34

14.1K 1.1K 102
                                    

Semua orang menatap Kookie dengan iba, semua meneteskan airmata dan banyak juga yang merekam kejadian ini dengan kamera pribadi mereka, hingga pesawat itu benar-benar lepas landas, Kookie tetap mematung terduduk di lantai bandara dengan tatapan kosongnya, seakan dunia sudah berhenti saat itu juga, hingga ada sebuah tangan memapahnya berdiri dan memeluknya.

"Kookie, maafkan kami, maafkan kami" ucap Sehun memeluk Kookie, tadi setelah dia bangun pelayan bilang Kookie menyusul Taehyung ke bandara dan seketika itu juga Sehun langsung menyusul Kookie, dia tahu betul Kookie sangat merasa kehilangan karena ditinggal keluarga Kim, terutma Taehyung, dia melihat semua yang terjadi tadi, karena dia mendengar teriakan Kookie memanggil Taehyung sehingga dia tahu jika itu suara Kookie dan langsung menghampirinya dan menyaksikan betapa terlukanya mereka saat detik-detik perpisahan mereka.

Kookie tidak menjawab ucapan Sehun, juga tidak membalas pelukan Sehun, dia masih mematung dengan tatapan kosongnya, dia masih belum bisa menerima kenyataan jika Taehyung benar-benar meninggalkannya tanpa menoleh sedikitpun, dia masih belum bisa memproses apa yang sudah terjadi beberapa saat yang lalu, dia frustasi, dia tidak tahu harus berbuat apa, bahkan untuk menangispun dia sudah tidak mampu. Sehun memapah Kookie menuju mobil untuk pulang. Kookie sudah tidak menghiraukan ketakutannya saat bersama Sehun, yang ada di pikirannya adalah Taehyung, hanya Taehyung, Kim Taehyung. Karena ketakutan terbesarnya saat ini sudah menjadi kenyataan, ketakutan jika harus berpisah dengan Taehyung saat ini sudah menjadi kenyataan, dia sudah benar-benar berpisah dengan Taehyung.

...

Taehyung sudah sampai di Amerika jam 7 pagi, dia langsung mengikuti tes masuk universitas, karena memang dia sudah pintar jadi dia tidak perlu untuk belajar, dia berusaha menyibukkan diri untuk tidak memikirkan Kookie lagi, setidaknya untuk saat ini saja.

Sementara Kookie, sejak pulang dari Bandara dia masih dengan tatapan kosongnya, Hoseok yang masih liburan terus menemani Kookie, begitu pula Luhan, sementara Sehun, dia memutuskan untuk tidak kerja hari ini, namun dia tidak menemani Kookie, dia tahu Kookie saat ini masih sangat terluka dengan kepergian Taehyung, dia tidak ingin menambah luka itu, dia juga sadar Kookie masih belum bisa memaafkannya, terbukti tadi saat dari Bandara Kookie tidak sama sekali menyapa Sehun, bahkan saat Sehun bertanya Kookie tidak menjawabnya, Kookie terdiam seribu Bahasa, dia hanya bisa mengintip dibalik jendela kamar Kookie, karena merasa belum pantas untuk masuk ke kamar Kookie.

Kookie seperti mayat hidup saat ini, dengan tatapan kosongnya, dia tidak sama sekali menangis, karena dia sudah tidak mampu untuk sekedar menangis, dia juga tahu jika tidak ada gunanya lagi menangis, dia terus menangis sampai airmatanya habispun tidak akan mengembalikan Taehyung kembali, tidak akan merubah keadaan, jika dia sudah benar-benar berpisah dengan Taehyung, dia memang bernafas namun jiwanya kosong saat ini, dan dia juga memang hidup, namun tidak ada kehidupan baginya saat ini.

...

Malam ini Kookie tidak bisa tidur, dia hanya bisa meratapi nasibnya, kemarin dia masih bisa memeluk Taehyung bahkan dia tidur bersama Taehyung, dan malam ini, dia hanya bisa mengenang kehadiran Taehyung di hatinya, dia tahu tidak ada gunanya lagi berharap Taehyung bisa menemaninya lagi, meskipun jauh di lubuk hatinya dia tidak pernah putus harapan agar Taehyung datang dan menemaninya lagi, memeluknya lagi, mengecup keningnya lagi, dan menciumnya lagi, meskipun dia tahu harapan itu hanya sia-sia, Taehyungnya tidak akan pernah datang lagi, karena mereka benar-benar berpisah saat ini, dia memejamkan matanya, sekedar memutar rekaman hatinya saat bersama Taehyung, saat mereka saling mengganggam tangan, saat mereka saling bercanda, saat mereka saling berpelukan, saat mereka saling berciuman, hingga akhirnya mereka saling berpisah, tanpa dia sadar airmata jatuh begitu saja membasahi pipinya

Taehyung, Hyung yang sekaligus kekasihnya, orang yang selalu bersamanya setahun ini, orang selalu mengisi relung hatinya, orang yang selalu menjaga dan melindunginya, dan orang yang sukses membuatnya bahagia sekaligus terluka seperti sekarang ini, sungguh jiwanya kosong saat ini, tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam jiwanya, dia buka matanya tanpa ada niatan untuk menghapus airmatanya, biarlah airmata itu terus mengalir, toh sekalipun dihapus airmata itu tidak akan berhenti, dia buka laci disamping ranjangnya, dia ambil ponsel dengan gantungan singa itu, dia terus melihat dan mengusap-usap gantungan itu, seakan gantungan itu bisa merasakan apa yang dia rasakan saat ini, dia cium gantungan itu, seakan gantungan itu akan membalas ciumannya, dia cium gantungan itu dengan mata terpejam, memutar kembali rekaman hatinya saat mencium Taehyung, terus seperti itu, hingga dia lepas ciuman itu, dan menghidupkan ponselnya, dia lihat wallpaper ponselnya adalah foto Taehyung memegang ponselnya dengan gantungan kelinci, dan seketika itu airmata itu semakin deras membasahi pipinya, dan kali ini dengan isakan memilukan, dia tatap wajah Taehyung yang tersenyum di layan ponselnya "Hyung, Sakit Hyung, sungguh sakit, kenapa Hyung kenapa? Sungguh sakit rasanya ditinggal Hyung, Hyung berjanji akan selalu bersama Kookie, tapi ternyata,,,kenapa Hyung? apa Hyung tidak sayang lagi sama Kookie? apa Hyung tidak cinta lagi sama Kookie, kenapa Hyung tega ninggalin Kookie? kenapa Hyung kenapa? jawab Kookie Hyung? dan kenapa Hyung sama sekali tidak menghubungi Kookie, apa memang Hyung sudah tidak cinta lagi sama Kookie? apa Hyung sudah bisa melupakan Kookie? Saranghae Hyung, saranghae Kim Taehyung" ucap Kookie frustasi. Dia hanya bisa berbicara dengan foto Taehyung, dia sudah berulang kali menghubungi Taehyung namun tidak ada balasan, jadilah dia sangat frustasi.

It's Better [VKook] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang