I.L12

984 72 3
                                    

Reno.


Takdir atau hanya sebuah kebetulan?

Apa sebuah kebutulan menjadi takdir?

Takdir.Adalah kata yang tidak pernah aku percaya selama aku hidup didunia ini.

Tapi...

Sekarnag aku mempercayainya setelah aku melihat dua insan anak Adam berberaring kaku di dua ranjang yang berbeda didalam rumah sakit ini.

Salah satunya adalah sahabatku yang sudah aku anggap seperti saudaraku. Dia adalah Mic,Michel Ares Pratama.

Dan satunya lagi.....

Dia adalah wanita yang aku perhatikan dengan lekat waktu malam itu,malam dimana dia dengan setia menunggu pujaan hatinya dilestoranku. Dia adalah Cinta Laura Azam.

Aku mempercayai takdir dan kata kebetulan yang menemukanku dengan sosok wanita yang selalu diceritakan sahabatuku Mic.

Dan saat itulah aku terlibat dalam permasalahan ini. Permasalahan yang menyangkut hidup kedua insan yang dulu pernah terpisah tapi kini mereka ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan.

Seandanya aku tidak memperkenalkan Dika kepada Cinta waktu itu dan Dika tidak memberitahu Mic kalau kami menemukan wanita yang ia cari selama ini dan jika aku,Dika dan Yudha tidak ikut campur permasalaham mereka.

Mungkin....

Takdir seperti ini tidak akan terjadi.

Takdir yang bisa saja menghilangkan nafas kedua insan yang sekarat didalam sana.

Kebencian kami terhadap satu orang berakibat fatal dengan takdir yang tidak terduga.

Mungkin Tuhan tahu...

dan ia membalikan permainan kami hingga kami mengenai batunya.

Sekarang... penyesalan kerap kali datang terlambat menghantui kami. Menyesal karna merencanakan hal jahat kepada seseorang dan memisahkanya dari seorang wanita yang menjadi topik utama dicerita ini.

Wanita itu,wanita yang tidak dapat sahabatku lupakan.

Wanita itu,wanita yang teramat Yudha sayangi.

Wanita itu,adalah Wanita yang bisa mengetarkan hatiku saat aku melihat tawanya.

Dan wanita itu adalah Cinta.

Ke empat kali pertemuanku denganya,aku baru menyadari. Kenapa Michel,Yudha dan Albie sangat mengagumi Cinta dan menyayangi Cinta.

Karna Cinta begitu sempurna dalam paket lengkap. Dia bisa menjadi apa saja dan bisa mensesuaikan diri dengan sikap orang yang berbeda-beda. ia juga penuh Cinta seperti namanya.

Tiba-tiba pikiranku buyar saat monitor yang menampilkan detak jantung Cinta berbunyi. Para Dokted dan suster berhambur berdatangan saat Dika berteriak seperti orang kesurupan.

"Astaga ! Kenapa lagi dengan dia?"

Dan lagi-lagi aku mendengar keluhan Dika. Situkang ngeluh dan pengerutu. Aku hanya diam tidak menangapi. Mataku fokus melihat para Dokter memberi penanganan terhadap Cinta yang tiba-tiba jantungnya melemah.

"Yudha pergi kemana?"

Aku menoleh kearah Dika yang berdiri tepat disampingku.

"Sepertinya dia mengantar Om Darwis ke Malaysia"

"Hah,kenapa orang tua itu pulang kemalaysia. Apa dia tidak cemas melihat kondisi anaknya yang masih keritis hingga detik ini?"

"Jangan berkomentar seperti itu,Dika. Kalau kamu tidak tahu urusan Om Darwis kembali ke Malaysia"

"Emang Om Darwis punya urusan apa hingga anaknya ditinggal begini?"

Aku mendengus dihadapan Dika. Kenapa sifat wanita sangat melekat padanya?

"Dia mau mengambil cuti untuk mengurus pemindahan Cinta ke Jerman"

"Orang tua itu masih kerasa kepala ya?"

Aku melengos saat Dika berkata seperti itu lalu meninggalkanya sendiri saat para Dokter sudah keluar dari ruangan Mic dan Cinta.

"Bagaimna keadaanya Dokter?"

Tanyaku menghampiri Dokter Mansur kepala bagian Icu dirumah sakit ini. Dokter mansur menghembuskan nafasnya pelan lalu kepalanya menggelng seakan menyerah. Ia berlalu begitu saja dari hadapanku yang masih terpaku.

"Apa kata Dokter?"

Tanya Dika dibelakangku. Aku membalikan badan menghadapnya.

"Dia tidak mengatakan apa-apa"

"Jadi?"

Aku menaikan kedua bahuku. Dokter memang tidak memberi penjelasan lagi tapi Kami tahu kondisi Cinta masih dalam keritis dan tidak ada peningkatan. Sedangkan Mic sedikit ada peningkatan karna kepalanya tidak terlalu keras terbentur seperti Cinta yang sudah dua kali menjalani oprasi.
Tapi Mic masih setia memejamkan matanya seakan menemani Cinta tertidur diranjang sempit itu.

Kalian pasti bertanya kenapa Michel dapat terbaring dirumah sakit ini?

Jawabanya adalah: Michel adalah tersangka kecelakan beruntun di jalan tol waktu itu. Aku tidak tahu lebih jelas peristiwanya seperti apa. Saat itu aku ditelpon seseorang kalau Cinta mengalami kecelakan,dan orang itu mendapat kartu namaku dikantung mobil. Dan saat itu juga aku dikabari tante Yuli kalau Mic mengalami kecelakan di jalan tol yang sama.

Takdir bukan main mempertemukan mereka seteragis itu.

Ini semua salahku,seandainya aku tidak memberi tahu Mic kalau Cinta datang kelestoranku mungkin Mic masih santai dengan pertemuan pentingnya dan tidak kelestoranku utuk bertemu dengan Cinta dan seandainya aku membiyarkan Cinta menunggu temanya menjemput dan Mic bisa bertemu dengan Cinta mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi.

Ini suma gara-gera perasaanku yang picik. Saat aku memberi tahu Mic dan Mic ingin menyul kelestoran. Saat itu hatiku berdenyut ketika membayangkan Cinta dan Michel bertemu. Saat itu aku mencari ide bagaimna Cinta cepat pergi dari lestoranku agar tidak bertemu Mic dan ideku berhasil.

Keberhasilan itu membuat aku menyesal setengah mati.

Wanita yang membuat hatiku bergetar kini berbaring dengan kondisi diambang maut. Kadang hatiku ikut teremas saat mengingat tawanya ditengah hujan dan lambaian tanganya seakan menyampaiakn selamat tinggal untukku.








Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang