I.L 3

1.3K 94 3
                                    

Aku menarik nafasku dalam lalu menghembuskanya berlahan,kedua tanganku semakin mempererat pelukan pada tubuhku sendiri. Hawa dingin semakin menjadi-jadi karna pakaian yang aku kenakan aga tipis karna aku tidak mengira akan hujan sore ini hingga petang menjelang.

Aku melirik arlojiku untuk kesekian kalinya, aku tidak terkejut akan angka yang tertera di arlojiku yang sekarang menunjukan pukul 20:56 pm,sunguh sangat-sangat lewat dari jam janjian kami.

Aku sudah terbiasa akan keterlambatan dan ingkaran janjinya.

Aku mengerti !

Karna aku tahu, Dia selalu berusaha menepati janji dan berusaha tidak membuat aku menunggu.

"Mbak ! Masuk saja didalam, diluar sangat dingin"

Saran seorang pelayan peria yang aku perhatikan sejak tadi selalu memperhatikanku. Mungkin dia heran kenapa aku duduk dibagian lestoran yang tidak tertutup tapi masih ada atap yang melindungiku dari hujan. Dapat dikatakan diluar lestoran tapi disini juga tempat pengunjung makan sambil melihat keindahan laut.

"Tidak usah Mas, tolong bikinkan satu kopi lagi"

Tolakku secara halus.

"Tapi Mbak,anda sudah menghabiskan 4 cangkir kopi"

"Wajar Mas,sekarang cuacanya lagi hujan dan sangat dingin"

"Bagaimana Susu jahe saja Mbak,ngangetin badan"

Aku diam sejenak dan berfikir. Sebenarnya aku tidak suka aroma jahe tapi apa salahnya mencoba.

"Boleh"

"Tunggu sebentar Mbak"

Aku mengangguk lalu pelayan peria itu kembali kedalam. Taklama kemudian dia membawa dua cangkir diatas nampan dan jaket kulit. Entah untuk apa.

"Ini pesananya"

Katanya dengan senyum simpul tapi terlihat manis,apa lagi lesung pipit yang hanya ada disebelah kanan.

"Terimakasih"

Jawabku dan membalas senyumanya. Pelayan tadi meletakan nampan diatas meja dengan dua cangkir diatasnya. Pelayan tadi juga ikut duduk dihadapanku membuat keningku berkerut,apa dia tidak di tegur sama atasanya jika dia ikut duduk dengan pengunjung lestoran ini.

"Ma'af tidak sopan,saya hanya ingin menemani anda Mbak. Inih !"

Ucapnya dan menyerahkan jaket kulit berwarna hitam,aku ragu-ragu menerimanya karna dia orang yang tidak aku kenal.

"Pakai saja Mbak,gak usah takut"

Ucapnya menyakinkan. Aku menerima jaket kulit itu,setelah aku mengintip mereknya ternyata jaket ini benar-benar asli dan mahal.

Mataku membelalak sempurna dan aku mendengar suara kekehan peria dihadapanku. Bagaimana bisa dia membeli jaket mahal ini kalau dia hanya seorang pelayan?

Ya ampun ! Kenapa aku meremehkan pekerjaan seseorang.

"Pakai saja"

Katanya lagi lalu mengambil jaket yang aku pegang dan tanpa aku duga-duga dia menyempaikanya ketubuhku.

Hangat dan nyaman !

Aku tertunduk malu atas sikapnya. Lalu dia menyerahkan cangkir dan aku terima.

Aku mengenggam cangki yang berisi susu dan aroma jahe yang menyengat. Untuk menambah kehangatan pada tanganku yang sangat dingin.

"Terimakasih"

Ucapku dengan senyuman walau aku tidak menatapnya. Entah kenapa aku selalu malu-malu kucing seperti ini dihadapn peria.

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang