci dengan mimpi ini, dia tidak ingin terbangun lagi jika bermimpi bertemu dengan Jungkook, anak yang selama ini dia rindukan dan dia masih menunggu keajaiban dari Tuhan agar mengembalikan anaknya, dia hanya bisa menangis, menangis karena dia terbangun saat bermimpi bertemu dengan Jungkook, seharusnya dia tidak pernah bangun agar tetap bisa memeluk anaknya yang sangat dia rindukan itu.
"Dia bukan Jungkook Eomma, dia adalah Kookie, Kim Kookie" ucap Hoseok berusaha agar Luhan mengerti. Mendengar pernyataan Hoseok dia yakin jika dia tidak sedang bermimpi.
"Tidak, dia Jungkook, aku adalah ibunya, aku tahu dia adalah Jungkook, aku bisa merasakannya, aku memiliki batin yang kuat dengan Jungkook" ucap Luhan bersikeras jika orang yang dia peluk tadi adalah putra kandungnya.
"Eomma" ucap Kookie memasuki kamar Luhan setelah menghubungi Zelo dan Taehyung bahwa dia berada di rumah Hoseok.
"Jungkook?" ucap Luhan airmatanya menetes lagi.
"Maaf Eomma, saya Kookie, Kim Kookie, saya harus segera pulang karena Tae Hyung menyuruh saya pulang" ucap Kookie dia tidak ingin berlama-lama di rumah tersebut, entah kenapa rumah tersebut terasa sangat tidak nyaman baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Better [VKook] (END)
General FictionKeluarga Jeon yang terdiri sepasang suami istri dan dua anak laki-laki, siapa sangka di keluarga yang kaya raya dan terpandang ini tidak membuat seorang anak bungsuh dari keluarga ini merasakan kebahagiaan memiliki keluarga layaknya keluarga yang ha...