I.L19

891 64 6
                                    

Albie.



Aku terbangun dari tidurku. Nafasku memburu,keringatku bercucuran. Aku mengusap wajahku lalu meraih segelas air diatas nakas yang memang selalu aku sediakan.

Aku bangkit dari tempat tidur lalu meraih salah satu buku diari Cinta. Aku menimang-nimang apakah aku harus membacanya,perihal mimpi buruk yang datang menghampiriku.

Aku bermimpi kalu Cinta terjatuh kejurang dan aku tidak berhasil meraih tanganya.

Aku memutuskan meletak buku itu,sejujurnya sampai detik ini aku tidak pernah membuka atau membacanya,perasanku tidak pernah siap mengetahui perasaan Cinta selam ia menjalani hubungan denganku.

Aku melangkahkan kakiku kekamar mandi. Aku memutuskan untuk mengambil wudhu. Setelah selsai, aku mengelar sejadah.

Ini keputusan yang tepat. Sholat dan menengkan diri,semoga mimpi buruk itu bukan hal yang buruk juga.

Setelah selsai sholat dan memanjatkan Do'a untuknya. Aku kembali ketempat tidurku karna jam masih menunjukan jam tiga pagi.

Ketika aku hampir terlelap. Sebuah deringan phonsel diatas nakas membuat aku membuka kelopak mataku kembali. Aku meraih phonselku,aku melihat nomer asing yang menelphonku.

"Halo !"

Sapaku setelah aku menggeser layar phonselku untuk menjawab pangilan tapi diseberang sana tidak ada suara.

"Halo ! Halo !"

Sapaku lagi tapi tidak ada tanggapan,aku melihat layar phonselku yang masih tersambung dengan sang penelphone.

"Halo siapa ini?"

Tanyaku. Aku mendengar desahan nafas disana. Aku menunggu seseorang yang entah siapa menelphone dipagi buta seperti ini.

" Cinta dirawat di Asklepios Klinik Barmbek, Jerman. No 009"

Setelah memberitahu dimana Cinta dirawat, seseorang yang entah siapa langsung memutuskan sambungan.

Aku bergegas mencari koper dan memasukan baju-bajuku. Aku juga membawa beberapa buku diari Cinta,aku juga tidak tahu kenapa aku membawanya. Tapi perasaanku mengatakan aku harua membawanya.

Setelah selesai,aku menghubungi kenalanku untuk memesankan aku tiket penerbangan. Tidak lama aku mematikan sambungan dari kenalanku, phonselku kembali berdering. Dan lagi-lagi nomer asing. Ketika aku angkat,aku hanya mendengar suara isakan tangis.

"Cinta.. Al...Cinta"

Aku tertegun ditempat. Ini suara Zahra,apa Zahra suda berada disana? Apa kondisi Cinta semakin parah atau ia......

Aku mengelengkan kepalaku. Zahra masih terisak diseberang sana.

"Kamu dimana?"

"Aku berada di jerman,tadi malam aku sampai disini. Aku yakin disana masih petang"

"Iya. Bagaimana keadaan Cinta"

Zahra diam. Tapi suara isakan tangisanya masih terdengar.

"Jangan buat aku khuatir,bagaimana keadaan Cinta?"

"Mereka sudah memberi rahumu kan dimana Cinta,sekarang cepatlah ke Jerman Al"

"Aku tanya Za,bagaimna keadaan Cinta"

Aku berteriak ketika Zahra tidak memberitahukanku bagaimna keadaan Cinta. Zahra semakin terisak diseberang sana dan itu membuat lututku tiba-tiba lemah.

"Aku mohon ! Kasih tahu aku Za"

Mohonku lalu terduduk dilantai. Aku menyiapkan diri untuk mendengar kabar yang akan disampaikan Zahra tapi aku mendengar Zahra hanya menangis.

"Zah-

"Ci-Cinta.....Al...ia kembali... keritis...para Dokter masih menanganinya didalam. Sa..salah satu suster mengatakan kepada kami... kalau Cinta mungkin tidak dapat bertahan lagi-

Phonselku terjatuh. Aku tidak mendengar kelanjutan ucapan Zahra lagi.

Apa mimpi burukku tadi itu sebuah bertanda?

Air mataku menetes berlahan,aku menumpahkan semua rasa kepedihan dan sedihku.

Tuhan... jangan ambil dia dari sisiku. Kumohon... apapun akan aku lakukan untuk hidupnya.

Aku berjanji...

Ingat Aku ! Lumpuhkan Ingatanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang